Suar.ID -Berita terpopuler Suar.ID edisi Selasa 19 November 2019.
Stopkontak tak berfungsi, ternyata menyimpan fakta mengejutkan hingga sosok yang sebut kementrian kelautan yang selama ini dipegang Susi Pudjiastuti ada kejanggalan.
Stopkontak di Rumah Ini Tidak Berfungsi Selama 2 Tahun, saat Tukang Listrik Memeriksa Ternyata Ada Fakta Mengejutkan di Baliknya!
Darren Steels pertama kali membeli rumahnya pada tahun 2017.
Baca Juga: Lama Disimpan Rapat-rapat, Ayu Ting Ting Akhirnya Akui Hamil di Luar Nikah? Ayu: 'Gue Nabung Duluan'
Di rumahnya, ada stopkontak ganda di dapur - dekat bagian bawah tangga.
Melansir dari Nottinghamshire Live (18/11/2019), selama lebih dari dua tahun, Darren dan pasangannya dibuat bingung karena stopkontak tersebut tidak bisa bisa berfungsi.
Stopkonak tersebut tidak pernah berfungsi sejak mereka membeli rumah di Bolingey Way, Hucknall, Nottingham, Inggris Raya pada Juli 2017.
Stopkontak yang tidak berfungsi itu membuat pasangan itu frustasi.
"Kami mencoba menyambungkannya ke sana," kata Darren.
"Stopkontak ini ditempatkan dengan sempurna."
Namun walau letak strategis, ternyata stopkontak hanya seperti pajangan saja karena tidak bisa berfungsi dengan baik.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk meminta tukang listrik memperbaikinya.
"Saya sudah muak dengan itu," kata Darren.
"Kami meminta tukang listrik datang ke rumah dan memperbaikinya."
Tukang listrik mengonfirmasi bahwa tidak ada arus ke stopkontak.
Tukang listrik kemudian memeriksa bagian dalam dan menemukan sesuatu yang tidak biasa!
Ternyata itu adalah brankas rahasia.
Sayangnya, itu tidak dipenuhi dengan uang tunai atau barang berharga.
Brangkas hanya berisi debu alias kosong melompong.
Dia memposting video itu secara online pada hari Minggu dan orang-orang menyukainya, dengan lebih dari 60.000 tontonan sejauh ini.
"Saya punya stopkontak yang tidak berfungsi, akan segera saya periksa nanti!!" kata salah satu netizen di Twitter.
"Itu lucu dan mirip James Bond," kata netizen yang lain.
"Jangan menyimpan sesuatu yang terlalu berharga di sana sekarang," kata seorang netizen yang memperingatkan.
Brankas rahasia itu dikatakan memiliki kunci yang dimasukkan ke salah satu lubang, tetapi saat ditemukan brangkas tidak terkunci - dan Darren mengatakan dia tidak memiliki kuncinya.
Baru Saja Dilantik Jadi Menteri, Sosok Ini Sudah Sebut Ada Kejanggalan di Kementerian Kelautan Selama Dipegang Ibu Susi
Belum sebulan Edhy Prabowo dilantik menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Susi Pudjiastuti.
Tapi di masa yang nisbi singkat itu, mantan ketua Komisi IV DPR RI itu sudah menuai pro dan kontra.
Hal ini dikarenakan dia menghilangkan beberapa kebijakan yang populer di zaman menteri sebelumnya.
Yang paling menonjol tentu kebijakan penenggelaman kapal asing pencuri ikan.
Menjadi menteri setelah Susi yang terobosannya kerap nyentrik membuatnya jadi salah satu yang disorot publik.
Publik meminta langkah Edhy sama tegasnya atau lebih tegas dari langkah Susi dalam memerangi pencuri ikan dan segala yang berkaitan dengan sektor kelautan dan perikanan.
Misalnya saja, soal penenggelaman kapal asing yang dilakukan Susi hingga jargon "Tenggelamkan!" viral di media sosial.
Alih-alih menenggelamkan, Edhy punya cara sendiri dalam memerangi illegal fishing.
Dia lebih memilih menghibahkan kapal-kapal ikan yang jumlahnya ribuan itu kepada nelayan yang membutuhkan.
Adapun inisiatif tersebut berdasarkan koordinasinya dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan dan Kejaksaan Agung.
"Ini kita serahkan ke nelayan. Semua kemampuan nelayan kita data semua. Ada beberapa hasil pengadilan yang dimusnahkan," kata Edhy di Jakarta, Senin (18/11/2019).
"Tapi kita lihat lagi yang akan dimusnahkan itu masih memungkinkan untuk disita negara dan direparasi untuk nelayan atau bagaimana."
Edhy menuturkan, langkah ini bukannya karena dia takut terhadap mafia-mafia pencuri ikan, apalagi sebagai pencitraan.
Dia justru melihat ada berbagai macam efek baik bila kapal-kapal yang jumlahnya mencapai ribuan itu tidak ditenggelamkan.
"Kalau hanya sekedar menenggelamkan, kecil buat saya. Bukannya saya takut, enggak ada (takut-takutan). Kita enggak pernah takut dengan nelayan asing. Tapi jangan juga semena-mena sama nelayan kita sendiri," tegasnya.
Memang saat menghibahkan kapal, ada kekhawatiran lagi yang muncul, salah satunya kapal-kapal ikan tidak dijual lagi kepada pemilik aslinya alias para pencuri ikan.
Namun, dia memastikan, akan mengutamakan prinsip kehati-hatian.
Dia pun bakal menunjukkan bahwa pemerintah percaya kepala nelayan dengan menghibahkan kapal-kapal itu.
Baca Juga: Kembali Dilarikan ke IGD, Ria Irawan Ungkap Kondisi Terkini: Tangan dan Kaki Kanan Sulit Bergerak
Sehingga nelayan juga akan percaya pada negara.
"Kita harus menaruh kepercayaan lah kepada nelayan kita. Percaya, nanti mereka akan percaya kepada negara," tuturnya.
"Karena nelayan kekuatannya bukan hanya menangkap ikan, dia adalah mata telinga kita di tengah laut. Begitu ada pencuri kapal, dia akan langsung laporan. Ini pagar yang paling mudah."
Untuk memaksimalkan, pihaknya juga bakal melakukan pembinaan dan memasang akan pelacak di setiap kapal-kapal hibahan tersebut.
Ada sesuatu janggal
Selain berbeda soal penindakan kapal ilegal, dia juga ingin berbeda dengan menteri sebelumnya dalam hal komunikasi dengan para stakeholder di perikanan, salah satunya para pelaku usaha.
Dia ingin memperbaiki komunikasi sebab menurutnya selama 5 tahun terakhir, komunikasi para pelaku usaha tidak terserap dengan baik.
Hal ini mengakibatkan kebijakan yang diambil menteri kurang maksimal.
"Saya merasa 5 tahun ini ada sesuatu yang janggal, yang mungkin belum terkomunikasi dengan baik. Saya tidak bermaksud meng- down grade pendahulu saya," katanya.
Untuk membuat kebijakan secara maksimal, dia melakukan sejumlah cara untuk menjalin komunikasi.
Salah satunya menyambangi kantor Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan berkomunikasi pada para pengusaha yang diundang ke sana.
Menurut dia, tidak ada negara maju manapun di dunia, yang tidak mendengarkan aspirasi para pengusaha.
"Tidak ada negara maju di dunia, yang meninggalkan atau menganak-tirikan pengusahanya. Untuk itu saya akan tampung yang belum terkomunikasikan," ujarnya.
Dia berharap dengan mendengarkan aspirasi para pelaku usaha, manfaat kebijakan bisa terlihat di awal tahun 2020.