Gali Makam Kuno, Arkeolog Temukan sebuah 'iPhone' Berusia 2000 Tahun di Antara Tulang Belulang Seorang Wanita, Begini Penampakannya

Senin, 09 September 2019 | 18:00
Metro.co.uk

Para Arkeolog Rusia terkejut karena menemukan sebuah 'iPhone' diantara tulang belulang seorang wanita yang diperkirakan berusia lebih dari 2000 tahun

Suar.ID - Para arkeolog Rusia yang menggali kuburan berusia lebih dari 2000 tahun, terkejut setelah menemukan sebuah 'iPhone' diantara tulang belulang seorang wanita.

Bagi Pavel Leus, sang arkeolog temuan baru tersebut mirip dengan smartphone modern.

Baca Juga: Terlihat Biasa Saja, Siapa Sangka Lubang Ini Menghubungkan ke Labirin dan Gua Misterius Berusia Lebih dari 1,5 Abad, Isinya Menyeramkan

Objek hitam persegi panjang tersebut ditemukan di situs pemakaman yang dikenal sebagai 'Atlantis Rusia' di Republik Tuva.

Wilayah ini selalu berada di bawah air dan hanya muncul selama beberapa minggu dalam setahun.

Baca Juga: Ditugasi Membunuh, Agen CIA Cantik Ini Malah Jatuh Cinta dan Dihamili Calon Korbannya, saat Usia Kehamilan Masuk Bulan ke-7 Jabang Bayi Hilang secara Misterius

Para arkeolog sangat tertarik meneliti daerah ini dimana sebelumnya ditemukan kuburan yang berasal dari zaman Genghis Khan.

Benda penemuan yang berukuran 18 x 9 cm tersebut ternyata adalah sabuk gesper berukuran besar yang terbuat dari batu permata turqoise.

Gesper sabuk itu dikelilingi dengan dekorasi bertahtakan pirus, akik, dan mutiara.

Sabuk wanita itu dihiasi pula dengan koin Wuzhu Tiongkok yang membantu para ilmuwan untuk mengenali umur fosil tersebut.

Baca Juga: Mengaku Alami Pelecehan Seksual oleh Seorang Youtuber Terkenal, DJ Bebby Fey Ungkap Barang Bukti yang Dimilikinya

Dilansir dari Siberian Times, Minggu (8/9/2019), mereka memberi nama wanita itu 'Natasha' dan objek persegi panjang hitam itu sebagai 'iPhone'.

Fosil wanita itu ditemukan bersama benda-benda lain termasuk pot tanah liat kuno yang ditemukan di dekatnya.

Selain 'Natasha', ditemukan pula makam seorang perancang kulit, yang awalnya dianggap sebagai pendeta wanita.

Dr Marina Kilunovskaya dari Institut Budaya Sejarah Material St. Petersburg, menggambarkan situs tersebut sebagai 'sensasi ilmiah'.

Ia mengatakan tim ekspedisi arkeologisnya sangat beruntung menemukan situs pemakaman kuno tersebut, yang tidak ditemukan oleh penjarah makam.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber : Siberian Times

Baca Lainnya