Suar.ID -Beberapa waktu lalu sebuah video menjadi viral di media sosial.
Dalam video ini memperlihatkan seorang anak korban bullying yang tertidur di kasur sambil menangis menahan sakit di jarinya.
Video ini awalnya diunggah di sebuah akun Twitter @black_valley1 pada Sabtu (1/2).
Mulanya nampak seorang anak laki-laki yang terbaring di sebuah ranjang menangis sambil menahan sakit.
Anak laki-laki ini menangis sambil berguling sesekali saat tangannya akan diobati.
Jari jemari di tangan kanannya ini terlihat bengkak dan membiru.
Tak cuma itu bahkan pergelangan tangan kanannya juga lebam membiru.
Seorangwanita yang diduga ibu anak inipun sempat akan membasuh dan mengobati jari jemari anak ini.
Tapi anak ini sempat mengatakan kalau merasakan sakit yang luar biasa.
"Perih Bun, perih bund..." teriak MS ketika memasukan jemarinya ke dalam gelas plastik berisi air.
"Pelan-pelan," ucap seorang perempuan.
Terlihat di ruangan anak ini berada ia tak sendirian.
Ia juga ditemani oleh keluarga lainnya.
Anak ini sendiri hanya bisa teru8s menangis dan merintih menahan sakit yang dideritanya akibat menjadi korban bullying.
Akun pengunggah video ini juga sempat menuliskan sedikit caption pada video tersebut.
"Gak bisa ngebayangin kalo ini terjadi pada anak atau adik2 kita.Korban dibully oleh temen sekolahnya..Entah apa yg ada dipikiran mereka sampe terjadi sprt ini..Dan para pelaku sementara ini hanya disanksi diatas materai bahwa tdk akan mengulanginya lagi.." tulis No Doubt.
Videonya ini pun menjadi viral dan diunggah kembali dimedia sosial lainnya.
Salah satunya di sebuah akun instagram @fakta.indo dan menuai berbagai komentar dari netizen.
"Harus ditindak lanjuti kasus itu, supaya mreka jera, bila perlu masukin penjara aja sekalian," komen akun @mk.agungjr03.
"Biaya pengobatan mungkin ga seberapa, ditambah ada bpjs.. tapi kesehatan jiwa siapa yg bisa gantiin?" lanjut akun @innocyntia.r.
"SEHARUSNYA SEKOLAH AMBIL TINDAKAN TEGAS, JANGAN LEMBEK," tulis akun @khim_arifin.
Pelaku Bullying 7 Siswa
Dilansir Kompas.com, kejadian bullying yang dialami oleh anak laki-laki dalam viceo tersebut terjadi di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)16 Kota Malang.
Viralnya video tersebut, Polresta Malang Kota pun segera menyelidiki kasus bullying tersebut.
Pihak Polresta sendiri mengaku sudah mendapatkan laporan terkait kejadian bullyin ini.
“Kita masih dalam tahap penyelidikan. Karena kita belum bisa menyentuh pada para saksi yang ada di sekolah, termasuk juga murid-murid yang terlibat,” kata Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata di Mapolresta Malang, Sabtu (1/2/2020).
Dikarenakan pelaku dan korban yang masih dibawah umur, Polresta Malang Kota pun menangangi kasus ini dengan berpedoman pada Undang-Undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.
“Kita tindaklanjuti. Untuk pasal, pasal 80 ayat 2 karena ini luka berat.
"Ancamannya juga 5 tahun dengan Rp 100 juta,” katanya.
Leonardus pun sempat mengungkapkan kalau kejadian bullying antar siswa ini sudah terjadi pada pekan lalu.
Baca Juga: Sederet Artis Kondang Ini Rela Lakukan Hal Ini Demi Pernikahan Isyana Sarasvati
Sayangnya pihak korban memilih untuk tak melaporkannya.
Meski korban sendiri harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Lavalette Kota Malang akibat bullying yang dialaminya.
Namun setelah kasusnya viral dan banyak dibicarakan oleh orang, pihak korban akhirnya melaporkan kasus ini.
Korban yang berinisial MS (13) sendiri masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Lavalette Kota Malang.
Ini dikarenakan sejumlah tubuh korban mengalami luka memar.
Selain itu korban juga masih trauma dengan kejadian yang dialaminya ini.
“Kemarin kita sudah besuk di Rumah Sakit Lavallette, menyaksikan bahwa kondisi korban masih sakit. Di beberapa bagian tubuhnya, di bagian pergelangan tangan, pergelangan kaki, juga di bagian punggung belakang masih ada bekas memar,” katanya.
“Korban masih belum bisa banyak bercerita karena korban masih trauma,” katanya.
Sejauh ini sudah ada 2 saksi yang diperiksa yaitu ibu dan paman korban.
Penyidik pun rencananya akan memeriksa pihak sekolah termasuk 7 siswa yang terlibat dalam aksi bullying ini.
“Masih dua saksi yang diperiksa. Ibunya dan pamannya. Selanjutnya nanti dari pihak sekolah. Mungki dari guru-guru atau kepala sekolah. Otomatis kita panggil orang tua dari yang bersangkutan. Tapi ini karena anak, kita hormati hak-haknya,” katanya.