Cerita di Balik 'Makam Ragasemangsang', Orang Sakti Tidak Bisa Mati Selama Tubuh Menyentuh Tanah

Kamis, 10 Oktober 2019 | 15:30
Tribun Jateng

Makam Ragasemangsang yang terletak di pertigaan Jalan Ragasemangsang, 200 meter arah timur alun-alun Purwokerto.

Suar.ID -Makam tua berukuran 2.5 X 1.5 m bercat hitam putih dengan pintu berwarna kuning, berdiri dengan kokoh tepat di tengah pertigaan jalan sebelah timur alun-alun Purwokerto.

Masyarakat sekitar menyebut makam unik tersebut dengan 'Makam Ragasemangsang'.

Dilansir dari Tribun Jateng, Makam itu berada di Kelurahan Sokanegara, Purwokerto Timur, posisi makam tua iniberdekatan dengan kompleks kantor Pendopo Bupati Banyumas atau sekitar 200 m arah timur alun-alun Purwokerto.

Meskipun berada di tengah pertigaan jalan, dengan bentukyang menyerupaibenteng kuno, makam tua ini masih terkesan angker dan mistis.

Baca Juga: Sering ke Makam Eyang, Penampilan Cucu B.J. Habibie Jadi Sorotan

Terdapat sebuah pintu kecil berukuran 70 cm.

Sementara di dinding barat dan timurterdapat semacam lubang kecil untukmelihat dari luar.

Bagian atap tertutup rapat dengan cor yang dibangun semasa Pemerintahan Belanda.

Jika ditengok ke dalam makam,terdapat taburan kembang mawar tersaji di sekitarnya.

Kembang terlihat layu dan kering,belum diketahui siapa yang terakhir kali berziarah.

Sisa-sisa pembakaran menyan dan dupa di makam tersebut juga seakan menandakan terdapat misteri yang membayangi keberadaan makam tersebut.

Baca Juga: Tiap Diajak Keluar Bareng Teman-Teman Istrinya Selalu Tidak Bisa, Rupanya Ini Pekerjaan Suami Laudya Cynthia Bella, Bukan Orang Sembarangan!

Konon katanyaterdapat jasadpria terkubur dengan kisah kematian yang tidak lazim.

Keberadaan makam yang persis berada di pertigaan jalan, membuat siapa saja yang lewat akan merasatertarik dengan bangunan tersebut.

Upaya pemerintah untuk mencoba memindahkan makam tersebut selalu saja gagal.

Malahkejadian-kejadian aneh sempat dialami petinggi daerah, seperti mimpi bertemu penghuni makam yang berwasiat tidak ingin dipindah.

Tribun Jateng
Tribun Jateng

Makam Ragasemangsang yang terletak di pertigaan Jalan Ragasemangsang, 200 meter arah timur alun-alun Purwokerto.

Baca Juga: Diam-diam Nikita Mirzani Ternyata Hobi Bersedekah, Ustaz Maulana Ungkap Hal Mengagumkan dari Eks Dipo Latief

Tedapatsebuah cerita ketika seorang pekerja tiba-tiba mendadak pingsan saat menggali di seputaran area makam.

Ada saja keanehan-keanehan yang dialami jika akan mencoba memindahkan makam tersebut.

Ada beberapa versi cerita yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul keberadaan makam Ragasemangsang.

Rentang masa cerita itu juga bermacam-macam, ada yang sejak zaman para raja hingga revolusi kemerdekaan Indonesia.

Namun dari semua versi terdapat satu kesamaan cerita, bahwa masyarakat meyakini jika jasad yang terkubur dalam makam tersebut mengalami kematian tragis digantung di atas pohon.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Buruh Pabrik Bertunangan dengan Wanita Cantik, Namun Hal Buruk Menimpa Dirinya hingga Ahmad Dhani Ternyata Tak Kuasa Menahan Tangis ketika Menceraikan Maia

Cerita makam Ragasemangsang dipaparkan langsung oleh Ketua RT 3, RW 5, Sokanegara, Karto Suwito (75).

Kartotelah bermukim di wilayah tersebut sejak 1962.

Mbah Karto menceritakan berdasarkan cerita para sesepuh dahulu bahwa adanya mitos pertarungan Ragasemangsang dengan Raden Pekih.

"Sebenarnya tidak diketahui pasti kapan makam itu dibangun."

"Sejarah asli dan cerita pasti juga tidak ada yang tahu, hanya berdasarkan tutur orang-orang sepuh."

"Juru kunci makam, sudah lama meninggal namun tidak meneruskan ke anak-cucunya."

"Sepengetahuan saya zaman penjajahan Belanda, bangunan itu sudah ada," ujar Karto kepada Tribun Jateng, Kamis (20/6/2019).

Baca Juga: Pilot Air Canada Sampai Umumkan Keadaan Darurat, Gara-Gara Kabin Beraroma 'Busuk' yang Disebabkan Oleh Makanan Ini!

Masyarakat umum yang baru berkunjung ke Purwokerto kemungkinan besartidak akan menyadari bahwa bangunan di tengah pertigaan jalan itu adalah sebuah makam.

Meskipun posisi makam berada di tengah keramaian, nyatanya keberadaannya masih tetap dikeramatkan.

"Masih sering terlihat, terkadang para petinggi atau pejabat yang ingin naik jabatan datang kesini lalu masuk kedalam dan tabur bunga,"

"Bahkan pedagang yang ingin dagangannya laris menaburkan bunga dan meletakkan sesajian di tempat ini," tambahnya.

Baca Juga: Dipajang dalam Sebuah Mobil Kemudian Ditawarkan Keliling Vila Di Cipanas, Para PSK Ini Rupanya Jadi Langganan WNA Timur Tengah

Mbah Karto menceritakan jika sudah biasa para pejabat yang entah siapa itu yang baru menduduki posisi penting di Banyumas akan berkunjung ke makam Ragasemangsang.

Hal itu dilakukan sebagai etika baik, agar karier dan pekerjaannya lancar dan cepat naik jabatan.

"Jika pejabat atau orang penting itu pindah atau keluar dari Banyumas karena naik jabatan, mereka biasanya juga datang lagi untuk bersih-bersih makam dan mengecat ulang makam," tambahnya.

Menurut Karto, orang yang datang dan mengunjungi makam Ragasemangsang justru bukan dari warga sekitar, melainkan banyak warga dari luar kota seperti Bandung, Tasikmalaya, dan Surabaya.

Bahkan orang-orang Tionghoa juga ada yang masuk danberkunjung ke dalam makam.

Baca Juga: Dokter Berteriak ketika Keluarkan Bayi Kembar, Sang Ibu Penasaran dan Kaget Melihat Bayinya seperti Ini!

Pengeramatan makam kerap dijadikan sebagai ritual 'meraup berkah' tidak lepas dari mitologi yang berkembang di tengah masyarakat Purwokerto.

Mbah Karto sendiri tinggal kurang lebih 100 meter dari makam.

Dia menjelaskan setidaknya ada dua versi populer cerita asal-usul makam Ragasemangsang.

"Ada dua versi cerita populer di tengah masyarakat,"

"Pertama, makam tersebut adalah makam seorang tokoh sakti mandraguna bernama Ragasemangsang,"

"Saking saktinya, Ragasemangsang hanya bisa mati jika bagian tubuhnya dipotong menjadi beberapa bagian," kata Karto.

"Selain itu, bagian tubuhnya sama sekali tidak boleh menyentuh tanah, sebab jika menyentuh tanah akan kembali bersatu,"

"Oleh sebab itu, tubuhnya harus digantung agar tidak menyentuh tanah," tambahnya.

Baca Juga: Seorang Wanita Mendapat Kiriman Uang hingga Rp 43 Juta dari Sugar Daddy untuk Foto Kakinya: Kuras Uangnya Ya!

Konon ceritanya pada ratusan tahun lalu terjadi pertarungan antara dua orang sakti, yaitu Mbah Ragasemangsang (protagonis) dan Raden Pekih (antagonis) yang meresahkan masyarakat.

Dalam pertarungan tersebut Raden Pekih kalah oleh Mbah Ragasemangsang.

Sebab, Mbah Ragasemangsang memiliki kemampuan meski tubuhnya telah dipotong-potong oleh senjata akan selalu menyatu kembali setiap menyentuh tanah.

Karena kalah ilmu dalam pertarungan, Raden Pekih luka parah dalam adu kesaktian sampai akhirnya tewas.

Baca Juga: Mendalami Joker dan Kontroversi Kekerasan Fisik dan Mental di Dalamnya yang Diduga Terinspirasi dari Penembakan Aurora 2012

"Mbah Ragasemangsang itu hanya dapat mati jika digantung, intinya tidak bersentuhan dengan tanah,"

"Lokasi makam sekarang itu, tempat pertapaan Mbah Ragasemangsang yang lantas dikeramatkan," ungkap Karto.

"Masyarakat masih meyakini cerita-cerita tersebut. Bahkan ada semacam mitos, meskipun letaknya di jalan ramai tetapi jarang sekali ada kecelakaan," tandasnya.

Adanya kekuatan spiritual yang menyelimuti sertaperspektif kuat dari warga Banyumas yang masih meyakini cerita mitos makam Ragasemangsang, membuatnya eksis hingga kini.

Baca Juga: Seorang Ibu Menangis Sejadi-jadinya sambil Gendong Anaknya yang Sudah Tak Bernyawa di Puskesmas Jatibarang

Misteri tetaplah menjadi misteri, makam Ragasemangsang tetap ada di antara sesaji, menyan, dupa yang dibakar di dalam makam.

Kisah Ragasemangsang tetap akan menjadi semacam teka-teki.

Kisah makam Ragasemangsang adalah sebuahsitus yang memiliki keganjilan yangbersifat tetapmeskipun kota semakin berkembang dari masa ke masa.

Ternyata di antara kebisingan kendaraan,keramaian di jalan raya, pembangunan pusat belanja, masih ada cerita mitos yang sampai saat ini menjadi perias di Kota Purwokerto.(Permata Putra Sejati/Tribun Jateng)

Artikel ini telah tayang di Tribun Jateng dengan judulMisteri Makam Ragasemangsang Purwokerto, Orang Sakti Tidak Bisa Mati Selama Tubuh Menyentuh Tanah

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : Tribun Jateng

Baca Lainnya