Suar.ID -Yayasan Al-Awaliyah, Cirebon, Jawa Barat, baru saja punya gawe besar.
Kamis (7/11), yayasan ini menggelar kegiatan Nyiram Pusaka dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 9 November 2019 nanti.
Nyiram Pusaka yang diselenggarakan di halapan Padepokan Nur Sedjati, persisnya di yayasan Al-Awaliyah, itu berjalan khidmat dan sakral.
Kegiatan sakral tersebut, seperti dilaporkan Tribuncirebon.com pada Kamis (7/11), kegiatan itu juga dihadiri para sesepuh, anggota padepokan, Dosen ISBI Bandung, dan segenap tamu undangan.
Warga sekitar juga diperkenakan untuk hadir di acara bertema "Membumikan Ajaran Langit, Ngelayang Sedjatine Rasa" itu.
"Kami dari tahun ke tahun menyelenggarakan Maulid Nabi, alhamdulilah sudah masuk di tahun 8," ujar Buyut Suhenda, sapaan akrabnya, Kamis (7/11).
Dia juga menyebut, kegiatan ini bertujuan agar masyarakat khususnya warga Blok Sibatok, Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka tidak melupakan sejarah.
Kegiatan ini, tambahnya, merupakan peninggalan leluhur dan orang zaman dahulu yang patut terus dilestarikan.
"Cuma kita ambil logisnya, jangan magic atau mistisnya," katanya.
"Adapun perlengkapan yang dapat dikaitkan itu merupakan bentuk budaya tujuannya agar terus dipelihara dan dijaga biar tetap terjaga sampai generasi berikutnya."
Baca Juga: Reaksi Tak Terduga Andre Taulany Disumpahi Jihan Fahira Usai Diduga Menghina Nabi Muhammad SAW
Dia melanjutkan, ada sekitar 144 benda pusaka yang akan dicuci atau dibersihkan.
Adapun asalnya, disebutkan dia, ada bentuk kujang dari Kerajaan Pajajaran dan Kebonteki dari Kerajaan Mataram.
"Kurang lebih ada 144 jenis dan alhamdulilah sudah masuk ke Original Record Indonesian (ORI) dengan jumlah 2.270.000 pusaka," kata Buyut Suhenda.
Benda yang disimpan di padepokan tersebut, tambah Buyut Suhenda, ada yang berasal dari abad ke-14.
"Yang unik juga, dalam rangkaian acara tersebut ada sedekah bumi, kita kumpul bareng warga, makan bersama dengan makanan saling tukar, ada juga merebutkan air hasil cucian benda pusaka tersebut," katanya.
Acara ini juga mendapat perhatian khusus dari dosen Institute Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Dodi Setya Ekagusdiman.
Dia mengatakan, dengan kegiatan tersebut dapat memunculkan kembali tradisi warisan leluhur yang sudah lama ditinggalkan.
Sebab, tambahnya, kegiatan Nyiram Pusaka yang telah lama hilang dapat kembali diperlihatkan di zaman modern seperti sekarang ini.
"(Jadi) pendidikan bagi masyarakat, pendidikan sosial, karena ini juga melibatkan masyarakat. Ini wujud kembali gotong royong, persatuan rakyat Indonesia," ucapnya.