Informasi Terbaru: Data Siswa SMPN 1 Turi yang Hanyut saat Mengikuti Kegiatan Pramuka Susur Sungai Sempor

Sabtu, 22 Februari 2020 | 08:45
Instagram @ndorobeii

Proses pencarian siswa SMPN 1 Turi yang hanyut di sungai sempor.

Suar.ID - Sejumlah siswa SMPN 1 Turi hanyut di Sungai Sempor, Pedukuhan Dukuh, Desa Donokerto, Turi, Sleman pada Jumat (21/2/2020).

Melansir dari Kompas.tv, kegiatan ini diikuti oleh 256 siswa SMP Negeri 1 Turi.

Rinciannya adalah 127 siswa kelas VII dan 129 siswa kelas VIII.

Para siswa ini menggelar kegiatan pramuka susur sungai Sempor.

Baca Juga: Tafsir Mimpi Jatuh ke Sungai, Benarkah ini Malah Pertanda Baik?

Saat dimulai belum turun hujan, namun kondisi di hulu sungai sudah hujan deras.

Banjir dari hulu sungai pun menghantam para siswa yang sedang menyusuri sungai.

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 15.20 WIB.

Sejumlah siswa pun hanyut dan ada yang tenggelam.

Baca Juga: Inilah Kebijakan Ahok Zaman Dulu Terkait Normalisasi Sungai dan Waduk yang Jarang Diketahui Orang: Gratiskan BPHTB

Sebagian siswa langsung naik ke permukaan dan pulang sebelum didata oleh pihak sekolah.

Hingga pada pukul 16.00 WIB Tim SAR gabungan mulai mencari dan mengevakuasi para korban.

Berdasarkan data yang dikutip dari Instagram @ndorobeii hari ini (22/2/2020) pukul 23.40, hingga kini 4 siswa masih di nyatakan hilang dan 6 siswa telah dinyatakan meninggal dunia.

Sampai saat ini team SAR Gabungan masih melakukan pencarian korban.

Bupati Sleman Sri Purnomo menyebut, peristiwa hanyutnya siswa SMPN 1 Turi Sleman yang terjadi di Sungai Sempor merupakan kecerobohan pihak sekolah.

Sebab, kegiatan susur sungai dilakukan saat musim hujan.

Instagram @ndorobeii

Banyak orang terlibat dalam proses pencarian siswa yang hilang karena hanyut di sungai sempor.

Baca Juga: Demi Cinta Sungai Meluap pun Ku Seberangi, Viral Seorang Pengantin Wanita Seberangi Sungai yang Meluap Demi Menjemput Masa Depannya

"Ya itu kecerobohan, artinya melaksanakan kegiatan-kegiatan di sungai pada saat musim hujan. Itu sangat berbahaya," ujar Bupati Sleman Sri Purnomo saat ditemui di lokasi, Jumat (21/2/2020).

Menurut Bupati Sleman, di saat musim penghujan, kegiatan Pramuka bisa dilaksanakan di dalam sekolah bukan di lokasi berbahaya seperti di sungai.

"Tetapi ini mereka mengadakan kegiatan di luar lingkungan sekolah, berada di perairan."

"Ini kan sangat bahaya sekali," ucapnya.

Terbukti, karena air sungai banjir mendadak, ada sebagian siswa yang dapat menyelamatkan diri.

Namun, ada yang tidak mampu menyelamatkan diri.

Kompas

Bupati Sleman Sri Purnomo

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Normalisasi Sungai kepada Anies Baswedan, Begini Jawaban Gubernur DKI Jakarta Itu: Itu Programnya Pak Menteri

"Ada yang meninggal sejumlah enam anak," jelasnya.

Menurut Bupati Sleman, pihaknya akan segera melakukan evaluasi agar tak ada lagi kejadian serupa yang terulang kembali.

"Ini sebagai pelajaran yang sangat mahal bagi kita Kabupaten Sleman dan bagi masyarakat di mana pun berada. Mudah-mudahan jangan sampai terulang lagi," ujarnya.

Semua kegiatan susur sungai di musim penghujan ini, lanjutnya, dihentikan sementara.

"Semua dihentikan untuk kegiatan susur sungai, kemudian kami mengingatkan mereka yang sedang melakukan penambangan," katanya.

Diungkapkannya, tim SAR saat ini masih terus berusaha mencari siswa yang belum diketemukan.

Termasuk mengecek dirumah siswa yang belum diketemukan.

"Kita terus lanjutkan pencarian di Sungai Sempor," katanya

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber : Kompas.com, Instagram, KompasTV

Baca Lainnya