Viral! Siswa SD Dipukuli dan Ditendang Kakak Kelas, Pengakuan Sang Pelaku Bikin Mengelus Dada

Sabtu, 31 Agustus 2019 | 10:00
Tribunnews

Anak SD yang dipukul dan ditendang kakak kelas.

Suar.ID -Baru-baru ini sedang viral di Twittermengenai video penganiayaansiswa SD oleh kakak kelasnya.

Dalam video tersebut, seorangsiswaSD dipukuli dan ditendang oleh dua orang kakak kelasnya.

Viralnya video tersebut bermula dari unggahan sebuah akun Twitter bernama @yuzanst, yangdiunggah pada Selasa, (27/8/2019).

Dalam video berdurasi 45 detik itu, tampak seorangsiswa yang menangis tersedu-sedu karena dipukuli dan ditendang oleh dua orang kakak kelasnya.

Merasakan sakit, korban memegang bagian tubuhnya yang sakit dan tak berhenti menangis.

Baca Juga: Viral Video Seorang TNI Dikeroyok 4 Orang Pria Berbadan Kekar, Ternyata Korban dan Pelaku Satu Meja di Kelab Malam

Video tersebut telah mendapatkan 15.000 retweets dan 13.900 likes dari warganet Twitter.

Sebanyak 7.400 komentar juga membanjiri akun @yuzanst, per Jumat (30/8/2019).

Dihubungi Tribunnews, pemilik akun @yuzanst mengaku mendapatkan video tersebut dari grup Whatsapp ibunya.

Saat ditanyai siapa sumber pemberi video di grup, pemilik akun bernama asli Yuza Farhan Nasution mengaku tidak tahu.

"Yang ngirim kurang jelas sih siapa, soalnya pas ditanya bukan dari dia (pengirim video di grup) juga. Si pengirim nerima dari grup (lain) juga," kata Yuza ketika dihubungi Tribunnews via Direct Message Twitter, Kamis (30/8/2019).

Kronologi

Baca Juga: Bikin Ngakak! Beredar Video Bocah Kabur dari Rumah Sambil Bawa Tenda

Menurut penelusuran dari dalam kolom komentar unggahan @yuzanst, peristiwa tersebut terjadi di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara.

Diketahui, bocah SD yang menjadi korban berinisial AR, siswa kelas 4 SD Negeri Ambacang, Desa Siamporik, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labura.

Sedangkan, pelaku berinisial A (6 SD) dan R (5 SD).

Sementara itu, dilansir dari Tribun Medan, perekam video aksi kekerasan adalah siswa kelas 5 SD berinisial U.

Baca Juga: Mulai 2 September 2019, Tarif Baru Ojol Berlaku di Seluruh Indonesia: Berikut Ini Pembagian Zona Dilengkapi dengan Batas Atas dan Bawahnya

Dalam beberapa komentar warganet, diketahui Ramadhany Sitorus menjadi sumber atas beberapa perkembangan kasus kekerasan ini.

Namun, ketika dihubungi Tribunnews via Direct Message Instagram, belum ada jawaban dari Ramadhany.

Kemudian, Halaman Facebook Potret Labura turut membeberkan kronologi kejadian yang menimpa bocah SD di Labuhanbatu Utara atau Labura tersebut.

Dikonfirmasi Tribunnews via Facebook Messenger, Irsyad Kamil, Founder Potret Labura, membenarkan kejadian yang menimpa AR.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Irsyad, peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (21/8/2019), sekitar pukul 06.00 WIB.

Irsyad menjelaskan, pengeroyokan yang dialami AR terjadi sebelum bel masuk berbunyi dan guru belum datang.

Menurut Irsyad, A dan R disuruh oleh remaja luar sekolah yang saat itu sedang berada di lokasi.

"Pertama kali kronologinya A dan R berantem dengan W (teman sekolah lainnya). Setelah itu, remaja setempat tidak kami sebutkan namanya menyuruh A dan R memukul dan menendang AR," ujar Irsyad.

Irsyad juga mengatakan, tidak diketahui motif remaja tersebut untuk menyuruh A dan R memukul AR.

Namun, remaja itu mengiming-imingi pelaku dengan uang agar mereka mau memukul dan menendang AR.

"Disitulah korban dipukulin juga ditendang A dan R," lanjut Irsyad.

Irsyad juga mengungkapkan, awalnya kasus ini belum mendapat penindakan intensif dari sekolah hingga hampir seminggu berselang.

Baca Juga: Viral Foto Pengantin Duduk dengan Tumpukan Uang yang Bikin Melongo

Beberapa waktu kemudian, sebuah halaman Facebook setempat lain mengunggah video kekerasan tersebut.

Berdasarkan keterangan Irsyad, video yang diunggah halaman Facebook setempat itu didapatkan dari saudara korban, meskipun belum diketahui dari mana akar video bermula.

Namun, selang beberapa menit, unggahan videotersebut dihapus.

Potret Labura yang juga mengunggah kasus itu, memutuskan untuk mempertahankan unggahannya.

"Kami Potret Labura, tidak menghapus postingan itu di FB, IG, dan Fanpages, guna agar kasus itu segera ditindakanjuti," tegas Irsyad.

Baca Juga: Akun Twitter Diduga Milik Aulia Kesuma, Penuh Sumpah Serapah dan Keluh Kesah Soal Rumah Tangganya

Sengaja Ingin Viral

Dilansir Tribun Medan, Wakil Ketua KPAD Labura, Khairuddin Marpaung, menjelaskan bahwa para pelaku sengaja ingin divideokan agar viral.

"Para pelaku sengaja ingin memvideokan itu untuk memviralkan kejadian itu. Kalau bahasa mereka di video, yuk kita pukul biar viral biar viral, uda gitu biar ku vidiokan biar viral. Mereka awalnya (tampak) main main," beber Khairuddin.

Mengenai siapa yang memviralkan video tersebut, Khairuddin tidak mengetahui secara pasti.

Namun, dirinya meminta semua pihak untuk menghapus video yang beredar.

"Lebih baik dihapus jangan diviralkan kasian anak-anak," pinta Khairuddin.

Beredarnya video berisi konten kekerasan ini, tentu membuat resah.

Baca Juga: Sering Lihat Adik Iparnya Ganti Baju, Pria Ini Akhinya Tega Mencabuli Gadis 14 Tahun hingga 8 Kali

Kondisi Kesehatan Korban

Berdasarkan unggahan Potret Labura pada Rabu (28/8/2019) lalu, AR telah menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUD Rantau Prapat, Labura.

Selain itu, Dinas Pemeberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga sudah memanggil psikolog untuk konseling pada AR.

Hasil pemeriksaan terhadap AR pun telah keluar.

Laporan perkembangan hasil pemeriksaan tersebut disiarkan oleh Potret Labura melalui unggahannya sebagai berikut.

"Laporan perkembangan hasil pemeriksaan di RSUD rantau prapat Dokter RSUD telah memeriksa korban dan menyimpulkan beberapa hal :

1. Kondisi korban baik-baik saja.

2. Tidak dilakukan Scanning sebab dikhawatirkan akan menimbulkan kelenjar.

3. Surat perdamaian sedang dikerjakan dan akan ditandatangani nanti malam sekembalinya dari RSUD rantau prapat.

4. Surat perdamaian akan dicopy sesuai kebutuhan tembusan surat."

Dalam unggahan tersebut, ada beberapa video yang menunjukkan ekspresi AR kembali ceria.

AR juga tampak tersenyum kembali.

Baca Juga: Sungguh Keji, Viral Video Ospek Mahasiswa Baru Disuruh Jalan Jongkok Naik Tangga hingga Minum Bekas Ludah Temannya

Berakhir Damai

Potret Labura
Potret Labura

Keluarga Pelaku dan Korban telah Berdamai

Kasus kekerasan yang terjadi pada AR akhirnya berakhir damai.

Keluarga korban dan pelaku sepakat berdamai pada Kamis (29/8/2019) malam.

Dalam beberapa foto yang diunggah Potret Labura, tampak pelaku, korban, dan kedua keluarga duduk bersama.

Anggota keluarga kedua belah pihak juga terlihat menandatangani surat perdamaian yang disaksikan anggota keluarga lain yang hadir di lokasi.

Kasus ini pun dinyatakan selesai.

Baca Juga: Diambil Sendiri Oleh Adi Pradana dari Kulkas dan Langsung Ditenggak, Inilah Minuman yang Dibubuhi Obat Tidur Oleh Aulia Kesuma

Dalam sebuah foto, tampak kedua keluarga serta korban dan pelaku berfoto bersama.

Dengan perdamaian ini semoga kejadian seperti itu tak akan pernah terulang kembali, dan mudah-mudahan adik AR sehat jasmani dan rohani.

Acara 'manyonggot' atau adat untuk berdamai malam ini dihadiri oleh kepala desa, kepala dusun, kepala sekolah, tokoh masyarakat setempat, org tua dari kedua pelaku, anak anak si pelaku dan masyarakat setempat," tulis Potret Labura pada Kamis (29/8/2019) dini hari.

Khairuddin berharap semua pihak bersifat dewasa dan tidak menyebarkan lagi ke media sosial lantaran sudah tercapai kata damai.

"Orang tua salah seorang pelaku dengan korban ini satu keluarga. Mereka saling kait mengkait jadi sudah di mediasi sudah damai," katanya.

Kepada setiap guru di sekolah, Khairuddin mengimbau agar lebih memperhatikan murid dan mengutamakan pendidikan moral dalam memaknai kehidupan.

"Saya harap para guru tetap memberikan pendidikan yang terbaik. Jangan fokus pada satu pendidikan saja. Pendidikan moral juga sangat penting," pungkas Khairuddin.(Citra Agusta Putri Anastasia/Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judulVIRAL Bocah SD Dipukuli & Ditendang Kakak Kelas: Pelaku Ingin Viral, Camat Beri Uang Agar Anak Ceria

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber : Tribunnews.com, Tribun Medan

Baca Lainnya