Suar.ID - Kawat gigi atau yang dikenal juga dengan 'behel', sering kali menjadi tren di kalangan remaja.
Bukan hanya demi merapikan gigi, tak jarang kawat gigi dipakai sebagai penunjang penampilan.
Namun, karena tarif untuk memasang kawat gigi terbilang tidak murah, maka kawat gigi tiruan pun sering kali menjadi pilihan.
Namun, siapa sangka jika kawat gigi tiruan bisa mendatangkan bahaya.
Baca Juga: Kasihan, Anak Ini Palsukan Penculikannya Hanya Gara-gara Kangen dengan Orantuanya
Dilansir dari hmetro.com.my (14/10/2019), Para pengguna kawat gigi tiruan lebih beresiko terpapar berbagai jenis penyakit menular termasuk HIV.
Direktur senior Kementerian Kesehatan Malaysia (Kesehatan Gigi) Dr Doreyat Jemun mengatakan jumlah broker gigi tiruan yang datang ke Klinik Kesehatan Gigi Cloud (KKPA) meningkat di seluruh negeri.
“Para pasien datang karena mereka mengalami berbagai efek samping dari penggunaan kawat gigi tiruan yang menjadi tren terbaru," katanya.
“Ini menjadi perhatian ketika banyak orang, terutama remaja, menggunakan layanan ilegal karena murah dan mudah saat mereka terpapar berbagai risiko," sambungnya.
Dr Doreyat Jemun yang ditemui di peluncuran Hari Kemerdekaan Dunia Bebas Rongga Dunia 2019 di Marang pun mengatakan bahwa layanan ilegal yang menawarkan kawat gigi tiruan dilakukan tanpa prosedur yang tepat.
Menurutnya, hal yang paling mengkhawatirkan karena kemungkinan pengguna terinfeksi virus dan kuman sangat tinggi.
Hadir pula Wakil Direktur Kesehatan Negara (Gigi) Dr Kamariah Seman dan Ketua Aliansi Untuk Bebas Rongga untuk Masa Depan Malaysia (ACFF) Profesor Dr Rahimah Abdul Kadir di acara tersebut.
Doreyat mengatakan dia berharap masyarakat akan sadar akan bahaya potensial menggunakan kawat gigi gigi tiruan dan mengakses kawat gigi gigi bersertifikat.
Baca Juga: Manga One Piece 959: Perang Besar Negara Wano Dimulai!
“Meskipun lebih murah daripada harga pasar saat ini di klinik gigi swasta, sikat gigi artifisial ini memiliki banyak risiko.
“KKPA menyediakan bracing gigi dan memanfaatkan fasilitas yang ditawarkan karena aman dan murah.
"Banyak kasus efek samping dari penggunaan kawat gigi gigi tiruan telah dicatat, termasuk pembusukan gigi dan kasus semua gigi dicabut," katanya.
Menurutnya, ia akan terus memantau aktivitas layanan pemasangan dokter dari waktu ke waktu.
Ia pun memaparkan beberapa kasus resiko penggunaan kawat gigi tiruan yang pernah terjadi.
“Dari 2015 hingga saat ini, lima kasus terkait layanan telah dicegah dan empat telah dituntut di pengadilan.
"Kami menyadari efek jangka panjang dari penggunaan kawat gigi palsu dan penegakan akan terus berlanjut," katanya.
Menurutnya, program penyadaran selalu dilakukan untuk memperingatkan masyarakat dan meningkatkan jumlah dokter gigi dan masyarakat ke KKPA.
"Tidak hanya pasien dengan masalah gigi perlu datang ke KKPA tetapi semua orang didorong untuk datang ke dokter gigi setiap enam bulan," katanya.