BERITA TERPOPULER: Nota Pembelaan Fidelis yang Tanam 39 Batang Ganja demi Kesembuhan Istri Bikin Seluruh Ruang Sidang Terharu hingga Kabar Terbaru Wina Natalia

Jumat, 25 Oktober 2019 | 08:00
Dok Fidelis | IG

Berita terpopuler Suar edisi Kamis (24/10/2019).

Suar.ID - Berita terpopuler Suar edisi Kamis (24/10/2019).

Masih Ingat Fidelis yang Tanam 39 Batang Ganja demi Kesembuhan Istri Tercintanya? Nota Pembelaannya Bikin Seluruh Ruang Sidang Terharu dan Meneteskan Air Mata

Dok Fidelis

Fidelis menanam ganja demi kesembuhan istrinya yang sakit keras

Sekitar dua tahun yang lalu, republik dihebohkan dengan seorang pria bernama Fidelis yang menanam 39 batang ganja untuk kesembuhan istrinya yang sakit parah.

Atas tindakannya itu, pria yang berprofesi sebagai PNS itu harus berurusan dengan pihak kepolisian.

Pada Rabu, 19 Juli 2017, bertempat di Pengadilan Negeri Sanggau, Kalimantan Barat, Fidelis diberi kesempatan membacakan nota pembelaan yang ia tulis sendiri.

Banyak yang menyebut bahwa nota pembelaan itu sungguh mengharukan.

Kakak kandung Fidelis, Yohana L.A Suyati menceritakan jalannya suasana sidang saat itu ketika Fidelis membacakan nota pembelaan tersebut.Suasana haru disertai isak tangis.

Bahkan, seperti yang disampaikan Yohana, pengunjung sidang ada yang terpaksa keluar dari ruang sidang karena tidak mampu menahan keharuan.

Kompas.com

Berikut isi nota pembelaan yang dibacakan Fidelis:

Pertama-tama, saya menyampaikan terima kasih kepada Majelis Hakim yang saya Muliakan atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan nota pembelaan pribadi saya.

Sejak saya ditahan, saya tidak lagi memiliki kebebasan untuk selalu berada di samping istri saya yang sakit hingga akhirnya istri saya meninggal dunia. Padahal, selama ini sayalah yang paling mengerti dan memahami tentang keadaan dan kondisi istri saya.

Penahanan terhadap saya membuat saya tidak punya kesempatan untuk menjelaskan banyak hal kepada istri saya. Saya hanya bisa mencurahkan perasaan saya dalam bentuk tulisan-tulisan pada sebuah buku.

Tulisan-tulisan itu kemudian saya rangkum menjadi surat yang saya tujukan kepada istri saya. Surat tersebut menjadi bagian terpenting dalam nota pembelaan saya yang akan saya bacakan dalam persidangan kali ini.

Siang itu tanggal 19 Februari 2017, setelah saya diajak ke kantor BNNK Sanggau dan akhirnya mereka menahan saya, sekitar pukul 14.00 atau 2 siang, petugas dari BNNK Sanggau, anggota kepolisian, dan satu unit ambulans membawa saya kembali ke rumah.

Mereka akan mengevakuasi istri saya, Yeni Riawati. Dengan pengawalan ketat para petugas, saya dikawal menuju ke dalam rumah saya. Saya langsung menuju ke kamar tempat istri saya terbaring sakit.

Saya mencium kedua pipinya dan merapikan rambutnya dengan tangan saya. Istri saya yang sudah terbangun pun bertanya, “Kenapa Papa menangis?” Saya berusaha tersenyum.

Sambil menahan air mata, saya berkata kepada istri saya, “Kawan-kawan Papa dari BNN akan merawat Mama dan mencarikan obat untuk kesembuhan Mama.”

Saya kemudian mengusap air mata di pipi istri saya agar dia lebih tenang dan tidak khawatir, akan tetapi yang terjadi di dalam hati saya sebenarnya kacau luar biasa

Selanjutnya, Majelis Hakim yang saya muliakan, izinkanlah saya membacakan surat untuk istri saya ini sebagai bagian dari pembelaan pribadi saya.

Mama, banyak hal yang ingin Papa utarakan kepada Mama. Tetapi, Papa tidak ingin membuat Mama menjadi khawatir. Mama harus tetap semangat agar segera sembuh.

Papa tahu selama ini Mama sudah letih dan putus asa karena sakit yang Mama derita tidak kunjung sembuh, padahal sudah berganti-ganti rumah sakit, sudah memakan bermacam-macam obat dari dokter, pergi ke berbagai pengobatan alternatif, dan minum obat-obatan herbal.

Namun, semua itu tidak membuat Mama menjadi lebih baik, malahan hanya menguras habis semua tabungan yang sudah susah payah kita kumpulkan bersama.

Rencana kita untuk mengecat rumah pun harus kandas lagi, padahal semenjak kita berhasil membangun rumah sederhana kita secara bertahap, kita belum pernah mengecatnya, bahkan sampai atapnya ada yang bocor, Papa pun belum bisa memperbaikinya.

Papa tak ingin Mama menjadi sedih. Yang penting Mama harus sembuh dulu. Tentu Mama masih ingat doa yang selalu kita selipkan di saat kita berdoa rosario bersama-sama: “Tuhan kami serahkan segalanya kepada-Mu. Tunjukkanlah kami jalan selangkah demi selangkah menuju kebaikan-Mu agar semuanya menjadi indah pada waktunya.”

Mama, Tuhan akhirnya menunjukkan kuasa-Nya. Pada akhir tahun 2015, dokter berhasil memastikan penyakit yang Mama derita. Dokter mengatakan bahwa Mama menderita penyakit syringomyelia.

Menurut dokter, penyakit ini tergolong langka. Satu-satunya cara untuk mengobatinya adalah dengan operasi. Namun, kondisi Mama sudah sangat lemah. Dokter tidak mengajurkan Mama untuk operasi operasi. Risikonya terlalu besar. Mama bisa kehilangan nyawa.

Di samping itu, peralatan dan tenaga medis yang ada, sesuai memadai. Dokter tidak bisa banyak berobat untuk merawat Mama. Papa sangat sedih. Papa kemudian mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang penyakit Mama.

Salah satu informasi yang Papa dapatkan berasal dari situs Worldwide Syringomyelia dan Chairi Task Force. Papa menghubungi pendirinya dan berkenalan tem. Namanya Beth Nguyen. Dia tinggal di Northwest Georgia, Amerika Serikat.

Dia menjelaskan seluk-beluk penyakit syringomyelia kepada Papa. Dia juga penyajian dan penyajian untuk perawatan dan perkembangan penyakit syringomyelia secara sederhana, bahkan siapa saja yang membaca panduan tersebut dapat melakukan perawatan sendiri di rumah.

Papa sebenarnya ingin memperkenalkan Beth Nguyen kepada Mama. Namun, Beth pernah menjelaskan penyakit yang telah ditemukan sejak lebih dari 200 tahun yang lalu ini belum ditemukan obatnya sampai sekarang.

Tindakan penyedotan cairan dan instalasi shunt cateter. Cairan itu akan datang kembali dan shunt cateternya harus diganti lagi dengan operasi.

Papa tidak ingin membuat Mama sudah putus asa karena penyakit Mama tidak dapat disembuhkan total melalui tindakan medis. Papa pun mengurungkan niat untuk mengenalkan Beth Nguyen kepada Mama.

Berbekal pengetahuan yang Papa dapat dari seluruh dunia Syringomyelia dan Chairi Task Force, Papa bisa merawat dan mengetahui kondisi Mama. Kondisi Mama semakin menurun. Mama makin sulit untuk menelan makanan, meski makanan Mama sudah Papa blender.

Kedua kaki Mama semakin kaku. Mama memang tidak bisa merasakan saat dipijit atau saat kaki Mama Papa bersihkan. Kekakuan itu memang sudah menjalar ke tangan kiri Mama. Tangan Mama menjadi terlipat dan tidak bisa digerakkan. Keringat di sebelah kanan tubuh Mama juga tidak berhenti.

Urin di selang kateter makin sering membawa gumpalan warna putih sampai akhirnya kateter itu tersumbat. Mama pun semakin jarang Buang Air Besar (BAB), kadang sampai dua minggu.

Mama semakin sulit tidur. Kenta bisa tertidur, itu hanya khasnya. Mama mudah kaget dan terbangun. Mama selalu menolak kalau diajak bicara. Papa sangat sedih. Luka, luka-luka di tubuh Mama terus bertambah dan semakin besar dan dalam.

Perawat yang setiap hari datang ke rumah sakit luka Mama pun sampai kehabisan akal dan bingung karena luka-luka itu tidak kunjung sembuh.

Di dalam kegalauan, Papa terus buka untuk menyembuhkan Mama. Papa akhirnya menemukan artikel di sebuah web blogger yang ditulis oleh Christina Evans. Dia adalah seorang ibu dengan dua orang anak yang tinggal di Delta British Colombia, Kanada.

Sejak tahun 2013, dia telah didiagnosa penyakit penyakit syringomyelia. Selama beberapa tahun, dia menderita karena syringomyelia yang dideritanya. Bahkan, obat-obatan dari dokter dengan dosis yang tidak dikonsumsinya tidak mampu menyembuhkan penyakitnya.

Kemudian, dia beralih pada pengobatan menggunakan ekstrak ganja. Semenjak menggunakan ekstrak ganja, hidup kembali normal. Ia bisa mengurusi keluarga dan bisa bekerja di salah satu studio yoga.

Papa tidak percaya begitu saja Bagaimana mungkin ganja yang selama ini dikenal sebagai perusak malah bisa menjadi obat?

Setelah Papa berhasil berkomunikasi dengan Christina Evans melalui akun Facebooknya dengan nama "Fighting Syringomyelia with Cannabis Oil", ternyata Christina Evans menggunakan ekstrak ganja setelah mendapat rekomendasi dari dokter yang merawatnya.

Salah satu dierah adalah dari dokter di Fraser Medical Clinic di Kanada. Kandungan obat yang ada di dalam ekstrak ganja ini kemudian mempertemukan Papa dengan banyak ilmu yang telah khasiat ganja sebagai obat.

Dr. Raphael Mechoulam dari Hebrew University of Jerusalem, Israel, Dr. Vincenzo Di Marzo dari Grup Riset Endocannabinoid Italia, Dr. Christina Sanchez dari Compultense University di Madrid, Spanyol, Dr. Kirsten Müller-Vahl, MD dari Hannover Medical School (MHH) , Jerman, Dr. Donald P. Tashkin dari University of California, Amerika Serikat, Dr Aymen I Idris, MSc, PhD dari University of Edinburgh, Inggris, dan masih banyak peneliti lain.

Mereka menjelaskan tentang ganja memang sedang untuk mengobati penyakit yang sulit atau bahkan tidak bisa ditangani oleh obat-obatan seperti kanker, Alzheimer, epilepsi, diabetes, skizofrenia, parkinson, arthritis, bahkan HIV/AIDS.

Mama, bagaimana Papa harus menjelaskan semua ini kepada Mama? Ketika Papa berusaha mencari izin dan dispensasi agar bisa mendapatkan dan menggunakan ganja untuk mengobati Mama, tidak ada satu pun yang dapat membantu Papa.

Penggambaran ganja yang begitu buruk tanpa didukung hasil penelitian ilmiah begitu kuat di negeri kita, bahkan ganja menjadi tanaman nomor satu yang dilarang penggunaan dan pemanfaatannya.

Mama, di antara hembusan napas Mama yang semakin hari semakin sulit, membuat Papa akhirnya memutuskan menggunakan ganja untuk mengobati Mama. Sebab di dunia ini, cannabinnoid hanyalah ditemukan pada tanaman ganja.

Steep Hill Laboratory yang salah satu laboratoriumnya berada di Denver, Colorado, Amerika Serikat menjelaskan bahwa unsur kimia yang sama dengan canabinnoid juga ditemukan pada tubuh manusia yang berfungsi sebagai reseptor cannabinoids.

Jorge Cervantes yang tinggal di Israel dan Edward Rhosental dari Amerika yang dua-duanya berprofesi sebagai ahli tanaman holtikultura menegaskan bahwa cannabinoid yang baik digunakan untuk pengobatan adalah yang berasal dari bunga ganja yang dirawat secara khusus.

Beruntung Papa bisa mendapatkan bimbingan untuk merawat tanaman ganja secara organik dari sepasang suami istri, John dan Amanda Seckar, yang tinggal di Washington D. C, Amerika Serikat.

Papa juga dibantu oleh Emily Grand, seorang botanical steel di Kanada yang memilihkan lampu agar klorofil A dan klorofil B pada tanaman dapat bekerja secara maksimal.

Papa juga mendapatkan panduan dari Rick Simpson untuk mengekstrak ganja dengan proses moserasi yang sangat sederhana dan dapat dilakukan sendiri di rumah, melakukan proses dekarbolisasi untuk mengubah tetrahydrocannabivorin menjadi tetrahydrocannabinoid sebagai zat psikoaktif yang berfungsi sebagai obat analgesik, antibakteri, antikanker, antispasmodic, appetit stimulant, bronchodilator, neuroprotective, dan bone stimulant.

Mama, Papa masih ingat di awal bulan Januari 2017, ketika Papa terbangun dari tidur di antara buku-buku, sambil memegang tablet Lenovo di samping tempat tidur Mama, Papa mendengarkan Mama menyanyikan lagu “Pelangi Sehabis Hujan”.

Papa sungguh bahagia bisa mendengarkan Mama bernyanyi kembali setelah Papa mencampurkan minjak ganja pada makanan atau minuman Mama, menambahkan beberapa lembar daun ganja pada telur omelet kesukaan Mama, serta membuatkan Mama jus alpukat susu bersama daun dan bunga ganja segar.

Dr. Rachna Patel yang berprofesi sebagai The Medical Marijuana Expert di San Fransisco, California mengatakan bahwa susu mampu mengikat cannabinoid dengan baik dan meningkatkan penyerapan protein. Itu sebabnya tubuh kita hampir tidak mungkin mengalami overdosis ganja karena kelebihan cannabinonoid akan disimpan di dalam lemak tubuh.

Semenjak Papa mulai intensif memberikan Mama ekstrak ganja, Mama juga mulai lancar berkomunikasi kembali. Kita jadi sering berbagi cerita kembali. Mama banyak mengingat kenangan-kenangan yang pernah kita lalui bersama.

Bagaimana kita bertemu pertama kali dan mulai dekat di saat perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, mengatur waktu dari padatnya jadwal perkuliahan agar dapat pergi ke gereja bersama-sama pada hari Minggu pagi dan mengikuti pendalaman iman di Kanisius Yogyakarta pada sore harinya.

Bagaimana galaunya kita ketika Papa tidak ada uang untuk membayar uang praktikum di jurusan mekatronika yang sangat mahal pada waktu itu dan akhirnya Papa memutuskan berhenti kuliah karena tidak memiliki biaya.

Perjuangan kita pun terus berlanjut. Mama bercerita betapa sedihnya Mama setelah kita hidup bersama di Kalimantan karena harus meninggalkan Papa untuk melanjutkan kembali pendidikan bahasa Inggris di Magelang.

Setelah Papa memberikan Mama ekstrak ganja, Papa tidak perlu lagi membeli Sanoskin Oxy seharga Rp 320.000,- untuk obat luka Mama yang satu botolnya hanya bisa dipakai 3 – 4 hari.

Mama tidak perlu minum aprazolan atau zypas agar Mama bisa tidur, tidak perlu minum ulsafate sulcralfate agar Mama tidak muntah dan bisa menelan makanan, tidak perlu minum Dulcolax atau injeksi di anus agar Mama bisa Buang Air Besar (BAB).

Mama tidak perlu meminum obat-obat kimia yang ternyata tidak efektif menyembuhkan Mama. Cukup dengan ekstrak ganja, Papa sudah bisa melihat senyuman di wajah Mama lagi.

Mama, Papa jadinya banyak menghemat uang. Papa bisa membelikan sepeda kecil untuk Samuel. Mama belum pernah lihat kan, betapa lincahnya Samuel mengendalikan sepedanya? Papa sebenarnya ada merekam videonya, tapi Papa belum sempat menunjukkannya kepada Mama.

Semenjak Mama tidak dapat memberikan Air Susu Ibu (ASI) untuk Samuel karena Mama sakit, Samuel tetap tumbuh menjadi anak yang sehat dan aktif. Saat akan tidur di malam hari, dia hanya perlu mencari sebotol dot berisi teh manis dan sebuah boneka sapi hitam putih yang buntutnya sudah butut.

Mama tahu nggak, boneka itu sebenarnya hanya hadiah dari salah satu produk makanan anak-anak yang dibelikan budenya. Samuel dapat tidur nyenyak dan terlelap bersama boneka sapi kesayangannya itu.

Mama, Samuel sekarang juga sudah bisa makan sendiri. Dia duduk di lantai sambil memangku piringnya, memasukkan sesuap demi sesuap nasi ke dalam mulutnya. Mama pasti akan tertawa kalau melihat pipinya yang belepotan karena nasi yang menempel ke mana-mana.

Tanggal 28 Mei 2017 yang lalu, Samuel berulang tahun yang ketiga. Papa tidak tahu, siapa yang menemaninya. Papa masih mengurusi obat untuk Mama, sedangkan Mama pun sudah tak bisa lagi menemani Samuel.

Budenya bilang sama Papa kalau Samuel sudah bisa bernyanyi: Daddy Finger, Daddy Finger, where are you? Here I am, here I am. How do you do? Mommy Finger, Mommy Finger, where are you? Here I am, here I am. How do you do?

Mama, sebenarnya ada sesuatu hal yang ingin Papa sampaikan sewaktu Mama dibawa oleh teman-teman dari BNN ke rumah sakit. Namun, Papa khawatir kalau Papa berterus terang waktu itu akan membuat Mama menjadi shock.

Beberapa bulan belakangan itu sebenarnya Papa telah mengobati Mama menggunakan ekstak ganja yang Papa olah sendiri. Papa tidak tahu bagaimana cara mendapatkan izin atau dispensasi untuk dapat menggunakan ganja sebagai obat.

Pada waktu itu, sebenarnya Papa sudah ditahan oleh pihak BNN. Papa pun kemudian dimasukkan ke dalam penjara. Sejak saat itu, tidak ada lagi yang bisa Papa lakukan untuk menolong Mama.

Usaha Papa untuk memberikan panduan perawatan syringomyelia kepada dokter yang merawat Mama pun ditolak oleh dokter yang merawat Mama. Katanya mereka sudah punya SOP sendiri untuk menangani pasien, padahal Papa berharap panduan itu dapat menjadi tambahan referensi mereka untuk mengobati Mama. Papa hanya bisa pasrah.

Siapa lagi yang bisa merawat Mama di rumah sakit, selain Yuven anak kita yang pertama. Papa tidak bisa membayangkan bagaimana Yuven harus bolak-balik ke rumah sakit untuk menyuapi Mama sambil berkonsentrasi untuk membaca buku-buku pelajaran yang dibawanya.

Di saat teman-temannya bisa belajar di rumah dengan tenang untuk menghadapi Ujian Nasional SMP, Yuven hanya bisa bermimpi dapat belajar bersama orangtuanya.

Semenjak Mama sakit di tahun 2013, dia sudah harus terbiasa ditinggal berminggu-minggu oleh Papa karena Papa harus membawa Mama berobat dari rumah sakit yang satu ke rumah sakit yang lain, dari kota yang satu ke kota yang lain.

Apa yang bisa dilakukan oleh seorang anak yang menurut undang-undang dikategorikan masih di bawah umur bersama adiknya yang masih balita? Bagaimana hancur hatinya ketika harus menghadapi kenyataan bahwa ibunya tidak lagi dapat bertahan hidup setelah selama 32 hari dirawat di rumah sakit, sementara ayahnya harus mendekam di penjara?

Mama, betapa besar kasih karunia yang diberikan Tuhan kepada keluarga kecil kita. Tuhan memberikan dua orang anak yang begitu tabah untuk melepas kepergian Mama di saat Papa harus menjalani proses hukum.

Di saat Papa sudah tidak lagi mempunyai uang untuk menyewa pengacara, Tuhan pun mengutus orang-orang hebat dari Firma Hukum Ranik, Marcelina, dan Rekan untuk mendampingi Papa.

Mereka bahkan tidak pernah absen mendampingi Papa di setiap persidangan, padahal mereka harus berangkat dari Pontianak ke Sanggau dan kembali ke Pontianak lagi. Sering mereka juga harus menyewa penginapan, tetapi mereka tidak pernah meminta imbalan sepeser pun.

Mama, Tuhan juga menunjukkan kebesaran-Nya melalui media sosial dan media massa. Banyak yang mendoakan Mama dan berharap agar Papa bisa segera dibebaskan. Hal ini ternyata juga menjadi salah satu pertimbangan Jaksa Penuntut Umum dalam menjatuhkan tuntutannya.

Papa bersyukur karena Jaksa Penuntut Umum begitu bijaksana dengan menjatuhkan tuntutan lima bulan penjara terhadap Papa. Hal ini tentu saja akan membuka peluang besar untuk dapat mempertahankan status Pegawai Negeri Sipil Papa.

Akan tetapi, Papa juga khawatir jika nanti vonis dijatuhkan kepada Papa dan status Papa berubah menjadi narapidana, tentu saja hal ini akan mengganggu masa depan karir Papa sebagai Pegawai Negeri Sipil karena pada kegiatan-kegiatan tertentu, seorang Aparatur Sipil Negara tidak boleh cacat di mata hukum.

Bagaimana juga dengan kedua buah hati kita? Pasti mereka akan merasa minder dan malu karena papanya adalah seorang narapidana atau mantan narapidana ketika Papa bebas nanti.

Mama, Papa minta maaf karena hanya bisa berterus terang melalui surat ini. Kita tidak lagi bisa bersama di dunia ini.

Kita tidak lagi bisa berbincang tentang hidup ini atau bertengkar tentang rencana esok hari.

Sesaat sebelum peti jenazah Mama ditutup, betapa Papa harus menguatkan diri karena tidak lagi mendengar hembusan napas Mama. Kebersamaan dan cinta kasih kita selama ini, akan menjadi harta karun yang tak ternilai untuk Papa.

Selamat jalan, wahai istriku. Doa dan cintaku selalu menyertaimu.

Majelis Hakim Yang saya Muliakan Jaksa Penuntut Umum yang saya hormati Tim Penasehat Hukum yang saya hormati Panitera yang saya hormati Para Sahabat, keluarga, dan pengunjung sidang yang saya cintai dan banggakan, Saya yakin dan percaya, dalam persidangan ini Majelis Hakim yang saya Muliakan menjadi perpanjangan tangan Tuhan di dunia ini.

Jika saya boleh memohon, saya memohon kepada Yang Mulia untuk menyampaikan surat ini kepada isteri saya agar dia dapat mengerti bahwa saya sungguh sangat mencintainya sehingga dia dapat beristirahat dengan tenang untuk selama-lamanya.

Saya juga memohon pengampunan kepada Yang Mulia atas segala pelanggaran hukum yang telah saya lakukan agar saya dapat melanjutkan kehidupan bersama kedua anak saya.

Majelis Hakim yang saya Muliakan, Pembelaan yang saya bacakan ini merupakan satu bentuk kesatuan rangkaian utuh yang sama dengan pembelaan yang akan dibacakan dan disampaikan oleh Kuasa Hukum saya.

Saya menyampaikan terimakasih kepada Majelis Hakim yang saya Muliakan, yang telah berkenan mendengarkan saya. Saya meminta maaf kepada Majelis Hakim yang Mulia dan kepada semua pihak atas kekhilafan dan kekurangan yang saya miliki.

Terakhir, dengan kerendahan hati, saya memohon keadilan yang seadil-adilnya kepada Majelis Hakim yang mengadili dalam mengambil putusan perkara saya ini.

Sanggau, 19 Juli 2017

Hormat saya, Fidelis Arie Sudewarto.

Dok Fidelis

Sekadar mengingat kembali, Fidelis Arie Sudewarto ditahan Badan Narkotika Nasional (BNN) karena menaman 39 batang ganja.

Ganja itu ia tanam untuk diambil ekstraknya yang digunakan untuk merawat istrinya, Yeni Riawati yang menderita penyakit langka syringomyelia.

Fidelis ditangkap pada 19 Februari 2017 dan tepat 32 hari setelah ia ditangkap, sang istri pun meninggal dunia pada 25 Maret 2017.

Setelah menjalani hukuman, Fidelis akhirnya dibebaskan pada November di tahun yang sama.

Begini Kabar Terbaru Wina Natalia, Mantan Istri Menteri Pariwisata Kabinet Indonesia Maju yang Kini Sudah Jadi Istri Musisi Terkenal

Kolase Instagram
Kolase Instagram

Wina Natalia, mantan istri Wishnutama

Nama pengusaha ini masuk dalam daftar menteri Kabinet Indonesia Maju yang diumumkan Presiden Jokowi pada Rabu (23/10/2019) lalu.

Kehadirannya mengenakan baju putih di Istana Negara dua hari sebelumnya yaitu Senin (21/10/2019) juga sempat mencuri perhatian masyarakat Indonesia.

Ya, sudah ada sinyal bahwa sosok pengusaha media ini akan menjadi salah satu menteri karena hari itu merupakan hari pemanggilan calon-calon menteri Jokowi.

Siapa lagi kalau bukan Wishnutama yang kini telah resmi menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabinet Indonesia Maju.

Baca Juga:Sandang Status Istri Menteri, Penampilan Memesona Gista Putri yang Sedang Hamil 8 Bulan, Dampingi Wishnutama Dilantik

Selain kesuksesannya dalam dunia bisnis, ia pun cukup dikenal sebagai sosok yang mampu menjaga hubungan baik dengan mantan istri.

Kolase/Tribunnews. Kompas.com
Kolase/Tribunnews. Kompas.com

Wishnutama, menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabinet Indonsia Maju

Ya, sebelum menikah dengan Gista Putri, Wishnutama pernah menikah dengan seorang wanita bernama Wina Natalia.

Pernikahan dengan Wina Natalia ini pun merupakan pernikahan kedua setelah rumah tangganya dengan wanita bernama Wina Widodo kandas.

Sementara itu, rumah tangga Wishnutama dan Wina Natalia dikarunia 2 orang putra, bernama Salva Dityatama dan Sultan Saladyne Tama.

Baca Juga:Tak Mau Mengenal Anaknya yang Baru Saja Lahir karena Dirinya Didiagnosis Mengidap Kanker, Wanita Ini Menyesal dan Sebuah Keajaiban Terjadi!

Meski telah bercerai, mereka tetap menjalin hubungan yang begitu baik.

Lalu, bagaimana kabar mantan istri sosok yang kini telah resmi jadi Menteri Pariwisata ini?

1. Telah menikah dengan musisi terkenal, Anji

Usai bercerai dari Wishnutama, Wina Natalia kembali menikah dengan musisi Anji pada 13 Juli 2012.

Dari pernikahannya dengan Anji, Wina pun memiliki dua orang anak bernama Sigra Umar Narada dan Saga Omar Nagata.

Bahkan, dalam pernikahannya dengan Anji, ayah Wishnutama-lah yang menjadi saksinya.

Tangkapan layar Instagram
Tangkapan layar Instagram

Wina Natalia dan Anji

Baca Juga:BREAKING NEWS: FIFA World Cup U-20 2021 akan Digelar di Indonesia, Bahkan Mengalahkan Negara Besar dalam Pesepakbolaan Dunia seperti Brasil!

2. Baru-baru ini hadir di 7 Bulanan Istri Wishnutama

Bukan hanya berhubungan baik dengan mantan suaminya, Wishnutama. Wina Natalia bersama keluarga barunya juga dekat dengan keluarga baru mantan suaminya itu.

Momen terbaru yang menunjukkan kedekatan mereka adalah saat Gista Putri, istri Wishnutama kini menggelar syukuran 7 bulanan kehamilannya pada september lalu.

Wina dan Wishnutama yang kini sudah bahagia dengan keluarganya masing-masing tampak kompak, terlihat dari potret yang mereka bagikan di media sosial Instagram.

Tangkapan layar Instagram
Tangkapan layar Instagram

Keluarga Wina Natalia dan Keluarga Wishnutama, acara 7 bulanan Gista Putri

Baca Juga:Lihat Istri Sahnya Mengamuk Nggak Keruan, Pria Ini Justru Jadi Pelindung Pelakor yang Jadi Selingkuhannya, Ya Namanya Saja Sudah Dimabuk Cinta

3. Beri dukungan kepada mantan suami yang resmi jadi Menteri Pariwisata

Wina Natalia pun memberi dukungan kepada mantan suaminya usai dilantik jadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Dukungan tersebut disampaikan melalui unggahan Instagramnya pada Rabu (23/10/2019) kemarin.

Bahkan, dalam unggahannya itu ia masih memanggil Wishnutama dengan sebutan 'Ayah'.

"Selamat bekerja Ayah @wishnutama

Semoga dapat membawa pariwisata Indonesia semakin maju,"tulisnya sebagai caption foto Wishnutama dan putranya bersama Wina.

Ia juga memention akun Instagram Gista Putri dan Anji.

Tangkapan layar Instagram
Tangkapan layar Instagram

Wina beri dukungan untuk Wishnutama

Baca Juga:Jadi 'Srikandi' di Kabinet Indonesia Maju, Yuk Intip Penampilan 5 Menteri Perempuan Ini Saat Pelantikan, Siapa Paling Kece?

4. Menjadi bintang video klip lagu suaminya

Terpantau dari akun Instagramnya, Wina Natalia tampak mengunggah cuplikan video klip.

Melalui unggahan itu ia mengungkapkan dirinya tak sabar kembali menjadi bintang video klip lagu baru suaminya.

"2017 menjadi bagian di video clip #BidadariTakBersayap ga sabar untuk menjadi bagian lagi di video clip baru @duniamanji ... AKU PERCAYA ❤️.#AkuPercayaAnji,"tulisnya.

Unggahan tersebut pun membuat netizen baper.

5. Punya label musik

Dilansir dariTribunstyle, Wina ternyata juga mengikuti jejak sang suami dalam industri musik.

Bukan sebagai penyanyi, Wina adalah pendiri content provider salah satunya ring back tone (RBT).

Selain itu Wina juga memiliki label musik.

Baca Juga:Komentari Keputusan Raffi Ahmad Rehat Sejenak dari Dunia Hiburan Tanah Air, Mbak You Singgung Soal Sikap Raffi Ahmad yang Perparah Penyakitnya

6. Punya EO dan bisnis pakaian

Dilansir dariTribunstyle, Selain miliki bisnis label musik, Wina ternyata juga memiliki sebuah usaha di bidang Event Organizer (EO).

Usaha EO milik Wina Natalia bernama Inzpire.

Ia juga melebarkan bisnisnya ke bidang pakaian.

Wina memiliki bisnis pakaian bayi yang diberi nama Saga-O.

Dirinya memilih bisnis pakaian bayi untuk memudahkan para orang tua baru

Baca Juga:2 Kali Di-PHP Jokowi, Sosok Ini Akhirnya Jadi Menteri Koordinator yang Membawahi Banyak Kementerian dan Lembaga Prestisius

7. Tetap Modis meski sudah beranak 4

Kini menjadi ibu dari 4 orang anak, tak membuat Wina tampil seperti 'ibu-ibu'.

Mantan istri Wishnutama ini tetap tampil muda bak remaja ABG.

Penampilannya pun tampak selalu mempesona.

Ini salah satu potretnya, tak kalah dengan remaja ya?

Tangkapan layar Instagram
Tangkapan layar Instagram

Wina Natalia tampil bak ABG

Baca Juga:Sosok Ini Resmi Jadi Menteri, Rupanya Ayahnya Bukan Orang Sebarangan, Pernah Jadi Bosnya Hotman Paris

Tag

Editor : Adrie P. Saputra