Merupakan Titik Rawan Kecelakaan, Ini Penyebab Km 90-100 di Cipularang Menjadi Momok Bagi Pengemudi

Selasa, 03 September 2019 | 16:20
Tribun Jabar

Mobil ringsek akibat kecelakaan beruntun di Tol Cipularang Purwakarta, Senin (2/9/2019).

Suar.ID - Tol Cipularang km 90-100 kembali menelan korban.

Insisden kali ini melibatkan sekitar 15 kendaraan dan empat kendaraan di antaranya terbakar dalam kecelakaanberuntun tersebut.

Kecelakaan tersebut terjadi di KM 91, pada Senin (2/9/2019).

Dari laporan Kompas TV, Polisi menyatakan sedikitnya enam orang tewas dalam insiden itu.

Baca Juga: Sebelum Kecelakaan Tol Cipularang, Sopir Truk Ini Dapat Telepon dari Rekannya Sesama Sopir yang Jadi Korban Meninggal, Ini yang Dia Sarankan

Namun, polisibelum dapat merinci apakah keenam korban berasal dari satu mobil atau tidak.

Selain korban jiwa, polisi mendapati 8 orang terluka dan kini sudah dibawa ke RS Bayu Asih Purwakarta, Rumah Sakit Siloam Purwakarta, dan Rumah Sakit Thamrin Purwakarta.

"Memang di kilometer 91 ini terjadi kecelakaan lalu lintas beruntun yang melibatkan kurang lebih 15 kendaraan dan ada 4 di antaranya terbakar," kata Kapolres Purwakarta AKBP Martius dalam program Breaking News Kompas TV, Senin (2/9/2019).

Baca Juga: Ridwan Kamil Kritisi Ibu Kota Baru, Bisa Bikin Penghuninya Tidak Betah

Momok Pengemudi Mobil

Berdasarkan liputan yang dilakukan oleh Tribun Jabar,Kanitlaka Satlantas Polres Purwakarta, Iptu Asep Kusmana mengatakan ruas Tol Cipularang antara KM 90 hingga KM 100 adalah blackspot.

Ia menyebut jalur tersebut sebagai blackspot karena di wilayah itu menjadi lokasi yang rawan kecelakaandan menelan korban jiwa.

Baca Juga: Tragis, Pria Ini Tabrak Istrinya yang Sudah Hidup Bersamanya 30, Gara-garanya Sang Istri Memergokinya Selingkuh dengan Perempuan Lain

Daerah di ruas tol Cipularang yang rawan kecelakaan adalah sepanjang kilometer 90 sampai dengan kilometer 100, di mana sepanjang 10 kilometer tersebut, arus dari arah Jakarta mengalami tanjakan panjang dan arus sebaliknya mengalami turunan panjang.

Di dalam 10 kilometer tersebut, setiap tanjakan panjang dan curam biasanya terdapat penambahan lajur untuk truk dan bus yang berjalan lambat.

Seperti halnya kecelakaan yang terjadi di Tol Cipularang KM 96, pada Jumat (28/6/2019) pagi.

Pada kecelakaan tersebut sopir diduga mengantuk, yang mengakibatkan dua korban meninggal dunia dan tiga penumpang lainnya luka-luka.

Baca Juga: Tragis! Ibu Ini Meninggal Dunia 7 Bulan Setelah Melahirkan Anaknya yang Dia Pikir Tidak akan Pernah Dia Miliki Lagi

Asep mengatakan di sekitar lokasi itu memiliki beberapa faktor penyebab kecelakaan. Kecelakaan terjadi disebabkan faktor human error maupun faktor geometrik jalannya.

"Di lokasi blackspot Cipularang itu menjadi titik lelah pengemudi, kemudian kontur jalannya turunan, tanjakan dan dikombinasi dengan banyak tikungan," kata Asep kepada Tribun Jabar saat ditemui di Mapolres Purwakarta, Ciseureuh, Purwakarta.

Mengantuk atau kelelahan saat mengemudi sangatlah fatal sekaligus dapat meningkatkan kemungkinan kecelakaan.

Asep menjelaskan bahwa selain faktor jalan dan kendaraan, kecelakaan yang fatal terjadi karena pengemudi mengalami Microsleep.

Baca Juga: Viral Video Detik-detik Kecelakaan di Tol Cipularang KM 91: 'Astaghfirullaha Al Adzim, Apinya Menyambar-nyambar Tuh'

Microsleep adalah tidur sementara secara mendadak dalam beberapa detik yang biasanya terjadi karena kelelahan atau kebosanan.

Karena Microsleep itulah di jalur masuk Purwakarta dari arah Bandung itu sering terjadi kecelakaan.

"Karena mengantuk menjadi faktor paling tinggi kecelakaan di situ, meski microsleep itu hanya beberapa detik tapi akibatnya fatal, dan hampir selalu tabrak belakang kendaraan," ujar dia.

Ditambah lagi, saat kecelakaan terjadi karena mengantuk, bisa dipastikan tidak ada pengereman dengan jarak yang cukup sebelum kecelakaan.

Dok. Polres Purwakarta
Dok. Polres Purwakarta

Sebuah Truck Mitsubishi Colt Diesel terbakar dan gosong dalam kecelakaan di Tol Cipularang, Senin (2/9/2019).

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Kisah Ryan Jombang Menunggu Eksekusi Mati hingga Goyang Heboh Rosay Meldianti yang Banjir Hujatan

Oleh karena itu, efek kecelakaannya sering kali sangat parah hingga menimbulkan korban jiwa.

Di Tol Cipularang KM 90an, Asep menduga banyak pengemudi mobil yang memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi karena telah mengebut di jalan lurus sebelumnya.

Pada saat memasuki kontur jalan yang berkelok-kelok, pengemudi kurang antisipasi dan seringkali oversteer atau understeer.

Understeer adalah gejala pada saat mobil cenderung sulit untuk berbelok akibat roda depan kehilangan traksi dan memasuki tikungan terlalu cepat.

Sedangkan oversteer merupakan gejala mobil yang kehilangan traksi pada area ban belakang ketika sedang menikung di jalan dan mengakibatkan tergelincir dan hilang kendali.

Baca Juga: Beginilah Nasib Merry Ahmad Asisten Rafi Ahmad Usai Tinggal di Kampung Halamnnya, Untuk Masak Air Saja Harus Menimba Dulu di Sumur!

"Setelah jalan KM 100-an itu kan lurus, ngebut tuh, karena melebihi kecepatan bisa oversteer atau tekor saat berbelok. Tapi paling banyak karena faktor kelelahan atau mengantuk," katanya.

Asep mengimbau pengguna jalan tol yang melintasi Purwakarta untuk tetap berhati-hati dan selalu menjaga kewaspadaannya saat mengemudi.

Ia menyarankan agar pengemudi bisa melakukan istirahat yang cukup di sejumlah rest area yang telah tersedia.

"Setiap dua jam sekali disarankan untuk istirahat untuk menghindari kelelahan atau microsleep saat berkendara. Serta atur kecepatan dan jarak aman di dalam tol, hal itu tidak cuma angka," katanya.(Suar.ID)

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : Kompas TV, Tribun Jabar

Baca Lainnya