Suar.ID -Minggu (6/10/2019) kemarin menjadi hari yang sangat berat bagi pasangan Irish Bella dan Ammar Zoni.
Bayi kembar yang kelahirannya telah mereka nanti-nantikan meninggal dunia.
Keluarga maupun fans kedua artis tersebut juga turut sedih menyaksikan duka yang dirasakan oleh mereka.
Penyebab meninggalnya bayi kembar Irish Bella dan Ammar Zoni sempat tak sebutkan, namun baru-baru ini terungkap jika artis cantik tersebut mengalami sindrom langka.
Janin kembar yang dikandung artis peran Irish Bella meninggal dunia, ketika memasuki usia 6 bulan kandungan.
Menurut dokter, pemain sinetron ini mengalami Mirror Syndrome yang berawal saat bayi dalam kandungan mengalami kondisi Twin-to-Twin Transfusion Syndrome (TTTS).
Mirror syndrome termasuk sindrom langka yang terjadi pada ibu hamil.
Kondisi ini membuat pembuluh darah dua janin kembar itu berhubungan, sehingga salah satu janin memberi darah kepada janin lainnya.
Selama kehamilan, terkadang terjadi komplikasi atau sindrom langka yang membuat perkembangan janin terganggu.
Gangguan ini dapat disebabkan karena masalah genetik, masalah kromosom janin, atau perkembangan plasenta yang tidak normal.
Beberapa masalah dapat diatasi, tetapi ada juga yang membuat perkembangan bayi dalam kandungan menjadi terganggu.
Selain mirror syndrome, berikut 8 sindrom langka yang bisa terjadi pada ibu hamil:
Sindrom Patau
Sindrom Bartholin-Patau dikenal dengan nama Trisomi 13.
US National Library of Medicine menyebutkan, sindrom ini adalah kelainan genetik yang disebabkan kelainan kromosom pada kromosom ke-13.
Sebagian kasus trisomi 13 terjadi akibat individu memiliki tiga salinan kromosom 13 di setiap sel di dalam tubuh. Padahal, manusia biasanya hanya memiliki dua salinan kromosom.
Trisomi 13 juga dapat terjadi ketika bagian dari kromosom 13 menjadi melekat ke kromosom lain selama pembentukan sel-sel reproduksi (telur dan sperma) atau dalam masa perkembangan janin.
Hal ini juga bisa mengganggu perkembangan janin. Bahkan, individu dengan trisomi 13 sering memiliki kelainan jantung, kelainan otak atau sumsum tulang belakang, mata sangat kecil atau kurang berkembang (mikrofthalmia).
Selain itu, sindrom ini juga menyebabkan individu lahir dengan jari tangan atau kaki ekstra, lubang di bibir (bibir sumbing), hipotonia.
Dalam beberapa kasus, ada yang menyebabkan bayi meninggal beberapa hari setelah dilahirkan atau pada minggu pertama kehidupannya.
Penelitian menunjukkan, hanya 5-10 persen anak-anak yang lahir dengan kondisi ini dapat tumbuh melewati tahun pertama mereka.
Congenital Diaphragmatic Hernia (CDH)
Kondisi ini terjadi saat organ-organ perut seperti hati, lambung, usus berada di dalam rongga dada saat bayi berada di dalam kandungan.
Melansir laman John Hopkins Medical, kehadiran organ-organ perut ini di dada membatasi ruang untuk paru-paru dan dapat menyebabkan komplikasi pernapasan.
Pada embrio yang sedang tumbuh, diafragma terbentuk sepenuhnya pada usia kehamilan 10 minggu.
Namun, pada kasus CDH, pembentukan tersebut terganggu. Ketika ada lubang pada diafragma, organ-organ perut bisa mendesak masuk ke dalamnya. Pergerakan ini disebut dengan herniasi.
Hal ini kemudian memaksa paru-paru untuk tumbuh dalam keadaan terkompresi dan membuat beberapa fungsi tubuh tidak berkembang secara normal setelah kelahiran.
Tak hanya itu, CDH juga bisa terjadi karena adanya masalah kromosom atau kelainan genetik pada bayi yang mengakibatkan masalah medis atau kelainan organ lainnya.
Twin Reversed Arterial Perfusion (TRAP Sequence)
TRAP adalah kondisi di mana jantung pada bayi kembar monokorionik memasok darah untuk kedua bayi di dalam kandungan.
Kondisi langka ini berisiko gagal jantung pada kedua bayi jika ada peningkatan pemompaan jantung.
Kembar monokorionik adalah kembar identik yang berbagi plasenta (setelah lahir) dan jaringan pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi penting untuk perkembangan dalam rahim.
Selective Intrauterine Growth Restriction (sIUGR)
sIUGR adalah kondisi yang dapat terjadi pada beberapa kehamilan kembar yang identik. Atau monokorionik, yang berarti si kembar berbagi plasenta (setelah lahir) dan jaringan pembuluh darah.
SIUGR terjadi ketika plasenta tidak dibagi secara merata di antara bayi kembar.
Plasenta menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan di dalam rahim.
Oleh karenanya, jika tidak ada keseimbanagan antara satu bayi kembar dengan bayi lainnya, maka dapat menyebabkan kekurangan gizi.
Baca Juga: Bikin Terharu, Seorang Ayah Tunggal Rawat Tiga Anaknya yang Menderita Lumpuh Otak
Sindrom Edward
Trisomi 18 atau yang lebih dikenal dengan nama Sindrom Edward merupakan kondisi langka, karena ketidaknormalan kromosom dalam tubuh.
Menurut laman US National Library of Medicine, kondisi tersebut bisa menyebakan kelainan di banyak bagian tubuh.
Individu dengan trisomi 18 sering kali memiliki pertumbuhan yang lambat sebelum kelahiran.
Bahkan, sindrom ini juga bisa menyebabkan bayi terlahir dengan bobot tubuh yang rendah.
Selain itu, ciri-ciri lain dari trisomi 18 adalah kepala kecil dan berbentuk tidak normal.
Trisomi 18 kemungkinan dapat membuat individu memiliki kelainan jantung atau kelainan lain pada organ yang berkembang sebelum kelahiran.
Sindrom langka ini banyak menyebabkan bayi meninggal sebelum lahir atau dalam bulan pertama setelah kelahiran.
Sindrom Potter
Sindrom Potter adalah kondisi di mana kandungan mengalami penurunan cairan ketuban (oligohidramnion) atau tidak adanya air ketuban (anhidramnion) Menurut laman Potter's Syndrome, hal ini terjadi karena adanya gangguan pada ginjal seperti bilateral renal agenesis (BRA) dan penyumbatan saluran kemih.
Oligohidramnion dan anhidramnion juga dapat disebabkan oleh kebocoran cairan ketuban akibat pecahnya selaput ketuban.
Sindrom ini dapat menyebabkan bayi yang dikandung mengalami kelainan fisik, anggota badan tidak norman, dan membuat wajah bayi mengalami kelainan.
Asherman Sindrom
Asherman adalah kondisi langka. Menurut laman MedlinePlus, dalam beberapa kasus, sindrom ini terjadi pada wanita yang pernah melakukan prosdur dilatasi dan kuretase.
Selain itu, infeksi panggul parah juga bisa menyebabkan sindrom ini.
Adapun Sindrom Asherman dapat menyebabkan amenore atau kurangnya periode menstruasi, keguguran berulang, dan infertilitas.
Sindrom HELLP
Sindrom ini merupakan salah satu komplikasi kesehatan yang bisa mengancam nyawa ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
Pemberitaan Kompas.com, 28 Juli 2015, menyebutkan, sindrom ini biasanya terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau saat memasuki trimester kedua.
Sindrom ini juga bisa menyerang setelah ibu melahirkan bayinya.
HELLP dikenal sebagai preeklamsia beart yang ditandai dengan tekanan darah tinggi serta naiknya kadar protein dalam urin ibu hamil.
Adapun gejalanya antara lain, sakit kepala, mual, muntah, dan rasa sakit setelah makan.
Kemudian, ibu hamil juga merasakan nyeri di bagian dada saat mengambil nafas dalam, mata berkunang-kunang, pendarahan, hingga kejang.
Selain itu, gejala lainnya adalah pembengkakan pada kaki, tangan, serta daerah lainnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Selain Mirror Syndrome, Ini 8 Sindrom Langka yang Bisa Terjadi pada Ibu Hamil