Suar.ID -Salah seorang korban banjir Jakarta sempat menyampaikan keluh kesahnya pada Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ia adalah Suminem Patmosuwito.
Suminem pun menggugat Anies Baswedan karena telah mengalami kerugian hingga Rp 100 juta karena rumah dan toko sembakonya terkena banjir.
Dilansir Tribunnews.com, hal ini disampaikan Suminem dalam tayangan Kabar Petang unggahan YouTube tvOneNews, Minggu (12/1/2020).
Suminem adalah seorang pedagang sembako yang tinggal di rumah dua lantai daerah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Pemukiman tempat tinggal Suminem berada di dekat sungai dengan rumah yang saling berdempetan serta jalanan yang cenderung sempit.
Ketika ditanya permintaannya untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Suminem beraharap ada ganti rugi lantaran ia tak bisa berjualan selama berhari-hari.
"Kalau saya, kalau bisa, harus bisa ya, minta ganti rugi," pinta Suminem.
"Saya kan selama habis itu (banjir) enggak bisa cari nafkah," sambungnya.
Suminem kemudian diminta menyampaikan permintaannya kepada Anies Baswedan sambil menghadap kamera seolah tengah berkeluh kesah kepada sang gubernur.
"Bu, kalau bisa berbicara dari hati ke hati kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, apa yang ingin ibu sampaikan? Apakah ibu ingin meminta ganti rugi, apa saja?" tanya presenter Seera Safira.
"Bisa langsung menghadap ke kamera sekalian bu, mungkin sekarang Pak Anies sedang melihat," pinta presenter Muhammad Sofyan.
Sambil menghadap ke kamera, Suminem menyampaikan kerugian yang dialaminya.
"Ya saya sih minta ganti rugi, apa yang saya punya (diganti)," ujar Suminem.
"Dari total kerugian kemarin kira-kira ada Rp 100 juta?" tanya Muhammad Sofyan.
"Kalau sama sembako, sama semua, ada," jawab Suminem.
Suminem berharap ganti rugi yang diberikan berupa uang lantaran ia khawatir akan terjadi banjir lagi.
"Ibu ingin diganti rugi dalam bentuk uang atau bantuan seperti tempat tidur?" tanya Seera.
"Enggak, saya minta uang saja, kalau tempat tidur entar banjir lagi, habis lagi saya," jawab Suminem.
Ia berharap pihak Anies Baswedan bisa lebih memperhatikan kondisi rakyatnya yang terdampak banjir.
"Harapan saya lebih baik lagi untuk memperhatikan yang kebanjiran-kebanjiran, itu kan banyak sekali," pesan Suminem.
Perjuangan Suminem saat Banjir
Dalam tayangan tersebut, Suminem sempat menceritakan perjuangan dirinya dan para tetangga saat menghadapi banjir.
Suminem menceritakan banjir turun semalaman dan paling deras terjadi pada 1 Januari 2020 pagi.
Keluarganya tak sempat menyelamatkan banyak barang berharaga lantaran banjir turun begitu cepat seperti banjir bandang hingga setinggi 3 meter.
"Mungkin dari jalanan kurang lebih 3 meteran kurang sedikit ya," ujar Suminem.
"6 pagi (mulai banjir), cepat naiknya kayak banjir bandang," terangnya.
Akibar banjir itu, keluarga Suminem dan para tetangga terpaksa bertahan di lantai dua dan atap rumah mereka.
Selama sehari semalam, Suminem dan para tetangga tidak bisa makan.
"Enggak (makan), habis enggak sempat, kompor terendam semua," kata Suminem.
Padahal Suminem sempat memiliki nasi sisa kemarin dan malah terjatuh ketika dibawa ke atas.
Saudara Suminem sempat menawarkan bantuan makanan namun ternyata percuma.
"Sore itu ada nasi sedikit, dibawa ke atas tumpah, terus sore dibantu sama saudara," ungkap Suminem.
"Mau beli nasi enggak?' 'Tolong deh' 'Cuma telur ceplok doang' mentah nasinya enggak jadi makan," imbuhnya.
Kondisi Suminem dan para tetangga bertahan di atap berlangsung hingga dua hari sampai akhirnya banjir surut.
Bahkan hingga saat ini kondisi pemukiman Suminem belum sepenuhnya pulih dan masih ada yang berbenah.
"Dua hari itu baru dikeluar-keluarin, sampai sekarang pun yang ngeluarin begini (barang korban banjir) masih banyak," kata Suminem.
Suminem mengaku pihak Pemprov Jakarta sama sekali tidak mendatangi pemukimannya untuk memberi bantuan.
"Setelah banjir kemudian surut, itu tidak ada satu pun dari perwakilan pemerintah yang datang untuk melihat kondisi para korban?" tanya presenter Seera Safira.
"Enggak ada, yang sekarang enggak ada," ungkap Suminem.
Suminem dan para tetangga hanya sempat mendapat bantuan dari gereja meski distribusinya tidak merata.
"Cuma kemarin dapat kiriman dari gereja, tapi enggak rata orang namanya orang segitu banyak," tuturnya.
Selain Suminem yang menggugat melalui Tim Advokasi Korban Banjir Jakarta, pihak penyewa mal ternyata juga akan mengajukan gugatan.
Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HPPBI) menuntut ganti rugi kepada Pemprov Jakarta lantaran banjir menyebabkan mal tutup.
Dikutip dari Kompas.com, Ketua HPPBI, Budiharjo Iduansjah menyebut pihaknya sudah mengirim surat kepada Pemprov Jakarta untuk membahas ganti rugi.
Diketahui, banjir yang melanda Jakarta di awal tahun 2020 ini memang menyebabkan beberapa mal tutup.
Di antaranya Mall Taman Anggrek Jakarta Barat lantaran mesin pembangkit listriknya rusak terendam banjir.
Selain itu, Mall Cipinang dan Lippo Puri Mall juga tutup lebih dari satu minggu.
(Ifa Nabila)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Hadap Kamera Bicara Hati ke Hati dengan Anies Baswedan, Korban Banjir Gugat Kerugian Rp 100 Juta".