22 Tahun Berjualan Oleh-oleh Khas Salatiga dan Sempat Rasakan Pahitnya Tak Dapat Untung, Ini yang Bikin Bisnis Pak Budi Bisa Bertahan Lama

Senin, 30 September 2019 | 08:40
TRIBUN JATENG/M NAFIUL HARIS

Budi Santoso 22 tahun berjualan Enting-enting Gepuk khas Salatiga

Suar.ID - Melihat kesuksesan orang lain dalam berbisnis, mungkin membuat banyak orang bertanya-tanya, apakah mereka bisa mencapai itu dengan mudah?

Karena sering kali yang dilihat orang lain adalah hasil akhir saat para pebisnis telah sukses dan lancar menjalankan bisnis mereka.

Seperti seorang pengusaha oleh-oleh khas Salatiga kue kering enting-enting gepuk, Budi Santoso (47), yang telah sukses menjalankan bisnisnya selama 22 tahun.

Padahal, sebelum sesukses sekarang, ada jalan panjang yang harus dilalui Pak Budi.

Baca Juga: Kakek Ini Jualan Sampai Larut Malam karena Dagangannya Tidak Laris

Kegagalan demi kegagalan semasa awal memulai sebuah usaha kue kering boleh jadi akan membuat seseorang kemudian akhirnya menyerah.

Tapi berbeda dengan Budi Santoso (47) pemilik usaha oleh-oleh kue kering enting-enting gepuk khas Kota Salatiga.

Ia beranggapan kegagalan adalah jalan menuju kesuksesan, berkat ketekunan dan sikap pantang menyerah boleh dibilang diantara produsen jajanan enting-enting gepuk di Kota Salatiga enting-enting milik Budi Santoso (47) yang diberi label “Dua Pohon Kelapa” adalah yang cukup terkenal.

Selain rasanya gurih dan manis enting gepuk buatannya pun memiliki beragam varian lain dari rasa durian, coklat, straberry, dan jahe.

Baca Juga: Dekat Dengan Ara, Air Mata Mertua Ussy Sulistiawati Mengalir karena Mendapat Pertanyaan inio

Budi Santoso (47) mengatakan awal mula memiliki ide usaha kue kering enting-enting gepuk datang dari kakaknya dan kemudian mendapat dukungan dari anggota keluarga lainnya dimana secara kebetulan memiliki kemampuan membuat enting-enting gepuk.

“Jadi sekira tahun 1997 karena dasarnya keluarga pernah bekerja pada produsen enting-enting kemudian muncul ide itu. Lalu secara pelan-pelan kami mulai bersama menyadari kemampuan yang dimiliki,” terangnya kepada Tribunjateng.com, di Rumahnya Jalan Tirtoyoso No.18/56, Kelurahan Kutowinangun Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Minggu (29/9/2019)

Menurut Budi, pelabelan dua pohon kelapa sebagai merk dagang merupakan pemberian kakaknya dimana ketika itu usaha dimulai dari dua orang bersaudara dengan harapan selayaknya pohon kelapa usahanya dapat berdiri kokoh serta kuat.

Meski sekarang terbilang cukup sukses dalam berjualan kue kering, dia pernah menjumpai masa-masa sulit dari kekurangan modal hingga akhirnya memutuskan berhenti produksi.

Baca Juga: Nekat, Wanita Ini Menghabiskan Banyak Uang untuk Menirukan Gaya Berpakaian Putri Kerajaan Inggris

Dikatakannya cikal bakal usaha enting-enting gepuk sebenarnya telah muncul sejak tahun 1996 hanya saja ketika itu dalam proses produksi masih sangat terbatas lantaran terkendala modal.

“Saya memulai usaha ini dahulu modalnya Rp 300 ribu, itu selama hampir setahun tidak dapat untung. Uang hasil penjualan hanya diputar untuk membeli bahan baku saja begitu terus. Gagal berkali-kali tetapi saya hanya meyakini kegagalan demi kegagalan itu nanti pasti berakhir menyenangkan,” katanya

Ia menambahkan hingga sekarang usahanya tersebut telah berusia sekira 22 tahun lamanya.

Hal yang membuatnya bertahan kata dia adalah selalu menerima masukan dari orang lain terutama konsumen dan tidak berhenti melakukan inovasi baik produk, kemasan serta pelayanan lainnya.

Baca Juga: Video Detik-detik 2 Pria Tewas saat Naik Wahana Roller Coaster, Diduga Ini Penyebabnya

Budi menjelaskan semua enting-enting gepuk buatannya hanya dikemas menggunakan kertas biasa dan dilapisi plastik pada bagian luarnya.

Kemudian sekarang selain tetap memakai kertas pada bagian dalam serta plastik juga ditambah dengan kardus agar lebih menarik dan memudahkan saat dilakukan distribusi.

“Lalu soal rasa pembenahan juga seringkali dibuat sesuai permintaan konsumen mulai dari tingkat kemanisan gula dan kelembutan kacang dan membuat beberapa pilihan pada setiap isi kemasan agar tetap terjangkau,” ujarnya

Pihaknya menerangkan enting-enting gepuk merupakan jajanan atau kue kering yang terbuat dari bahan baku utama kacang tanah dan gula pasir.

Baca Juga: Seorang Pria Mesum Awalnya Kirim Foto Tak Senonoh, Namun Balasan dari Gadis Cantik Ini Membuatnya Kabur

Dalam proses pembuatannya lanjutnya, kacang tanah disangrai hingga matang lalu kacang kembali dipisah diambil yang paling bagus.

Proses berikutnya kacang digiling sampai lembut hingga kemudian dicampur dengan adonan gula pasir yang sudah diolah menjadi karamel dan diaduk.

Setelah itu kata dia, adonan ditata pada sebuah meja yang telah disediakan dan digepuk sampai pipih kemudian dibentuk menyerupai segitiga selanjutnya dipotong-potong baru proses akhir dibungkus memakai kertas.

“Untuk sekarang per hari kami memproduksi sebanyak 20 kardus atau 16 paket setiap per satu paket kemasan berisin 50 biji enting-enting gepuk. Kami tidak menggunakan hitungan kiloan tetapi per kardus sampai sekarang begitu,” jelasnya

Baca Juga: Ingat Wanita Pemakan Sabun Asal Indonesia Ini? Rupanya Sekarang Pacaran dengan Bule Ganteng lho!

Budi bercerita usahanya mulai membuahkan hasil ada keuntungan sekira tahun 1997.

Sejak itu, manajemen pengelolaan usaha juga pelan terus dilakukan perbaikan dari usaha rumahan bahkan seringkali hanya dapat untuk modal membeli bahan baku sekarang telah mampu menggaji sekitar 16 pekerja.

Dahulu setiap kali produksi menghabiskan hanya 30 kilogram kacang sekarang hampir 70 kilogram kacang per hari sedangkan gula pasir mendekati 70 kilogram dengan omzet mencapai Rp 3 juta per hari.

Saat memasuki musim Lebaran Idul Firi merupakan puncak pangsa pasar enting-enting buatannya selain untuk oleh-oleh juga sebagai bahan cemilan.

Baca Juga: Alami Lika-liku Kehidupan Rumah Tangga hingga Sebut Kehidupannya Hancur, Maia Estianty Singgung tentang Dosa Besar di Masa Lalu

“Selama ini kami sudah melayani pembeli dari berbagai daerah di Jawa Tengah seperti Tegal, Magelang, Pekalongan dan Jawa Timur. Kemudian luar Jawa, paling banyak berasal dari Riau,” imbuhnya

Dia menjelaskan setiap kue kering enting-enting gepuk buatannya dijual mulai dari Rp 7 ribu sampai termahal Rp 19 ribu tergantung jumlah biji dalam setiap kemasan.

Lebih jauh Budi merinci enting-enting gepuk dengan isi 50 biji dibanderol Rp 15 ribu.

Lalu terdapat ukuran spesial per bijian lebih besar tetapi jumlah sama dihargai Rp 19 ribu. Terakhis yang paling murah enting gepuk dengan varian rasa per paket Rp 7 ribu. (ris)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Jatuh Bangun Budi Santoso Rintis Usaha Enting Gepuk Salatiga

Tag

Editor : Khaerunisa

Sumber Tribunjateng.com