Miliki Makna Mendalam, Inilah Penampakan Prasasti Keraton Agung Sejagat yang Berukirkan Sperma hingga logo Kerajaan Majapahit

Kamis, 16 Januari 2020 | 10:45
TribunJateng.com/ Permata Putra Sejati

Diukir oleh Pekerja Serabutan, Prasasti Keraton Agung Sejagat Selalu Dibungkus Kain Putih dan Penuh Sesaji, Bikin Takut Anak-anak yang Ingin Berangkat Ngaji Malam-malam

Suar.ID - Kemunculan sekelompok orang yang menamakan diri sebagai Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah, menuai perhatian publik.

Sejumlah foto aktivitas kelompok tersebut juga viral di media sosial.

Satu diantaranya ketika kelompok tersebut menggelar acara Wilujengan dan Kirab Budaya pada Jumat (10/1/2020) hingga Minggu (12/1/2020).

Baca Juga: Mengaku Jadi Raja Keraton Tapi Tempat Tinggal Ngontrak, Terungkap Rumah Lama Totok Santoso, Lokasi di Pingggir Rel dan Sudah Habis Terbakar

Sang Raja yang dipanggil Sinuhun mengaku kuasai seluruh dunia.

Sementara itu, sebuah batu besar disebut warga datang pada malam dini hari beberapa waktu lalu.

Bahkan keberadaan batu prasasti Keraton Agung Sejagat (KAS) dengan berbagai macam simbol dan tulisan yang terukir di permukaannya ikut ramai dibicarakan.

Banyak yang penasaran dengan arti ukiran-ukiran simbol dan tulisan yang terukir pada permukaan prasasti tersebut.

Makna batu prasasti atau ukiran batu di Kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) atau Kerajaan Agung Sejagat Purworejo dijelaskan oleh pembuatnya yakni Empu Wijoyo Guno.

Baca Juga: Jari Sudah Lepas dan Hanya Menyisakan Rambut, Penemuan Kerangka Manusia Duduk di Sofa Bikin Heboh Sekampung

Empu Wijoyo Guna adalah orang yang mengukir batu berukuran kurang lebih tinggi 1,5 meter.

Pada batu tersebut terdapat beberapa ukiran dan tulisan yang menurut Empu Wijoyo mempunyai maknanya.

"Tulisan Jawa itu artinya adalah Bumi Mataram Keraton Agung Sejagad," katanya kepada Tribunjateng.com, Selasa (14/1/2020).

Mataram sendiri adalah 'Mata Rantai Manusia'.

"Maknanya alam jagad bumi ini adalah mata rantai manusia yang bisa ditanami apapun.

Baca Juga: Heboh Potret Dirinya Saat Rumahnya Terendam Banjir Jadi Viral, Yuni Shara: Itu Abis Keramas, Ambil Pakaian Seadanya

Intinya segala macam hasil bumi adalah mata rantai manusia atau Mataram," ungkapnya.

Wijoyo menjelaskan jika pada batu terukir gambar Cakra yang menggambarkan waktu dan kehidupan manusia.

Sedangkan di dalam cakra itu terdapat 9 dewa.

Ada pula ukiran Trisula yang menurutnya memiliki makna keilmuan.

Kemudian ada gambar telapak kaki yang bermakna sebagai tetenger atau penanda.

"Telapak kaki ini artinya adalah jejak atau petilasan. Kaki itu adalah tetenger kaisar," jelasnya.

Wijoyo mengaku mengukir batu prasasti milik kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) hanya dalam waktu 2 minggu.

Baca Juga: Potret Wajah Hotman Paris Jadi Hiasan Belakang Truk dengan Kalimat 'Nakal Boleh, Anak Istri No 1', Begini Reaksi Sang Pengacara Kondang

Batu tersebut diukir sekitar 3 bulan yang lalu.

Fungsinya batu adalah sebagai penanda atau prasasti.

Menurut Empu Wijoyo, tulisan Jawa yang tertera pada batu memiliki arti sebuah pertanda bahwa ini adalah soko atau kaki atau tanda peradaban dimulai.

"Kerajaan ini adalah kerajaan dengan sistem damai. Artinya tanpa perang, berkuasa, oleh karena itu ditandai dengan deklarasi perdamaian dunia," katanya.

Seperti halnya punggawa-punggawa lainnya, Wijoyo menjelaskan jika kekuasaan seluruh dunia berada di bawah naungan KAS.

"Negara-negara di dunia adalah fasal-fasal atau menjadi bagian dari kami.

Mataram itu di semua negara ada. Mataram maksudnya adalah nama 'Mata Rantai Manusia'. Di mana ada kehidupan di situ ada bumi," ujarnya.

TribunJateng.com/ Permata Putra Sejati
TribunJateng.com/ Permata Putra Sejati

Batu prasasti milik Keraton Agung Sejagat ramai dikunjungi warga untuk berselfie

Baca Juga: Baru Saja Ditinggal Pergi Mantan Istri, Komedian Sule Dikabarkan Akan Menikah Lagi Dalam Waktu Dekat, Calon Istrinya...

Konteks yang dijelaskan oleh Wijoyo sama sekali tidak ada hubungannya dengan kerajaan Mataram.

Dia sendiri hanyalah sebatas empu atau tukang, sehingga konsep itu sendiri berasal dari Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat.

Pada batu itu terdapat pula logo ukiran simbol siang atau malam, hitam atau putih, atau juga sperma, yang melambangkan kehidupan.

Ada pula gambar simbol dua macan sebagai simbol penjaga serta ukiran empat penjuru mata angin, dan logo kerajaan Majapahit.

Pada bagian bawah batu ada gambar baruna naga yang artinya lautan.

Dia sebelum ikut menjadi punggawa atau anggota KAS memang berprofesi sebagai tukang relief yang sering membuat pahatan.

"Saya kerja serabutan, tapi kanjeng Sinuhun yang meminta saya membuatkan ukiran ini sehingga saya membuat, soal design berasal dari Sinuhun itu sendiri," ungkapnya.

Baca Juga: Masih Banyak yang belum tahu, Rupanya Raja Keraton Agung Sejagat bukanlah Penipu Sembarangan! Beginilah Modus Totok Santoso Hadiningrat dan Hukuman Berat yang akan Ia Terima

Dibungkus kain putih

Batu tersebut memiliki ukiran tulisan Jawa.

Namun demikian, keberadaan batu besar membuat sejumlah warga merasa takut dan heran sekaligus penasaran.

"Batu besar kala itu datang sekira pukul 03.00 WIB pagi.

Saya melihat ternyata sudah dibungkus kain kafan (kain putih) seperti kain mori," ujar Sumarni kepada Tribunjateng.com, Senin (13/1/2020).

Di sekitar batu itu tidak lupa ada berbagai macam sesaji dan dupa-dupa.

Selain itu, para pengikut pada waktu Subuh sudah hadir dan menghadap ke selatan seperti seakan memuja batu besar tersebut.

"Otomatis anak-anak kecil yang pada melihat merasa ngeri saat itu, bahkan membuat anak-anak malam harinya yang biasanya berangkat mengaji merasa takut dan tidak mengaji," imbuhnya.

Baca Juga: Reli Dakar Menelan Korban Jiwa, Toby Price Ceritakan Kejadian Mendebarkan Ketika Menemukan Mendiang Paulo Goncalves Tergeletak tak Berdaya di Gurun Pasir: 8 Menit Terlama dalam Hidupku

Ketika ditanya kenapa anak-anak itu hanya bisa menjawab takut dan menganggap batu itu hidup.

Karena menyita perhatian, Sumarni (56) akhirnya sempat menegur dan meminta menurunkan kain kafan tersebut.

Puncaknya adalah pada saat kirab, dan dua hari sebelumnya melakukan gladi bersih.

"Mereka itu sempat menggunakan pengeras suara saat ada adzan maghrib," terangnya.

Sumarni sudah memeringatkan dan membuat surat yang pada intinya adalah meminta mereka menghentikan berbagai macam aktifitas saat adzan dan ibadah.

Kedua adalah tidak melakukan aktifitas yang mengganggu warga saat saat istirahat.

Ketiga, adalah membersihkan lingkungan warga dari sesaji-sesaji.

"Itulah tuntutan warga dan yang jelas kami tidak ingin terganggu dengan mereka yang datangnya berbondong-bondong.Terutama yang disesalkan adalah sesaji," pungkasnya.

Baca Juga: Kisah Driver Ojek Online yang Diajak Berhubungan Badan oleh Customernya, namun Responnya Patut Diacungi Jempol! Tiba-tiba Muncul Chat yang Bikin si Driver Mengelus Dada

Artikel ini telah tayang di GridHot.ID dengan judul Dibungkus Kain Kafan, Hingga Berukirkan Sperma,Ini Penampakan Prasasti Keraton Agung Sejagat yang Bikin Takut Anak-anak, Sosok Pengukir Angkat Bicara

Editor : Rahma Imanina Hasfi

Sumber : GridHot.ID

Baca Lainnya