Suar.ID -Kaisar Naruhito akan menjalani ritual upacara penobatan terakhirnya sebagai Kaisar Jepang pada Kamis (14/11/2019) malam.
Dalam ritual terakhir tersebut, Kaisar Naruhito akan mengenakan jubah putih dan diantar ke sebuah aula kayu yang gelap untuk menghabiskan malam dengan seorang dewi.
Dilansir dari Kompas.ID, ritual ini berpusat pada Amaterasu Omikami, Dewi Matahari, dan diberi nama Daijosai.
Ritual ini merupakan upacara keagamaan yang paling terbuka dari serangkaian ritual penobatan Kaisar Naruhito setelah pengunduran diri ayahnya, Akihito.
Baca Juga: Kisah Kaisar Pendiri Tembok Besar Cina yang Korbankan 6000 Perawan Agar Hidup Abadi
Para ahli dan pejabat pemerintah mengatakan, upacara tersebut terdiri atas beberapa pesta.
Pada Kamis, sekitar pukul 19.00, Naruhito akan memasuki kompleks kuil yang dibangun khusus.
Kemudian ia akan masuk di balik tirai putih.
Di ruangan yang remang-remang itu, ia akan berlutut di atas tikar jerami yang dikatakan sebagai tempat peristirahatan bagi Sang Dewi.
Baca Juga: Siapa Sangka, Mangkok Ayam Jago Ini Punya Kedudukan Istimewa di Hadapan Kaisar Tiongkok
Dua gadis kuil lalu akan membawa persembahan makanan, mulai dari beras hingga abalone (sejenis kerang), yang digunakan Naruhito untuk mengisi 32 piring yang dibuat dari daun ek.
Setelah itu, Naruhito juga akan membungkuk dan berdoa untuk kedamaian bagi orang-orang Jepang sebelum makan nasi, jawawut, dan anggur beras 'bersama' Sang Dewi.
Tahapan ritual yang sama akan diulang lagi di ruangan lain dan baru akan berakhir pada pukul 03.00.
Ritual upacara itu akan ditayangkan secara langsung oleh stasiun televisi NHK, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kaisar Naruhito (kiri) mengumumkan secara resmi menduduki takhta Kekaisaran Jepang, sementara Permaisuri Masako mendengarkan di sebelahnya dalam upacara penobatan kaisar di Istana Kekaisaran di Tokyo, Jepang, Selasa (22/10/2019).
Baca Juga: Kisah Kaisar China yang Bisa Meniduri Ratusan Wanita dengan Perhitungan Matematika
Menurut para ahli, hal ini merupakan inisiatif pemerintah untuk menghilangkan rumor.
”Ada tempat tidur, ada selimut, dan kaisar menjaga jarak dari hal-hal tersebut,” kata John Breen dari Kyoto International Research Center for Japanese Studies.
Keputusan memperlihatkan ritual itu kepada publik dinilai sebagai upaya Pemerintah Jepang menghapus misteri atau kebingungan banyak orang terkait ritual tersebut.
Langkah ini juga untuk menunjukkan bahwa tidak ada hal yang inkonstitusional dalam ritual itu.
Baca Juga: Masa Kecil Kaisar Akihito, Meski Orang-orang Menggapnya 'Dewa' tapi di Kelas Dia Rakyat Biasa
Daijosai diyakini telah dilakukan sejak tahun 700-an.
Namiun ritual inisempat terputus selama hampir tiga abad.
Menurut Breen, kekosongan waktu inilah yang membuat ritual itu kehilangan banyak makna aslinya.
Meski semula dipercaya bukan merupakan ritual yang penting dalam proses penobatan, upacara tersebut kemudian mendapatkan status dan bentuknya kembali pada 1868 ketika Jepang mulai menjadi negara dan bangsa modern di bawah dinasti kekaisaran.(Adhitya Ramadhan/Kompas.ID)
Artikel ini telah tayang di Kompas.ID dengan judulKaisar Naruhito Akan Menghabiskan Malam dengan Dewi Matahari