Suar.ID -Beberapa waktu lalu sebuah video tak biasa menjadi perbincangan jagat Twitter Indonesia.
Video ini memperlihatkan seorang balitayang menangis karena 'dihukum' duduk di rak bagasi kereta api.
Balita ini sempat menangis sambil memanggil ayahnya.
Sang ayahyang berada di bawah pun berkata, "jangan nakal ya".
Awalnya video ini diunggah oleh sebuah akun Twitter @brllntjl pada Jumat (31/1).
Video ini pun menjadi viral di media sosial.
Hingga Minggu (2/2) postingan ini sudah mendapatkan 19.9 riburetweetsdan 31.1 ribulikes.
Berikut ini beberapa komentar dari netizen.
"WKWKWKKW DEK TEGA AMAT EMAK BAPAK LUUU WKWKKWKW," komen akun @alllltuff.
"Antara kasihan sama ngakak," lanjut akun @telorituadit.
"Hahaha adeknya siapa si ini," tulis akun @nelivapramudia.
Keterangan Sang Pemilik Akun
Dilansir Tribunnews.com, sang pemilik akun yang bernama Brillian ini pun menceritakan kejadian sebenarnya.
Video tersebut adalah rekaman pada 26 Januari 2019 alias pada setahun lalu.
Saat it ia sedang menaiki kereta api Logawa dari Yogyakarta menuju Surabaya.
Rupanya ada alasan tersendiri kenapa balita tersebut duduk diatas rak bagasi kereta api.
Sang anak ternyata terus berlarian di gerbong saat kereta api berjalan.
"Seingat saya si anak sangat hiperaktif sampai mencubit seorang penumpang," ujar Brillian
Anak ini rupanya sudah mendapat teguran dari seorang ibu saat mencubit penumpang dan berlarian.
Hingga akhirnya terjadilah momen dalam video pendek tersebut.
Anak ini mendapat hukuman dari ayahnya dan didudukkan di atas rak bagasi kereta api.
Namun peristiwa ini tak berlangsung lama.
"Bapaknya dengan sabar langsung menghukum anak dengan meletakkan di atas rak bagasi seperti dalam video," tutur Brillian
Baca Juga: Hotman Paris Siap Turun Tangan dalam Kasus KDRT Nikita Mirzani: Demi Anak Ini!
Sebenarnya Brillian juga mengaku kalau tidak tega melihat sang anak diperlakukan seperti itu.
Meski begitu ia sendiri berpendapat kalau hukuman tersebut penting untuk membuat sang anak jera.
"Tetapi saya juga sadar kalaupurnishmentitu penting untuk efek jera danmendidik sang anak supaya berkembang tumbuh lebih baik lagi, tanpa melakukan kekerasan secara fisik," ungkapnya.
Mahasiswa Universitas Jember, Jawa Timur ini mengaku kagum dengan perlakuan dari orangtua sang anak.
"Saya juga kagum dengan cara orangtua sang anak yang memberikan efek jera tanpa membuat anak tersakiti secara fisik atau membentaknya di depan umum," tutur Brillian.
Ia mengungkapkan kalau di zaman sekarang ini masih saja banyak orangtua yang membiarkan anaknya berbuat sesuka hati dan marah ketika anaknya ditegur orang lain.
"Saya banyak menemui di transportasi umum ketika orang lain menegur anaknya, malah orangtuanya yang marah," pungkasnya.