Suar.ID -Berita Terpopuler Tokoh Nasional 2019: Meski Kini Sudah Tiada, Inilah 10 Peninggalan BJ Habibie yang Tak Banyak Orang Tahu.
Ada yang istimewa di makam BJ Habibie usai pemakaman yang berlangsung Kamis (12/9/2019).
Ada dua pesawat kertas hasil origami di atas taburan kembang di atas pusara Presiden ke-3 RI tersebut.
Dua pesawat kertas itu diletakkan oleh peziarah untuk pria yang dikenal sebagai teknokrat kelas wahid dalam bidang kedirgantaraan itu.
Bukan hanya di pusara Habibie, masyarakat Pare-pare meletakkan karangan bunga di depan Monumen Cinta Habibie Ainun di alun-alun kota kelahiran BJ Habibie tersebut.
Pantauan Kompas.com di sekitar lokasi monumen, tampak sejumlah warga tak kuasa menahan air mata.
Mereka bersedih lantaran Sang Pahlawan Demokrasi kini telah tiada.
Bacharudin Jusuf Habibie lahir di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936.
Ia lahir di rumah dinas ayahnya, Abdul Jalil Habibie yang saat itu bertugas sebagai PNS Dinas Pertanian.
Rumah itu kini menjadi milik keluarga pejuang Usman Balo.
Di rumah itu, pemilik rumah masih menyimpan ranjang dan lemari kayu milik Habibie.
"Kamar Habibie, masih seperti dulu. Ranjang dan lemari beliau masih tersimpan rapi," kata Rio Usman Balo, anak pemilik rumah, Rabu (11/9/2019).
Ranjang besi dan lemari kayu merupakan saksi bisu Habibie kecil senang bermain pesawat-pesawatan sepulang sekolah.
Habibie yang sempat tinggal di Jerman itu telah meninggalkan banyak jejak sejarah di seluruh negeri.
Selain telah menciptakan Pesawat N250 Gatot Koco yang tersimpan di Bandung, Habibie juga tidak bisa dilepaskan dari sejarah Batam, Kepulauan Riau.
Berikut 10 jejak BJ Habibie di seluruh negeri:
Baca Juga: Tafsir Mimpi Melihat Katak. Benarkah ini Malah Pertanda Buruk?
1. Pesawat N250 Gatot Koco di Bandung
Pesawat N250 Gatot Koco masih tersimpan rapi di salah satu hanggar milik PT Dirgantara Indonesia (DI) yang dulunya bernama Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN).
Pesawat tersebut diluncurkan Habibie pada 10 Agustus 1995 setelah ia kembali ke Tanah Air.
Hari peluncuran pesawat N250 diperingati sebagai Hari Tekhnologi Nasional.
Saat Kompas.com berkunjung ke hanggar Delivery Service PT DI, Rabu (11/9/2019), pesawat kebanggaan Indonesia ini terlihat masih sangat mulus.
Cat warna putih berpadu garis biru tampak mengkilap.
Sementara di sisi kiri sebelum hidung pesawat, gambar tokoh wayang serta tulisan "Gatotkoco" juga masih terawat baik dan tidak mengelupas.
"Ini pesawat N250 yang asli yang pertama kali diterbangkan perdana pada tahun 1995," kata Plt Sekretaris Perusahaan PT DI, Irlan Budiman, saat ditemui di hanggar, Kamis (12/9/2019).
Sayangnya pesawat tersebut sudah tidak bisa terbang karena sejak tahun 1998 mesinnya tidak pernah dinyalakan.
Selain itu, pesawat tersebut tidak memiliki izin terbang.
"Tidak bisa terbang sejak 1998 karena memang tidak pernah dinyalain mesinnya. Kalau gambar wayang Gatotkoco masih asli. Bodinya pernah kita cat ulang satu kali," jelasnya.
2. Pesawat R80
Habibie memperkenalkan rancangan pesawat R80 pada tahun 2013 lalu.
Pesawat R80 sendiri merupakan pesawat yang dirancang untuk penerbangan jarak pendek dengan kapasitas angkut 80-90 penumpang.
Rencananya pesawat R80 akan diproduksi massal pada tahun 2024.
Baca Juga: Mengaku Lupa Diri hingga Akhirnya Hamil Sebelum Menikah, Artis Ini Coba Mengubah Kutukan jadi Berkah
Putra sulung Presiden ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf Habibie, Ilham Akbar Habibie berharap agar pesawat R80 yang dirancang ayahnya bisa betul-betul terwujud.
Ilham menuturkan, ayahnya begitu berambisi menciptakan pesawat terbang untuk Indonesia, lantaran negara ini begitu luas dan dijejali belasan ribu pulau.
"Sangat banyak diperlukan pesawat. Saya kira itu jelas, bukan karena hobi Bapak. Dalam hal ini, Bapak sudah mulai dan menciptakan 1 pesawat baru yang belum tuntas, namanya R80. Itu salah satu contoh yang masih perlu dan mesti kita wujudkan bersama," ungkap Ilham.
3. Maleo, calon mobil nasional garapan Habibie
Semasa hidupnya, Habibie berhasil membuat beberapa terobosan di bidang teknologi dan otomotif.
Salah satunya dengan menggagas mobil nasional atau mobnas bernama Maleo.
Nama Maleo diambil dari burung endemik asal Sulawesi.
Mobil ini mulai dirintis pada 1993 oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), dan mulai serius dikembangkan pada 1996.
Saat itu pria kelahiran Parepare 25 Juni 1936 itu sedang menjabat sebagai Menristek Kabinet Pembangunan VII (1993-1998).
Maleo akan berbentuk sedan.
Proyeknya dirancang sebagai mobil terjangkau untuk masyarakat Indonesia, serupa penamaan Volkswagen asal Jerman yang memiliki arti mobil rakyat.
Mobil Maleo rencananya mengadopsi teknologi dari pabrikan asal Inggris, yakni Rover.
Maleo mengambil teknologinya kemudian dilokalisasi dengan pemakaian komponen buatan perusahaan penyuplai komponen asal Indonesia.
Saat itu, rencananya Maleo dijual dengan kisaran harga Rp 25 juta - Rp 30 juta.
Banderolnya bisa ditekan karena memakai tingkat kandungan dalam negeri antara 60-70 persen.
Prototipe Maelo saat itu digadang akan diluncurkan 1997, tetapi kemudian tidak pernah sampai tahap produksi, lantaran pendanaannya terhenti akibat ada proyek mobnas lain, yaitu Timor.
Krisis moneter pada 1998 pun memutus harapan Maleo bisa diproduksi.
Tak lama proyek mobnas Timor juga harus berhenti karena dianggap menyalahi peraturan dagang dunia.
4. Taman Pintar Yogyakarta
Kepala Bidang Pengelolaan Taman Pintar, Afia Rosdiana menyampaikan, ada beberapa peninggalan Habibie yang masih tersimpan di Taman Pintar Yogyakarta.
"Ada beberapa, kalau orang Jawa itu menyebutnya 'tetenger' yang ada di Taman Pintar. Salah satunya itu di Zona Tapak Presiden RI," ujar Afia.
Di zona tersebut, terdapat tapak tangan dan kaki asli Habibie. Selain itu terdapat pula pesan suara asli dari Habibie.
Baca Juga: Sempat Berbelit-belit dan Terkesan Menghindar, Sosok Ini Akhirnya Ngaku Hamil Duluan Sebelum Nikah
"Jadi kalau telapaknya itu disentuh akan muncul pesan dari Pak Habibie. Itu suara asli," ujarnya.
Di belakang telapak tangan dan kaki Habibie juga terdapat Pamor.
Pamor adalah gambar yang muncul dalam sebuah tosan aji perpaduan antara angkasa dan bumi.
Angkasa berupa nikel dam bumi berupa besi, yang disatukan dengan cara ditempa oleh empu.
Biasanya diwujudkan dalam bentuk keris sebagai lambang kekuatan.
"Di bingkainya itu ada besi pamornya yang disesuaikan dengan karakter presiden-presiden. Untuk yang di telapak tangan dan kaki Presiden BJ Habibie, pamornya poleng," ujar Afia.
5. Habibie dan nama Bank Mandiri
Pada tahun 1998, BJ Habibie yang saat itu menjadi presiden mengusulkan nama Mandiri untuk bank baru hasil merger empat bank yang runtuh saat krisis.
Hal tersebut diceritakan Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas.
"Pak Habibie kan jadi Presiden tahun 1998 ya. Bank Mandiri juga menjadi merger 4 bank yang runtuh pada saat krisis yaitu Bank Exim, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara dan Bapindo," ujar Rohan di Badung, Bali, Kamis (13/9/2019).
"4 bank ini mengalami kesulitan waktu itu, kemudian kolaps dan di-bail out oleh pemerintah dengan obligasi waktu itu. Kemudian di-merger menjadi satu bank," imbuhnya.
Ia menyebut, dalam suatu rapat kala itu Habibie diminta untuk memberi nama yang cocok bagi bank baru tersebut.
"Pak Habibie menyebut Mandiri. Itu asal usul nama Bank Mandiri pada saat pertama kali dibentuk. Tahun 1998," cerita dia.
Dengan diberi nama Bank Mandiri diharapkan keempat bank yang telah dilebur tersebut menjadi bank yang mandiri dan juga mendorong masyarakat untuk bisa menjadi mandiri, terutama, masyarakat uang memerlukan kredit mikro dan UMKM.
6. Inspirator pendirian pesantren di Jombang
BJ Habibie menjadi inspirator berdirinya SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT yang berbasis penerapan teknologi di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Sekolah itu didirikan pada tahun 1994, sewaktu BJ Habibie menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), sekaligus kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Ketua Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, KH Cholil Dahlan mengatakan sekolah berbasis riset dan penerapan teknologi di lingkungan pesantren Darul Ulum Rejoso tersebut diresmikan pada tahun 1994.
Pembangunan SMA itu berasal saat almarhum KH Asád Umar pengasuh pesantren Darul Ulum bertemu almarhum BJ Habibie yang saat itu menjadi Menristek.
7. Bangun Batam untuk saingi Singapura
Pada tahun 1973, Soeharto meminta BJ Habibie mengambil alih pengembangan Batam dari Pertamina.
BJ Habibie meminta agar pengembangan Batam diubah.
Dia ingin pengembangan Batam dilakukan dengan caranya sendiri dan Soeharto menyetujuinya.
Untuk bisa mengalahkan Singapura, luas Pulau Batam yang hanya 75 persen dari negara tersebut harus ditambah dan memperluas wilayah Batam hingga ke pulau lain di sekitarnya yakni Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru, dengan membangun enam Jembatan Barelang.
Sebagai konseptor dan orang pertama yang menjadi Kepala Otorita Batam (BP Batam), BJ Habibie ingin Batam menjadi wilayah khusus ekonomi.
"Batam ini dibangun untuk bisnis dengan harapan mampu menyaingi Singapura," kata Habibie saat berkunjung ke Batam belum lama ini.
BJ Habibie ingin Batam menjadi ujung tombak pembangunan dan modernisasi Indonesia.
Hingga akhirnya Batam diarahkan menjadi pusat industri di dalam negeri.
Baca Juga: 6 Mitos Mengenai Pantangan Tentang Makan di Jawa, Apa Saja Ya?
BJ Habibie dan keluarga menjalin kolaborasi bisnis dengan PT Pollux Properties Indonesia Tbk guna membangun megaproyek berkonsep superblok Meisterstadt Batam.
Tak tanggung-tanggung, nilai investasi superblok seluas 9 hektar di Batam Center ini, sekitar 1 miliar dollar AS atau ekuivalen Rp 14,01 triliun.
Meisterstadt Batam dirancang sebagai kawasan pertumbuhan baru yang mencakup 8 menara apartemen sejumlah 6.500 unit, hotel, komersial ruko, kampus perguruan tinggi, pusat belanja, rumah sakit internasional, dan menara perkantoran setinggi 350 meter.
Total struktur yang akan dibangun seluruhnya mencapai 11 menara yang ditargetkan selesai dalam 10 tahun ke depan.
8. Besarkan PT PAL di Surabaya
Pada tahun 1985, BJ Habibie pernah menjabat Direktur Utama PT PAL di Surabaya.
Ia juga membesarkan PT PAL sebagai perusahaan penopang alat utama sistem persenjataan pertahanan matra laut.
Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono menunjukkan arsip foto BJ Habibie pada tahun 1985 saat peresmian status PAL menjadi Persero.
Jabatan itu diemban Habibie setelah dipanggil pulang kembali ke tanah air dari Jerman oleh Presiden Soeharto kala itu.
"Hingga sekarang, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mampu memproduksi dan menguasai teknologi kapal selam. Itu tidak lepas dari jasa Pak Habibie. Dan yang membanggakan, itu diawali Habibie di Surabaya," ujarnya.
9. Penggagas MRT Jakarta dan jalan trans Papua
Proyek Moda Raya Terpadu pertama kali digagas oleh Habibie ketika menjabat sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tahun 1985.
Saat itu, MRT belum dinyatakan sebagai proyek nasional, dan dia tengah mendalami berbagai studi dan penelitian demi menghadirkan transportasi massal berupa proyek MRT.
Ada empat studi yang dimaksud, yaitu Jakarta Urban Transport Program (1986-1987), Integrated Transport System Improvement by Railway and Feeder Service (1988-1989), Transport Network Planning and Regulation (1989-1992), dan Jakarta Mass Transit System Study (1989-1992).
Keempat studi itu kemudian ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso (1997-2007).
Konsep awalnya, MRT akan dibangun dengan konstruksi jalur bawah tanah yang disebut subway.
Pada 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan proyek ini sebagai proyek nasional.
Proyek infrastruktur lain yang juga digagas Habibie yakni Jalan Trans Papua.
Namun pada saat itu, proyek sepanjang 4.330 kilometer yang terbentang dari Sorong hingga ke Merauke ini baru dikerjakan secara sporadis.
10. Monumen Cinta Sejati di Parepare
Kisah cinta Habibie dan Ainun, istrinya diabadikan lewat monumen yang dinamakan Monumen Cinta Sejati Ainun Habibie.
Monumen ini terletak di kota kelahiran BJ Habibie yaitu Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Tepatnya di sebelah barat Lapangan Andi Makkasau, Jl Andi Isah, Kelurahan Malluse Tasi, Kecamatan Ujung Kota Parepare.
Sekitar 153 kilometer dari Kota Makassar.
Monumen ini diresmikan langsung oleh BJ Habibie, ditemani dengan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu’mang, dan Wali Kota Parepare Taufan Pawe di alun-alun Kota Parepare, Sulawesi Selatan pada tanggal 12 Juni 2015.
Monumen tersebut berupa patung Habibie yang memakai jas dan kacamata, beserta sang istri memakai kerudung dan menggengam setangkai bunga.
Baca Juga: Tukul Arwana Singgung Ajakan Nikah Wanita Inisial MD, Siapakah Wanita Tersebut?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "10 Jejak BJ Habibie di Seluruh Negeri, Nama Bank Mandiri hingga Monumen Cinta di Parepare".