Suar.ID - Keterbatasan fisik bukanlah akhir segalanya.
Mungkin itulah yang tengah ditunjukkan oleh seorang wanita di Inggris ini.
Dilansir dari Dailymail.co.uk (29/9/2019), Seorang wanita bernama Alexandra Adams (25) sedang dalam pelatihan untuk menjadi dokter meskipun ia buta dan tuli.
Sebelumnya, ia sempat mendapat penentangan.
Baca Juga: Momen Mengharukan ketika Gadis Buta Pertama Kali Melihat Ibunya
Pada hari pertamanya bekerja di bangsal rumah sakit, seorang dokter bertanya kepada Adams mengapa ia berjalan-jalan dengan tongkat pasien.
Ia pun menjelaskan bahwa itu adalah tongkat miliknya.
Saat itulah ia diberitahu untuk tidak menyentuh pasien mana pun dan kemudian dipulangkan.
Seorang dokter mengatakan kepadanya bahwa dia tidak dapat melihat rontgen, juga mengatakan: "Bayangkan Anda seorang pasien.Apakah Anda ingin dokter cacat merawat Anda?Benar-benar tidak!'
"Hari pertama itu saya mengalami diskriminasi di tempat kerja - dan saya bahkan belum menjadi dokter yang berkualitas," katanya.
Baca Juga: Dokter Bingung, Wanita Ini Menolak Dioperasi Caesar Darurat karena Alasan yang Tidak Lazim Ini
Namun ia tak menyerah, ia telah menolak untuk membiarkan ketidakmampuannya menahannya menjadi seorang dokter.
Pandangan miring dari orang lain justru membuatnya makin termotivasi.
"Selalu, jika seseorang mengatakan kepada saya bahwa saya tidak bisa melakukan sesuatu, saya akan berusaha keras untuk membuktikan saya bisa," katanya.
"Aku bisa melakukan kanulasi, mengambil darah, mengoleskan [dan] ruam spot," sambungnya.
Wanita ini memang terlahir tuli, juga dengan penglihatan kurang dari 5 persen di mata kirinya sementara mata kanannya sama sekali tidak bisa melihat.
Alexandra Adams terlahir tuli dan buta
Lalu, bagaimana Adams melakukan pekerjaannya?
Baca Juga: Mau Nurunin Berat Badan? Coba 5 Makanan yang Dapat Bantu Kurangi Lemak di Tubuh secara Efektif Ini
Rupanya wanita ini memiliki stetoskop bluetooth yang terhubung ke alat bantu pendengarannya.
Selain itu, ia bergantung pada sentuhan untuk merasakan vena.
Menurutnya, dengan mendengarkan pasien juga sangat membantunya menjalankan pekerjaannya itu.
"Anda dapat mengambil banyak tentang pasien hanya dengan mendengarkan mereka," katanya.
"Keselamatan pasien sangat penting sehingga jika saya meragukan sesuatu, atau saya tidak yakin, saya selalu bertanya kepada seseorang," katanya lagi.
Adams pun mengungkapkan bahwa menjadi dokter bukanlah pekerjaan pertamanya.
Ia sempat menjadi atlet renang. Namun, saat usianya 16 tahun dan seharusnya mengikuti Paralimpiade 2012, ia dirawat di rumah sakit dengan refluks asam hingga menjalani operasi perut.
Bahkan, penyakitnya itu memaksanya melakukan lebih dari 20 operasi dan tinggal di rumah sakit selama 18 bulan.
Setelah itu, barulah ia mengalihkan fokusnya dari berenang ke obat-obatan.
Ia mendaftarkan diri untuk mempelajari subjek tersebut di Universitas Cardiff.
Baca Juga: Tafsir Mimpi Jatuh Dari Motor, Benarkah Malah Sebuah Pertanda Baik?
Dia mengatakan, menjadi seorang pasien mengajarinya nilai empati.
"Aku sudah bisa mengatasi pasien yang ketakutan, dan aku hanya menggambar tirai dan berkata," Aku tahu bagaimana perasaanmu '.
Adams mengungkapkan bahwa wawasan dan empati itu adalah hal terpenting.
“Saya memiliki penglihatan yang kurang dari kebanyakan, tetapi lebih banyak wawasan daripada banyak. Wawasan dan empati itu adalah hal terpenting yang dapat Anda berikan kepada pasien," katanya.
Namun, meski Adams berprinsip bahwa keterbatasan tak akan membuat langkahnya terhenti, ia pun tetap realistis.
Alexandra berada di tahun keempat dalam perjalanannya menjadi seorang dokter yang memenuhi syarat
Kini, ia berada di tahun keempat studi dalam perjalanannya menjadi seorang dokter yang memenuhi syarat.
Siswa yang berasal dari Kent itu memilih untuk bekerja dalam perawatan paliatif daripada operasi.
Perawatan paliatif adalahpelayanan kepada pasien yang penyakitnya sudah tidak bereaksi terhadap pengobatan kuratif, atau tidak dapat disembuhkan secara medis atau stasium akhir.
Adams menyadari bahwa memang ada beberapa tugas yang sulit dilakukannya dalam bidang operasi.
Dia saat ini bekerja dengan pasien yang lebih tua, dengan tongkat lipatnya terbukti menjadi topik pembicaraan yang populer.
Ia pun mengungkapkan bahwa berbagai pengalaman lucu ia dapatkan saat menjadi dokter di perawatan paliatif.
Alexandra Adams memeriksa pasiennya
'Mereka berkata,' ooh, apakah itu pistol 9mm? ' Seseorang mengira saya seorang drummer," tuturnya.
Adams menggambarkan reaksi dari pasien sebagai hal 'luar biasa'.
"Mereka (pasien paliatif) tidak membeda-bedakan," ungkapnya.
Dia telah bertemu petugas medis cacat lainnya di Amerika, termasuk lima dokter tunanetra, dan mendokumentasikan keberagaman di blog-nya Faces of NHS.
National Health Service(NHS) adalah nama program layanan kesehatan masyarakat di Britania Raya
Meskipun terbatas, Adams mengambil potret pekerja di seluruh Inggris dan memasukkan cerita mereka juga.
Kepala eksekutif NHS Inggris Simon Stevens mengatakan: "Alexandra adalah seorang wanita muda yang luar biasa yang menentang peluang melalui kerja keras dan tekad semata. Saya harap teladannya akan menginspirasi ribuan orang,".
Baca Juga: Geram karena Sering Mendapat Hujatan, Rina Nose Berikan Pesan Menohok untuk Para Haters