Suar.ID - Sebagai penggagas aturan yang melarang eksporbibit lobster, eks Menteri KKP Susi Pudjiastuti menyatakan keberatan jika akhirnya ekspor dibuka kembali.
Susi menyebut lobster memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Hal itu ditanggapi oleh Susi melalui akun Twitter pribadinya pada Selasa (10/12/2019) malam, pukul 19.16 WIB.
Dalam video yang diunggah, Susi pun membandingkan harga bibit lobster yang dijual ke Vietnam dengan harga lebih murah.
Harga satu bibit hanya berkisar Rp 100.000 sampai Rp 130.000.
Terlebih lagi bila yang dijual adalah lobster mutiara.
Dia menuturkan, seorang nelayan hendaknya tidak boleh bodoh melihat harga benih lobster yang sangat kecil mencapai Rp 100.000.
Padahal, kalau dibesarkan, harganya lebih mahal dari itu.
"Satu ekor 400 gram itu sudah berapa harganya? Rp 1 juta. Kita jual ke Vietnam hanya dengan harga Rp 100.000 atau Rp 130.000."
"Nelayan tidak boleh bodoh dan kita akan dirugikan bila itu dibiarkan," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Edhy Prabowo mempertimbangkan membuka peluang ekspor lobster.
Edhy menyebut 80% benih lobster yang diimpor ke Vietnam dari Indonesia sehingga hal itu buat harga benih lobster kian melambung.
Jawaban Jokowi Terhadap Kritikan Susi Pudjiastuti
Presiden Joko Widodo menjawab kritik mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti soal rencana pemerintah membuka ekspor bibit lobster.
Jokowi mengatakan, keinginan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo untuk mencabut larangan ekspor bibit lobster harus dilihat dari efek kemanfaatan dan lingkungannya.
"Yang paling penting, menurut saya, negara mendapatkan manfaat, nelayan mendapatkan manfaat, lingkungan tidak rusak. Yang paling penting itu," ujar Presiden Jokowi saat ditanya wartawan seusai meresmikan Tol Balikpapan-Samarinda di Kabupaten Kutai Kertanegara, Selasa (17/12/2019).
Jokowi mengingatkan, ekspor bibit lobster harus memperhatikan faktor keseimbangan.
Artinya, nilai tambah untuk dalam negeri harus diperoleh dan lingkungan juga tidak rusak.
"Jangan juga awur-awuran, semua ditangkapin, diekspor, juga enggak benar," kata Jokowi.
Namun, Jokowi juga menilai, pemerintah tidak bisa hanya melarang ekspor benih lobster.
Sebab, banyak nelayan tergantung dengan ekspor benih lobster ini.
"Keseimbangan itu paling penting, bukan hanya bilang jangan (ekspor)," kata dia.
Oleh karena itu, menurut Jokowi, pemerintah bersama para pakar masih mengkaji aturan terkait ekspor benih lobster ini.
Jokowi yakin akan mendapatkan formula terbaik dari kajian tersebut.
"Saya kira pakar-pakarnya tahulah mengenai bagaimana tetap menjaga lingkungan, agar lobster itu tidak diselundupkan, tidak dieskpor secara awur-awuran, tapi juga nelayan dapat manfaat dari sana, nilai tambah ada di negara kita," ujarnya.