Suar.ID -Seperti yang telah diprediksi sebelumnya, Predisen Donald Trump lolos dari pemakzulan yang membayanginya sejak Desember 2019 lalu.
Setelah Senat memutuskan untuk menolak adanya upaya pemanggilan saksi baru, Trump hampir dipastikan akan lolos dari pemakzulan.
Hakim Ketua Mahkamah Agung John Roberts membebaskan dia dari dakwaan penyalahgunaan kekuasaan, dan upaya menghalangi penyelidikan Kongres.
Dilansir AFP Rabu (5/2/2020), Trump lolos dari pemakzulan dengan perbandingan 52-48 untuk dakwaan pertama, dan 53-47 terkait dakwaan pemakzulan kedua.
"Dua per tiga senator tidak menemukan dia bersalah ata dakwaan yang disajikan. Karena itu, Donald John Trump, dibebaskan," kata Roberts.
Pasal pertama merujuk kepada upaya sang presiden untuk menahan bantuan militer Ukraina, agar mereka menyelidiki calon rivalnya di Pilpres AS 2020, Joe Biden.
Kemudian pasal kedua menitikberatkan bagaimana Trump menghalangi upaya DPR AS dalam memanggil saksi atau meminta bukti dari Gedung Putih.
Dua pasal yang disangkakan tersebut tidak mendapat dua pertiga dukungan untuk aktif.
Baca Juga: Donald Trump Tiba-tiba Menarik Diri dari Peluang Perang dengan Iran, Beginilah Alasannya
Untuk pasal pertama, hanya 48 anggota Senat AS yang mendukung, di mana Senator Republik, Mitt Romney, membelot dengan mendukung Demokrat.
Sementara pada pasal menghalangi penyelidikan Kongres, perbandingan suaranya adalah 53-47.
Dengan hasil tersebut membuat Trump lolos dari pemakzulan.
Lolosnya Trump dari pemakzulan ditanggapi Ketua DPR AS Nancy Pelosi dengan pernyataan bahwa Trump tetap akan menjadi ancaman demokrasi.
Seusai putusan, Nancy Pelosi mengatakan bahwa Senator Republik telah memaklumi pelanggaran hukum yang dilakukan oleh Trump.
Belum reda pemberitaan lolosnya Trump dari pemakzulan, publik Amerika kembali dihebohkan dengan video kontroversial Nancy Pelosi yang merobek naskah pidato kenegaraan Trump.
Pelosi awalnya terlihat membuat robekan kecil di sisi naskah tersebut.
Dikutip dari CNN (6/2/2020), Pelosi menganggap salinan naskah pidato kenegaraan Trump sebagai kumpulan pernyataan palsu.
"Saya merobek manifesto ketidakbenaran," kata Pelosi pada konferensi pers Capitol Hill, Kamis (6/2/2020).
"Itu diperlukan untuk mendapatkan perhatian orang-orang Amerika dan untuk mengatakan: 'Ini tidak benar. Dan beginilah hal itu memengaruhi Anda.'
Dan saya tidak memerlukan pelajaran apa pun dari siapa pun, terutama Presiden Amerika Serikat, tentang martabat."
Pelosi juga mengatakan pidato Trump mencerminkan 'pemiikiran yang sama sekali tidak berhubungan dengan kenyataan'.
"Kami tidak ingin ruang Dewan Perwakilan Rakyat digunakan sebagai latar belakang untuk salah satu reality show-nya," tambahnya, mengkritik komentar Trump khususnya tentang melindungi orang Amerika.
Trump dan Pelosi beberapa kali terlibat dalam momen perang dingin sejak Rabu (5/2) malam.
Bermula dari Trump yang mengabaika jabatan tangan Pelosi.
Dan kini berujug dengan Pelosi yang merobek naskah pidat kenegaraan Trump usai Presdien AS tersebut selesai berbicara.
Simak videonya berikut: