Sangat Mematikan, Inilah Rudal Balistik terbaru China yang Siap Digunakan untuk Hadapi Konflik Bersenjata dengan Amerika!

Selasa, 20 Agustus 2019 | 19:20
Youtube/South China Morning Post

Tangkap layar Youtube: Rudal balistik terbaru China

Suar.ID -Sebuah laporan yang dibuat oleh peneliti asal Australia telah mengejutkan banyak pihak.

Dalam laporan tersebut menuliskan jikakonflik bersenjata dengan Amerika Serikat pecah, China dikabarkan akan mengeluarkan rudal balistik berteknologi tinggi.

Dilansir Asia One pada Senin (19/8), rudalini disebut bisa melumpuhkan pangkalan militer Amerika Serikat dan armada laut di wilayah Pasifik Barat hanya dalam waktu beberapa jam saja.

Ini dikarenakan China telahmembuat kemajuan teknologi yang cepat dan mempertajam kekuatannya.

Baca Juga: Viral di Medsos! Kakek Usia 88 Tahun di Tegal Nikahi Gadis 22 Tahun, Semua Berawal dari Minta Doa supaya Usaha Laku

Laporan tersebut mendesak sekutu AS dan regional seperti Australia dan Jepang untuk merombak investasi militer dan rencana penempatan mereka.

Jika tidak mereka akan menghadapi prospek "keunggulan militer" Amerika yang nantinya dirusak oleh kekuatan Asia.

Laporan setebal 104 halaman oleh Pusat Studi Amerika Serikat di University of Sydney menilai strategi, pengeluaran, dan aliansi militer AS di kawasan tersebut.

ussc.edu.au
ussc.edu.au

Ashley Townshend penulis laporan tentang rudal balistik baru milik China

MengutipThis Week in Asia,Penulis utama laporan tersebut Ashley Townshend mengatakan,perubahan keseimbangan kekuasaan di kawasan itu harus menjadi perhatian semua negara Asia.

Baca Juga: Sungguh Menyayat Hati, Seorang Kakek Duduk Termenung di Depan Kursi Kosong yang Disediakan Khusus untuk Mendiang Istrinya

Termasuk bagi mereka yang berusaha mempertahankan hubungan baik dengan kedua negara adidaya.

Karena hal itumerupakan kepentingan mereka untuk mencegah Chinadari menggunakan "kebijakan luar negeri agresif".

"Ketika kekuatannya meningkat, China mungkin akan berani untuk bermain untuk bagian-bagian dari rantai pulau pertama."

"Termasuk Taiwan, yang akan secara serius membatasi cakrawala keamanan untuk semua yang terkait, "kata Townshend.

Baca Juga: Wanita Ini Rela Makan Mie Selama 1 Bulan Penuh Hanya untuk Membelikan Hadiah Mahal Buat Temannya, tapi si Teman Justru Enggak Tahu Terima Kasih

Hal ini merujuk pada busur pulau yang membentang dari Kepulauan Jepang ke pulau Kalimantan, Asia Tenggara.

Namun analis militer Tiongkok menepis pernyataan itu.

Ia mengklaim bahwa sebagaimana adanya, Beijing terus percaya bahwa AS adalah kekuatan superior kawasan tersebut.

"Kami menghormati kehadiran wajar AS di Pasifik Barat."

"Sekarang dan di masa depan, kami berharap AS akan menjadi pemain yang bertanggung jawab di dunia, termasuk di Pasifik Barat, " kata Zhao Yi.

Baca Juga: Kisah Pria Bertemu Jodoh Lewat Game Online Let's Get Rich: Berawal dari Game Berlanjut ke Pelaminan

Zhao Yi ini adalah mantan kapten senior dengan Pembebasan Rakyat Angkatan Laut (PLA) angkatan laut dan peneliti tamu di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam Singapura (RSIS).

Wu Shang-su yang juga seorang peneliti di RSIS, mengatakan, mengganggu penggunaan ruang oleh musuh mungkin telah ditingkatkan dalam beberapa tahun terakhir.

Namun itu tidak berarti bahwa ia dapat menggunakan kemampuan itu untuk mengendalikan ruang itu.

"Misalnya, untuk menangkap Taiwan, [Kepulauan Senkaku / Diaoyu] atau bahkan lokasi lebih jauh mengharuskan Beijing untuk menetapkan kendali atas udara, laut, dan ruang elektronik tertentu."

"PLA mungkin menyangkal kendali militer AS, namun untuk dapat berhsil yang paling utama adalah dapat mengntrol daerah tersebut," ujarnya.

Baca Juga: Ternyata, Penyebar Video Dewasa Bareng Pacar Ini Dulu Pernah Jadi Ketua Panitia Seminar Sudirman Said dan Bintang Tamu ILC

Salah satu temuan paling mencolok dari laporan ini adalah kecakapan dari Pasukan Roket PLA.

Menurut perhitungan penulis, pasukan telah menerjunkan sekitar 1.500 rudal balistik jarak pendek, 450 rudal jarak menengah, 160 rudal jarak menengah dan ratusan rudal jelajah darat jarak jauh.

Rudal balistik konvensional ini mampu melakukan serangan presisi pada sasaran sejauh dari pulau utama di China ke Singapura, di mana AS memiliki fasilitas logistik utama.

Selain itu rudal ini mengenai pangkalan Amerika yang sangat besar di Korea Selatan dan Jepang.

Baca Juga: Setelah 3 Tahun Mengabdi, Wanita Cantik Ini Putuskan Mengundurkan Diri Jadi Asisten Pribadi Ashanty, Kenapa Ya?

China juga memiliki apa yang disebut rudal "carrier killer" seperti DF-21D, yang dapat menghantam kapal induk AS yang bergerak pada jarak hingga 1.500 km (932 mil).

Karena Perjanjian Nuklir yang ditandatangani AS dengan bekas Uni Soviet pada 1987,China dilarang mengerahkan rudal dengan jarak tempuh 500 km hingga 5.500 km.

Baca Juga: Punya Kekayaan Berlimpah dari Bisnis dan Ceramah, Beginilah Penampakan Rumah Mamah Dedeh yang Berlapis Emas di Berbagai Sudut!

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber : Asia One

Baca Lainnya