PSK yang Digerebek Andre Rosiade Mengaku 'Dipakai' Terlebih Dahulu, Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat Bantah: Saya Masuk Belakangan

Sabtu, 08 Februari 2020 | 08:15
Tribunnews.com

Andre Rosiade dan PSK N

Suar.ID - Pihak Kepolisian RI tak mempermasalahkan tindakan Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat, Andre Rosiade, yang menggerebek pekerja seks komersial (PSK).

Melansir dari Kompas.com, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Argo Yuwono mengatakan, masyarakat boleh saja melakukan hal semacam itu asalkan langsung menyerahkan pelaku ke polisi.

"Semua orang, masyarakat, seandainya menemukan suatu tindak pidana, misalnya copet, ada pencuri."

"Boleh enggak menangkap? Boleh, tetapi langsung diserahkan kepada pihak kepolisian," ujar Argo di Gedung KKP, Jakarta Pusat, Jumat (7/2/2020).

Baca Juga: Kena Karma Instan, Selebgram Ini Tuai Akibat dari Ulahnya Ngaku-Ngaku Terjangkit Virus Corona hingga Bikin Pesawat Mendarat Darurat

Argo pun mencontohkan warga yang rumahnya kemalingan.

Menurut dia, warga boleh menangkap pelaku.

Namun, ia menekankan agar pelaku langsung diserahkan ke pihak berwajib agar dapat diproses secara hukum.

"Contoh, ada masyarakat yang rumahnya kecurian, dia bisa mendapatkan tersangka itu, bisa menangkap sendiri, boleh. Boleh."

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Sabtu 8 Februari 2020: Aquarius Tertekan, Scorpio Terbebas dari Masalah

"Kemudian diserahkan ke kepolisian atau yang berwajib agar dilanjutkan ke proses berikutnya," tutur dia.

Sebelumnya, Polda Sumbar menggerebek praktik prostitusi online di salah satu hotel berbintang di Kota Padang, Minggu (26/1/2020).

Dalam penggerebekan itu, polisi mengamankan AS (24) yang diduga sebagai muncikari dan seorang wanita berinisial N (27) sebagai PSK.

Selain itu, kepolisian mengamankan beberapa barang bukti berupa uang sebesar Rp 750.000, ponsel milik pelaku, dan satu alat kontrasepsi yang belum dipakai.

Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, penggerebekan itu dilakukan setelah pihaknya mendapat laporan dari anggota DPR RI Andre Rosiade terkait adanya praktik prostitusi online di salah satu hotel berbintang di Padang.

Setelah mendapatkan laporan itu, Polda Sumbar menurunkan tim siber Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) yang dikomandoi Panit II Unit V Ditreskrimsus AKP Indra Sonedi.

"Kemudian polisi melakukan penggerebekan di hotel tersebut dengan mengamankan pria yang diduga mucikari AS (24) dan wanita N (27) sebagai pekerja seks komersialnya," kata Stefanus.

Meski penggerebekan dilakukan beberapa waktu lalu, kini kasus ini kembali heboh.

Baca Juga: Dipaksa Tutup Mulut tentang Bahaya Virus Corona hingga Diancam, Dokter yang Pertama Kali Peringatkan Wabah Mematikan Itu Meninggal Dunia, Begini Kisahnya

Andre Rosiade Bantah Pakai PSK

Kompas TV

Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat Andre Rosiade

Nama Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat, Andre Rosiade, mencuat setelah pengakuan wanita yang digerebek tersebut di sebuah media.

Wanita berinisial N ini merasa sudah dijebak oleh Andre Rosiade.

Tak hanya itu, wanita tersebut juga menyesalkan bahwa dirinya "dipakai" terlebih dahulu sebelum digerebek.

Menurut pengakuan wanita asal Sukabumi tersebut, ia sempat berhubungan badan terlebih dulu sebelum akhirnya digerebek oleh Polisi bersama Andre Rosiade.

Andre Rosiade akhirnya angkat bicara soal tudingan kepada dirinya tersebut.

Dihubungi TribunPadang.com, Rabu (5/2/2020) anggota DPR RI Andre Rosiade membeberkan kronologi penggerebekan tersebut.

Dijelaskannya, penggerebekan bermula dari laporan dari masyarakat yang diterimanya sempat resah atas dugaan praktik prostitusi online di Kota Padang.

Selanjutnya, Andre Rosiade berkunjung ke Kota Padang hingga mendapati dugaan praktik prostitusi online, pada 26 Januari 2020 lalu.

Pada saat itu, lanjutnya, masyarakat juga sempat memperlihatkan aplikasi online yang digunakan oleh PSK tersebut kepada Andre Rosiade.

Selanjutnya, atas laporan yang diterimanya dari masyarakat itu, kemudian Andre Rosiade melaporkan kepada pihak kepolisian (Polda Sumbar).

Berselang kemudian, pihak kepolisian dari Subdit V Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumbar mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).

Baca Juga: Bukan Hasil Autopsi Mendiang Lina, Ternyata Ini yang Bikin Rizky Febian Trauma Setelah Kematian Ibunya: Apalagi yang Dimainkan Almarhumah, Kasihan Nggak Tenang

"Itu disaksikan banyak orang, termasuk wartawan. Ada lima hingga enam anggota tim Polda Sumbar di situ," kata Andre Rosiade.

Setelah itu, masyarakat memperlihatkan aplikasi MiChat itu kepada petugas kepolisian tersebut.

Kata polisi saat itu, silakan dibuktikan, pihak kepolisian back up untuk penegakan hukumnya.

Lalu, masyarakat yang melapor membuktikan dengan memesan melalui aplikasi.

Karena, masyarakat itu sibuk mengurus pemesanan di aplikasi, negosiasi dan segala macamnya, ajudan Andre Rosiade bernama Bimo membantu memesankan kamar.

"Bimo memesan kamar ke resepsionis. Dia juga yang membayar dan memberikan bukti KTPnya."

"Anehnya, pihak hotel menulis namanya Andre Rosiade bukan Bimo, padahal yang datang ke resepsionis Bimo dan pakai KTP Bimo," terang Andre Rosiade.

Setelah itu, yang bersangkutan (masyarakat yang memesan) langsung datang ke kamar hotel 606 karena wanita tersebut akan datang.

Selang beberapa menit kemudian, polisi bersama Andre Rosiade dan sejumlah wartawan menyusul.

Saat kamar dibuka, pengakuan Andre Rosiade yang masuk awalnya itu adalah polisi.

Setelah polisi menemukan dan mengumpulkan barang bukti serta keterangan, baru Andre Rosiade masuk ke ruangan itu.

"Saya masuk belakangan. Baru disebutkan BB masih utuh, kondom masih utuh," ucap Andre Rosiade.

Baca Juga: Viral di Twittet Foto Saldo Rekening King of the King Sebesar RP720 Triliun, BNI pun Langsung Angkat Bicara: Kami Sudah Laporkan ke Polisi

Pihak Hotel Merasa Dirugikan

Kompas.com

Kuitansi pembayaran hotel lokasi penggerebekan PSK di Padang atas nama Andre Rosiade yang beredar di media sosial.

Pihak hotel tempat penggerebekan pekerja seks komersial (PSK) yang libatkan Andre Rosiade merasa dirugikan.

Manajemen Hotel Kryad Bumi Minang, Padang, Sumatera Barat pun akan membawa kasus ini ke ranah hukum.

Penggerebekan prostitusi online tersebut terjadi pada Minggu 26 Januari 2020 di sebuah hotel berbintang di Padang.

Seorang pekerja seks komersil (PSK) berinisial N (27) berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.

Selain itu, seorang muncikari berinisial AS (24) juga ikut diamankan.

Cara Andre Rosiade membongkar praktek prostitusi dengan menjebak PSK ini menuai kritik.

Pihak manajemen hotel bahkan ikut angkat bicara terkait penggerebekan tersebut.

Hal ini disampaikan oleh General Manager Hotel Kryad Bumi Minang, Fadjri.

Fadjri dan pihak hotel merasa menjadi korban atas penggerebekan tersebut.

"Kami ini korban, tentu akan ada respons dari kami, dan semuanya kami serahkan ke Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumbar," kata General Manager Hotel Kryad Bumi Minang, Fadjri yang dihubungi Kompas.com, Jumat (7/2/2020).

Fadjri mengatakan, jika PHRI menempuh jalur hukum, pihaknya sudah menyiapkan segala dokumentasi hingga rekaman CCTV untuk membuka tabir kejadian sebenarnya.

"Ini sudah kita siapkan. Tinggal dikeluarkan saja agar semuanya terang benderang," jelas Fadjri.

Menurut Fadjri, pihaknya selalu berkoordinasi dengan manajemen level atas dan PHRI untuk mengikuti perkembangan kasus tersebut.

"PHRI Sumbar yang akan melakukan respons terhadap kasus ini dan kita selalu komunikasi," kata Fadjri.

Dikatakan Fadjri, manajemen hotel masih menunggu langkah yang diambil PHRI dalam kasus tersebut.

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber : Kompas.com, Tribunnews.com

Baca Lainnya