Suar.ID - Perceraian kedua orangtua pasti akan membuat hati anak mana pun sedih meski mereka belum menyadarinya.
Namun, bukan saja perasaan sedih yang didapatkan oleh remaja ini ketika itu terjadi.
Peristiwa buruk terus terjadi di hidupnya sejak kedua orangtuanya berpisah dan dia tinggal bersama ayahnya.
Dilansir dari The Sun (1/11/2019), Seorang remaja bernama Shannon Clifton di Inggris yang kini telah berusia 19 tahun mengaku telah dilecehkan ayahnya sendiri sejak usia 6 tahun.
Baca Juga: Viral! Sopir Wanita Ini Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual Penumpangnya
Bahkan, dari perlakuan ayahnya itu ia sempat beberapa kali hamil dan kemudian melahirkan di usia 13 tahun.
Hal itu kini ia ceritakan karena ingin membantu orang lain untuk bangkit dari peristiwa serupa seperti yang dialaminya.
Kini, ia mencoba memulai kehidupan barunya setelah mendapatkan perlakuan mengerikan dari tangan ayahnya, Shane Ray Clifton.
Shannon dari Inggris ini diperkosa ayahnya hingga empat kali sehari selama delapan tahun, yang juga disertai penganiayaan. Perlakuan mengerikan yang merampas kebahagiaan masa kecilnya.
Perlakuan mengerikan itu baru berakhir ketika Shannon berusia 14 tahun setelah ayahnya dijatuhi hukuman penjara selama 15 tahun pada tahun 2015.
Namun sayangnya, Shannon dibuat terkejut saat mengetahui bahwa hukuman itu telah dikurangi menjadi 10 tahun saja.
Pelajar yang berani melepaskan haknya untuk menyamarkan namanya ini menceritakan bagaimana ia tinggal bersama ayahnya ketika masih berusia 5 tahun.
Rupanya ia tinggal bersama ayahnya sejak perpisahan kedua orangtuanya.
Menurutnya, awalnya menyenangkan tinggal bersama ayahnya, sebelum ayahnya berubah.
"Awalnya menyenangkan, tetapi dia mulai kasar. Saya akan pulang dari sekolah dan dia mulai memukul saya. Saya baru terbiasa pada akhirnya," ungkapnya.
Ternyata, tak berhenti pada kekerasan fisik saja, karena selanjutnya ayahnya juga melakukan kekerasan seksual padanya.
Saat itu, Shannon tidak mengetahui arti perlakuan ayahnya itu.
"Kemudian mulai menjadi seksual. Ada satu waktu di ruang depan di lantai. Saya sudah mencoba untuk memblokitnya jadi saya tidak ingat semuanya," katanya.
Akibat perlakuan kasar ayahnya, dulu Shannon harus berangkat ke sekolah dengan memar di seluruh tubuhnya.
Namun ia diperintahkan untuk berbohong kepada gurunya, bahwa hal itu karena ia berkelahi dengan sepupunya.
Bahkan, perlakuan ayah Shannon semakin buruk setelah mereka pindah rumah.
"Ketika saya masih muda itu hanya sekali atau dua kali di sana-sini tetapi kemudian mulai menjadi setiap hari, kemudian beberapa kali sehari," katanya.
Mirisnya, Shannon baru tahu bahwa apa yang dilakukan ayahnya adalah kekerasan seksual ketika ia berusia sekitar 9 tahun. Artinya saat itu perlakuan mengerikan itu sudha didapatkannya selama 3 tahun.
"Saya baru mengerti apa itu seks ketika saya berusia sekitar sembilan tahun dan kami mempelajarinya di sekolah," ungkapnya.
Ia pun mengaku terkejut ketika menyadari arti perlakuan ayahnya sejak ia kecil itu.
Namun, Shannon masih tak berdaya. Ayahnya tetap memperlakukannya sebagai istrinya.
Shannon secara teratur diminta untuk membersihkan rumah dan membuat makan malam dari usia sembilan tahun.
Kehamilan pertama di usia 11 tahun
Ketika Shannon berusia 11 tahun, dia memperhatikan tubuhnya mulai berubah dan menyadari dia hamil.
“Untuk sementara saya tidak memberi tahu dia. Tapi ketika akhirnya aku memberitahunya, dia memukuliku," katanya.
Shannon mengetahui bahwa dia hamil sekitar 28 minggu ketika kehilangan bayinya.
Pada Desember 2012, Shannon hamil lagi dan sekali lagi kehilangan bayinya, tetapi tahun berikutnya hamil lagi dengan anak ketiganya.
Dia mengatakan banyak hal muncul di kepala pada akhir kehamilannya dengan mengatakan, “Dia baru saja memperkosa saya di lantai atas dan saya berteriak dan menangis.
"Aku berlari ke bawah dan aku mendapat pisau besar dan berpikir, jika aku menusuk diriku lurus di hati, bayi itu tidak akan mati, dan aku tidak harus tahan dengan ini lagi," katanya.
“Tapi saya harus ada di sana untuk anak saya. Jika itu seorang gadis, dia bisa saja lari bersamanya juga," sambungnya.
Ayahnya memberi tahu dia ketika bayi itu lahir, dia akan membunuhnya.
Ketika dia masuk rumah sakit, sehari sebelum melahirkan, perawat memberi tahu Shannon bahwa dia hamil lebih dari 39 minggu.
Shannon merawat anaknya selama satu tahun, tetapi kemudian menyerahkannya untuk diadopsi.
"Karena dia membutuhkan kehidupan yang lebih baik"," ungkapnya.
Namun, Shannon berharap memiliki hubungan dengan anaknya ketika dia dewasa.
Shannon sekarang berharap untuk pindah ke luar negeri untuk memulai kehidupan baru.
Dia sekarang belajar psikologi forensik dengan Universitas Terbuka dan berencana untuk merilis bukunya, 'The Monster I Love', sebelum akhir tahun.