Suar.ID - Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dihebohkan dengan tewasnya dua orang warga karena terkena sengatan tawon vespa affinis.
Warga setempat menyebut tawon jenis ini sebagai tawon endhas atau tawon ndas.
Korban meninggal adalah Lanjarwati, warga Kecamatan Wedi dan Warsomo, warga Kecamatan Wonosari.
Meski kedua korban sempat mendapat perawatan dari dokter, namun akhirnya nyawa mereka tak bisa tertolong.
Baca Juga: Berbahayanya Tawon Vespa, Sudah Sebabkan 7 Orang Meninggal di Klaten Akibat Sengatannya
"Kejadiannya itu siang hari. Sempat dibawa ke dokter. Tapi malamnya tidak tertolong dan meninggal," kata petugas Damkar Klaten, Eddy Setiawan dihubungi Kompas.com, Jumat (15/11/2019).
Kejadian tersbeut bukan pertama kalinya di Klaten.
Dilansir dari Kompas.com, tawon endhas muncul di wilayah Kabupaten Klaten sejak tahun 2016.
Meski selama tahun 2017 dan 2018 telah dilakukan upaya untuk memusnahkan sarangnya, namun keberadaan tawon endhas ini tetap mengalami perkembangan pesat.
Hal itu dikarenakan tawon endhas memiliki habitat dan kebiasaan berkembang biak di daerah yang panas.
Eddy mengatakan, selama tahun 2017 pihaknya telah memusnahkan sebanyak 217 titik lokasi sarang tawon.
Kemudian tahun 2018 ada sebanyak 207 titik lokasi sarang tawon dan tahun 2019 ada 236 titik lokasi sarang tawon.
"Tapi kemarin sempat konsultasi ke LIPI siklus hidup tawon berada di wilayah panas dan masa bertelurnya ketika memasuki musim penghujan (November)," kata Eddy.
"Bulan-bulan seperti ini (November) akan banyak dijumpai sarang tawon ini di permukiman," sambungnya.
Sementara itu, menanggapi kasus tawon endhas di Klaten ini, Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Dr Rosichon Ubaidillah MPhill, Sabtu menjelaskan bahwa tawon endhas memang sudah lama menjadi masalah, khususnya di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Ia juga mengatakan jika tawon endhas sudah berkali-kali menelan korban jiwa di Klaten.
Rosichon menjelaskan bahwa sebenarnya tawon endhas merupakan serangga sosial dan pemangsa serangga atau Arthropoda lain.
Sementara itu sengatan dan racunnya digunakan sepenuhnya untuk pertahanan diri ketika individu atau koloninya diserang oleh siapapun, termasuk manusia.
Dalam satu koloni atau satu sarang, bisa terdapat ratusan hingga ribuan individu tawon. Hal inilah yang membuat sengatan tawon ndas tidak bisa disepelekan.
"Sengatan (tawon ndas) bisa mematikan binatang vertebrata lain atau manusia yang mengganggunya dan apabila jumlah sengatannya cukup banyak, sangat mematikan," jelasnya.
Jika tawon endhas sampai menyengat manusia, kata Rosichon umumnya rasa nyeri menjadi gejala awalnya.
Nyeri tersebut akan dirasakan di tempat yang di sengat.
Tidak hanya itu, reaksi anafilaksis berat juga sangat mungkin terjadi pada mereka yang terkena sengatan tawon endhas ini.
Untuk diketahui, anafilaksis adalah suatu reaksi alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian.
"Apabila jumlah sengatan cukup banyak yang dilakukan oleh banyak individu tawon atau rame-rame (tawon ndas itu) dan manusia yang tersengat memiliki alergi dengan venomnya (racun), bisa fatal alias mati," tuturnya.
Buruknya, sering kali tawon endhas menyerang beramai-ramai.
Alasannya bukan karena serangga ini punya rasa setia kawan dan akan saling bantu kalau ada yang mengganggu.
Namun, hal itu terjadi karena ketika satu individu tawon melakukan penyerangan atau menyengat, individu tawon tersebut akan mengeluarkan feromon berbahaya.
Feromon berbahaya yang disebut Alarm Pheromone ini dikeluarkan dengan maksud untuk mengundang individu-individu lain atau temannya dari satu koloni ikut menyengat.
"Nah, di situlah bisa mengakibatkan kematian," ucap dia.
Pada dosis kecil atau ketika yang menyengat hanya satu atau dua ekor, sengatan tawon ndas bisa ditangani sendiri.
Dr dr Tri Maharani, MSi SPEM dalam artikel Kompas.com, 11 Januari 2019, menjelaskan bagaimana menangani sengatan tawon dalam dosis kecil atau setidaknya hanya disengat satu atau dua ekor saja.
Menurutnya, sengatan hanya perlu dikompres hingga bengkak mereda.
Lalu, bila masih ada sengatannya yang menancap, bisa dicabut.
Pasien juga bisa diberi obat-obatan analgesik dan antihistamin atau corticosteroid untuk mengurangi rasa nyeri dan segera mengurangi pembengkakan.
Akan tetapi, ketika yang menyengat banyak individu tawon, maka penanganan harus diserahkan ke petugas medis sesegera mungkin.
Petugas lantas akan memberikan penanganan sesuai kondisinya.