Kacau! Mati-matian Agar Bisa Menang Lomba Lari 21 Km, Siswi SD Ini Menangis Sejadi-jadinya Saat Sudah Juara 1 Tapi Pulang dengan Tangan Kosong, Ternyata Ini Penyebabnya

Kamis, 30 Januari 2020 | 09:15
Pixabay

Ilustrasi menangis ketakutan

Suar.ID - Dalam setiap perlombaan, peserta tentu saja mengharapkan sebuah hadiah yang akan ia dapatkan.

Terlebih jika sudah berusaha keras hingga lelah, tentu saja karena ada sebuah hadiah besar yang diperjuangkan.

Lalu, apa jadinya jika sudah capek-capek berusaha tapi ternyata akhirnya tidak sesuai dengan yang diharapkan?

Baca Juga: Hotman Paris Dicium Emak-Emak Usai Sidang, Pengacara Kondang itu Sukses Bebaskan Kliennya dari Penjara

Asmarani Dongku, siswa kelas VI SD dari Desa Pandiri, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso menangis setelah mengetahui ia tak mendapat hadiah meski menjadi juara 1 lomba lari maraton 21 kilometer.

Lomba itu digelar Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Tengah di Kabupaten Poso dalam rangka syukuran pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawanga-Toyado, 25 Januari 2020.

Lomba lari 21 kilometer itu diikuti 40 peserta. Lari itu start dari kantor Bupati Poso dan finish di Desa Toyado, Kecamatan Lage.

"Saya menangis, capek dan tidak ada hadiahnya. Nanti di finish baru dibilang tidak ada hadiahnya. Kalau saya tahu tidak ada hadiahnya, saya tidak akan ikut Pak," kata Asmarani, di Poso, Selasa (28/1/2020), seperti ditulis Antara.

Antaranews.com
Antaranews.com

Asmarani Dongku, siswi SD yang menjadi juara 1 lomba lari maraton 21 Km di Poso

Baca Juga: Cuci Gudang di Banyak Perusahaan BUMN, Erick Thohir buat Pengakuan Mengejutkan: Mungkin Saya Cuma Menjabat Setahun, yang Goyang dan Suruh Mundur Banyak

Asmarani merupakan keluarga pelari yang hidup sederhana. Ia tertarik ikut lomba tersebut karena ajakan tetangganya.

Dia mengatakan, pengalamannya mengikuti lomba lari, selalu ada hadiah berupa uang tunai mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 3 juta untuk juara I.

Kepala Dinas PU Sulteng Saifullah Djafar mengatakan, lomba lari itu tidak memiliki hadiah.

Sebab, acara itu bukan lomba lari namun hanya acara syukuran atas selesainya pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawanga-Toyado.

Baca Juga: Masih Ngeyel, DPRD DKI Jakarta bakal Polisikan Anies Baswedan jika Lanjutkan Revitalisasi Monas!

Pemenang hanya mendapatkan medali sebagai tanda keikutsertaan dalam acara itu.

"Jadi sejak awal kita sudah sampaikan, bahwa acara ini tanpa hadiah dan gratis," jelas Saifullah yang dihubungi dari Poso.

Dia mengatakan, acara syukuran itu diikuti peserta dari Poso dan Palu yang telah mengetahui tidak ada hadiahnya.

Untuk mengikuti acara lomba lari itu, peserta harus mendaftar melalui komunitas masing-masing dan mendaftar secara kolektif ke pelaksana.

Baca Juga: Sedang Renovasi Rumah, Pria Ini Malah Temukan Lorong Misterius, Ternyata Lorong Itu Menghubungkan Sebuah Kota Kuno yang Ada di Bawah Tanah!

"Kemungkinan anak itu mendaftar tanpa diberikan informasi bahwa lomba itu tak ada hadiahnya hanya medali," kata Saifullah.

Kabag Humas dan Protokoler Pemda Poso, Wayan, mengatakan, kegiatan itu tidak ada sangkut pautnya dengan Pemda Poso.

Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu saat itu hanya diberikan waktu untuk melepas peserta lari.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menang Lomba Lari 21 Km Tanpa Hadiah, Siswi SD di Poso Menangis

Editor : Rahma Imanina Hasfi

Sumber : Kompas.com