Suar.ID - Kepala sekolah dan guru lain di sebuah sekolah dasar di Provinsi Henan, China, telah diperintahkan untuk merenungkan ketidakpedulian mereka setelah seorang gadis berusia 7 tahun diintimidasi oleh tiga teman sekelasnya.
Melansir dari Asia One (13/11/2019), tiga anak laki-laki dilaporkan memasukkan potongan kertas ke mata seorang gadis.
Gadis itu adalah seorang siswi kelas dua di Sekolah Dasar Dajian di kota Yuzhou.
Dia ditahan oleh dua anak laki-laki sementara seorang anak laki-laki lain memasukkanpotongan kertas kecil ke mata gadis itu pada tanggal 28 September.
Seorang guru yang bermarga Li dan orangtua gadis itu membawanya ke dua rumah sakit setempat untukpemeriksaan mata dan "tidakmenemukan kelainan yang jelas".
Orangtua dari salah satu anak laki-laki yang terlibat menanggung biaya rumah sakit, kata pernyataan itu.
Namun, orangtua gadis itu memperhatikan banyak kertas kecil terus keluar dari matanya antara 30 Septemberhingga 10 Oktober.
Orangtua gadis itu kemudian membawanya ke rumah sakit di Yuzhou pada 11 Oktober dan kemudian ke rumah sakit di Beijing pada 25 Oktober.
Dokter di Beijing tidak menemukan lagi selembar kertas di mata gadis itu, dan dia dipulangkan.
Sekolah membayar biaya rumah sakit itu.
Orangtua gadis, orangtua anak laki-laki serta sekolah mencapai kesepakatan kompensasi pada hari Selasa setelah mata gadis itu tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan.
Sekolah, guru, dan orangtuaanak laki-laki telah meminta maaf kepada orangtua gadis itu.
Anak-anak itu dimarahi, tetapi tidak akan menghadapi hukuman lain.
Ibu gadis itu mengatakan kepada Henan Television bahwa lusinan kertas telah dihilangkan oleh dokter sejak kejadian itu dan penglihatan gadis itu memburuk secara signifikan.
Kepala sekolah, yang bermarga Wang, dikutip oleh Henan TV mengatakan tidak ada guru yang hadir ketika kejadian itu terjadi, dan tidak jelas berapa banyak kertas yang dimasukkan ke mata gadis itu.
"Anak-anak itu baru berusia 7 atau 8 tahun," kata kepala sekolah.
"Mereka tidak punya niat buruk.Mereka hanya anak-anak kecil yang bermain-main."
Sering ada laporan media tentang intimidasi sekolah dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2015, seorang bocah lelaki di sekolah menengah di Provinsi Shandong melompat dari lantai empat sebuah gedung sekolah dalam upaya bunuh diri karena ia "tidak bisa mentolerir kehidupannya yang diintimidasi terjadi setiap hari," menurut China Central Television.
Remaja itu terluka parah di punggung dan kakinya.
Komite Pengawasan Pendidikan Dewan Negara meluncurkan kampanye anti-intimidasi yang ditujukan untuk sekolah menengah dan sekolah dasar tahun lalu.
Menurut surat edaran kampanye, sekolah harus membentuk komisi anti-intimidasi dan mengklarifikasi tugas-tugas khusus para guru dan pejabat, serta prosedur khusus untuk peringatan dini, penanganan dan intervensi.
Mereka juga harus mengklarifikasi hukuman spesifik untuk berbagai tingkat intimidasi, kata surat edaran tersebut. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)