Minta Perlindungan, Sopir Truk Tewas Dianaya Warga di Hadapan Polisi Bersenjata, Kapolda Papua: Kalau Anggota Bertindak Tegas, Akan Ada Korban Juga

Minggu, 01 Maret 2020 | 08:00
(Tribunnews)

Sopir truk tewas diamuk massa di depan polisi yang membawa senjata

Suar.ID -Seorang sopir truk tewas setelah menjadi korban aksi main hakim sendiri yang dilakukan warga .

Kejadian tersebut terjadi di Jalan Trans Nabire, Dogiyai, Papua, pada Minggu (23/2/2020).

Akibatnya, sopir truk bernama Yus Yunus (26), warga Desa Sugihwaras, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, tewas.

Yus Yunus tewas akibat luka parah di sekujur tubuh hingga kepala.

Baca Juga: Sopir Angkot Keheranan, Begal yang Satu Ini sudah Dikeroyok oleh 10 Orang, Namun tidak Terluka Sedikitpun, Terungkap Rupanya sedang Membawa Benda Mistis Ini: Ngeri juga, Saya Lihat Betul!

Penganiayaan massa diungkap sang kakak melalui akun facebooknya, Anhy Nayah, 25 Februari 2020 yang menggunggah video amatir yang berujung kematian Yus Yunus.

Dalam video berdurasi 5 menit itu, warga netizen yang mempertontonkan seorang seorang pria dianiaya sekelompok warga menggunakan batu kayu bahkan senjata tajam.

Padahal dalam video tersebut korban sudah diamankan pihak kepolisian setampat, namun masyarakat tersebut terus melakukan penganiayaan hingga korban tewas di lokasi kejadian.

Tercatat beberapa kali Anhy Nayah mengunggah peristiwa kematian adiknya dengan caption berbeda.

Bantu di viralkan sawadara kasihan adekq yg meminta pertolongan tapi di biar kan sj. Mana rasa kemanusian nya ini pihak kepolisian,, kasian adekq lari" sana sini minta pertolongan tapi tdk ada yg bantu,, malah pihak kepolisian dgn santai nya melihat adekq di hajar massa. mana keadilan mu,, mana yg namanya mengayomi masyarakat,, mana yg katanya dari masyarakat untuk masyarakat.

Baca Juga: Cerita Pak Dayat, Penjaga Pulau Sebaru Kecil yang jadi Tempat Observasi 188 Warga Negara Indonesia dari Kapal World Dream: Kerja dari Jam 8 Pagi sampai Jam 4 Sore

Ya Allah kasian adekq tolong di bantu viralkan kasian adek ini berusaha hindari noge yg kecelakaan nabrak babi di jalan makanya mobil adek masuk ke semak semak krn menghindari eh malah adekq yg di tuduh nabrak & di amuk massa,, anehnya lagi adekq di bunuh di dpn aparat tanpa pertolongan sama sekali,, ya Allah kasian adekq sudah lari lari minta pertolongan tapi tdk di aman kan sama sekali.

Polisi kalian tdk punya hati betul,, tinggal berdiri di belakang truk,, ninton pegang senjata,, membiarkan adekq di amuk massa ya Allah mohon ke adilan mu,, mana ke adilan yg ada di indonesia,, Ya allah sy tdk tetima sekali adekq di siksa di TKP di depan polisi,, sedangkan polisi hanya berdiam pegang senjata,,, ya Allha tunjukan ke adulan mu, mana masyarakat indonesia,, mana anak mandar bugis kalian tega kah kami di perlakukan kayak binatang,, ya Allah harus kemana kami mengadu. haruskah kami di perlakukan seperti binatang.

Kejadian ini memicu kecaman hingga aksi solidaritas dari warga Polewali Mandar (Polman).

Informasi yang dihimpun aksi main hakim sendiri meski pun korban sudah berlindung pada polisi dipicu kematian warga lokal pengendara sepeda motor atas nama Damianus Mote (37).

Informasi yang berkembang warga menduga Damianus Mote (37) meninggal ditabrak truk yang dikemudikan Yus Yunus.

Namun informasi lain menyebut Damianus Mote (37) meninggal setelah motornya menabrak babi.

Baca Juga: Mau Diajak Berhubungan Intim di Udara, Pramugari Ini Raup Banyak Uang dari para Penumpangnya!

Bahkan babi yang ditabrak juga mati.

Sedangkan Yus Yunus yang datang dari pedalaman menuju Nabire mencoba menghindari korban Damianus Mote (37).

Seakan tidak menyadari bahaya yang akan menghampirinya, Yus Yunus tidak langsung kabur, tapi melapor ke polsek terdekat.

Lalu bersama anggota polisi, Yus Yunus turun menuju lokasi.

Sayang nyawanya melayang saat dilokasi kecelakaan.

Setelah menganiaya Yus Yunus hingga tewas massa membakar truk yang dikemudikan korban.

Menanggapi kasus ini, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw di Jayapura menegaskan akan menurunkan tim guna melakukan penyidikan dan penyilidikan lebih lanjut terkait kasus penganiayaan tersebut.

“Tim sudah kami turunkan dan kami akan coba klarifikasi dan mencari fakta guna mengatahui apa sesungguhnya yang terjadi dalam kejadian itu,” ungkap Kapolda di Mapolresta Jayapura Kota, Kamis (27/2/2020) pagi, seperti dikutip dari tribratanews pold papua.

Menurut Kapolda dari informasi yang didapatkan korban penganiayaan dicurigai merupakan pelaku tabrak lari yang menewaskan seorang warga asli setempat, namun faktanya salah sasaran.

“Saya secara pribadi prihatin terhadap kasus penganiayaan yang menewaskan supir itu.

Yang jelas saya dapat informasi korban dicurigai merupakan pelaku tabrak lari terhadap korban yang meninggal, namun ternyata bukan dia sebenarnya.

Artinya salah sasaran.

Dan kami akan tindak para pelaku,”beber Kapolda.

Baca Juga: Virus Corona Tambah Parah, Warga Wuhan Semakin Menderita, dari Kondisi Makanan yang Memprihatinkan hingga Harga yang tak Masuk Akal!

Disinggung adanya pembiaran yang dilakukan anggota saat ternyadinya kasus pengeroyokan?

Kapolda mengungkapkan apabila ada upaya tegas dari anggotanya makan akan ada korban jiwa.

“Kalau saya bayangkan anggota melakukan tindakan tegas terhadap masyarakat itu, maka akan ada korban juga kerena sebenarnya itu situasional.

Seharusnya tidak dihakimi, mengingat korban sudah dalam pengawasan perlindungan kepolisian,”cetusnya.

Terbaru Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa SIP angkat bicara terhadap kasus kematian Yus Yunus.

Berikut keterangan lengkap Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa SIP yang dikutip dari akun facebook Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi:

Pada hari Minggu, 23 Februari 2020, telah terjadi kecelakaan lalu lintas dan pengeroyokan di Jalan Raya Trans Papua, di Kampung Ekimani, Distrik Kamu Utara, Kabupaten Dogiyai. Akibat kecelakaan dan pengeroyokan ini menyebabkan seorang pengendara motor atas nama DEMIANUS MOTE (37 tahun), warga Kabupaten Dogiyai, dan sopir truk atas nama YUS YUNUS (27 tahun) asal Polewali Madar, Sulawesi Barat meninggal dunia.

Kejadian ini telah menjadi viral dan mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan. Berkaitan dengan itu dan dalam rangka untuk menyelesaikan masalah ini secara baik, jujur dan adil, saya selaku Bupati Dogiyai menyampaikan beberapa pernyataan sebagai berikut.

(1) Pemerintah Kabupaten Dogiyai atas nama PARA PELAKU penyeroyokan dan pembunuhan serta seluruh masyarakat Kabupaten Dogiyai menyampaikan TURUT BERDUKA CITA dan PERMOHONAN MAAF yang sebesar-besarnya kepada pihak KORBAN almarhum YUS YUNUS dan keluarganya dan kepada seluruh warga Polewali Mandar dan warga Sulawesi yang berada di Polewali Mandar, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Nabire dan dimanapun berada. Kami berdoa semoga arwahnya diterima oleh ALLAH, Tuhan Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkannya diberi penghiburan dan kekuatan untuk menjalani hidup ini. Dan kami berharap semoga permohonan maaf kami dari lubuk hati yang terdalam ini dapat diterima.

(2) Pemerintah Kabupaten Dogiyai juga menyampaikan TURUT BERDUKA CITA atas meninggalnya almarhum DEMIANUS MOTE. Semoga arwahnya diterima oleh ALLAH, Tuhan Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkannya diberi penghiburan dan kekuatan untuk menjalani hidup ini.

(3) Perlu diklarifikasi dan dipertegas mengenai satu hal yang simpang siur dan tidak benar, bahwa pengeyorokan dan pebunuhan terhadap sopir YUS YUNUS bukan sebagai upaya balas dendam atas kematian BABI, karena para pelaku yang melakukan penganiayaan dan pembunuhan terhadap YUS YUNUS tidak mempersoalkan kematian babi. Tetapi hal ini karena tersulut emosi melihat kematian DEMIANUS MOTE yang DICURIGAI ditabrak oleh truk. Sehingga diharapkan untuk tidak mengembangkan dan menyebarluarkan isu seolah-olah nyawa babi dibalas dengan nyawa manusia. Sekali lagi saya pertegas bahwa ini tidak benar!

(4) Beberapa pihak mempunyai pemahaman dan kronologis yang berbeda-beda mengenai masalah ini, dan perbedaan itu menyebabkan tanggapan yang berbeda-beda pula. Untuk itu, agar masalah tidak menjadi simpang siur dan agar menjadi terang-benderang sesuai dengan kejadian yang sesungguhnya, maka kami mempercayakan pihak berwajib (kepolisian) untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah ini. Dan diharapkan hasil penyelidikan secara baik dan benar itulah yang perlu dipercayai.

(5) Pemerintah Kabupaten Dogiyai tidak mengharapkan masalah ini membesar, meluas dan menyimpang dari kejadian yang sebenarnya. Perlu dipahami bersama bahwa masalah ini tidak ada kaitan dengan kepentingan politik, rasisme, agama, suku, kepulauan dan lainnya. Dan juga ini bukan masalah antara orang Dogiyai dengan orang Polewali Mandar atau masalah antara orang Papua dan orang non-Papua. Masalah ini murni kecelakaan lalu lintas dan kriminal. Karena itu dimohon untuk tidak mengaitkan masalah kecelakaan lalu lintas dan kriminal ini dengan masalah politik, rasisme, agama, suku, kepulauan, dan lainnya.

(6) Pemerintah Dogiyai MEMOHON semua pihak, terutama pihak korban dan pelaku untuk MENAHAN DIRI dan TIDAK MELAKUKAN AKSI BALAS DENDAM atas permasalahan ini. Semua pihak harus menyerahkan penyelesaian masalah ini melalui proses hukum.

(7) Pemerintah Kabupaten Dogiyai mendukung seluruh proses penyelidikan terhadap masalah ini, yang sedang dilakukan oleh pihak berwajibn (POLSEK Kamu, POLRES Nabire dan POLDA Papua). Diharapkan kepada semua pihak juga untuk mendukung proses hukum ini.

Demikian pernyataan yang dapat kami sampaikan dengan maksud agar masalah ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya. Terimakasih.

Kigamani, 28 Februari 2020

Bupati Dogiyai,

YAKOBUS DUMUPA, S.IP

(facebook/tribratanews polda papua)

Baca Juga: Sang Ayah Jadi Korban Tabrak Lari, Jessica Iskandar Beberkan Kodisi Terkini Ayahnya Sambil Menangis Bicarakan Nasib Pernikahannya

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Di Depan Polisi Bersenjata Sopir Truk Tewas Dianiaya Massa di Nabire, Kapolda Papua Angkat Bicara

Tag

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber Tribunmedan