Suar.ID - Fenomena 'Sugar Dady' dan 'Sugar Baby' beberapa waktu lalu ramai diperbincangkan warganet Indonesia.
Sugar Dady sendiri merupakan istilah slang untuk menyebut seorang pria yang menawarkan dukungan finansial kepada seseorang yang lebih muda, umumnya wanita.
Sementara sugar baby, sebaliknya, adalah seseorang yang lebih muda yang mendapatkan dukungan finansial dari sugar daddy.
Dilansir dari Daily Mail (1/8/2019), seorang mahasiswi menceritakan pengalamannya menjalani profesi sebagai sugar baby.
Baca Juga: Saat Bintang Film Dewasa Menyesal Menikah dengan Sugar Daddy 73 Tahun
Dia adalah Chloe, berusia 18 tahun, dari London.
Chloe merupakan seorang mahasiswi yang mempelajari psikologi dan ilmu saraf, impiannya adalah menjadi psikolog klinis charter.
Untuk mencapai impiannya, Chloe lebih dulu membutuhkan gelar master dan doktoral.
Demi memenuhi impiannya yang membutuhkan banyak biaya itu, Chloe memilih menjadi sugar baby, dengan menuntut syarat-syarat yang tegas kepada para sponsornya.
Baca Juga: Meski Hanya Berkaki Satu, Wawan Terus Mengayuh Becak Demi Istri dan Anaknya yang Masih 2 Tahun
Ya, 'para' sponsor, karena Chloe tak hanya memiliki satu orang sugar daddy saja, namun sekitar 6 atau sesuai kebutuhannya.
Selain demi membiayai kuliahnya, Chloe juga memiliki sugar dady agar bisa bersenang-senang, seperti belanja, liburan, makan malam, mendapat hadiah, dan sebagainya.
Kepada para sugar dady-nya, Chloe menawarkan persahabatan dan pertemuan dua sampai empat kali dalam sebulan.
Atas pilihan yang diambilnya untuk menjadi sugar baby, Chloe mengaku tak memiliki keraguan, bahkan meskipun keluarganya tidak menyadari pekerjaan apa yang dilakukannya.
Menurut Chloe, teman-temannya pun mendukung, dan baginya pekerjaan yang dijalaninya 'sangat bermanfaat' karena memungkinkan dia hidup nyaman sebagai seorang mahasiswa.
"Bidang karir ini sangat menarik bagi saya karena sifatnya yang sangat bermanfaat. Di waktu luang, saya benar-benar menikmati perjalanan dan mengalami budaya baru," ungkap Chloe.
Chloe tak sembarang menentukan pria yang akan menjadi sugar daddy untuknya, syarat yang diajukannya harus dipenuhi, yaitu berapa jumlah tunjangan yang bisa dia dapatkan.
"Saya biasanya mencari tunjangan bulanan yang memadai untuk membantu mendanai gaya hidup saya. Ini bervariasi dari 1500-3000 poundsterling (Sekitar Rp 25-50 Juta) sebulan per sugar daddy," ungkap Chloe.
Chloe bahkan memuji kariernya karena membuat dia bisa bepergian lebih sering.
Selama ini, dia sudah berlibur ke berbagai tempat berkat sugar daddy yang mendukungnya secara finansial, seperti ke Las Vegas, Asia, Yunani.
"Saya mengunjungi Yunani dengan seorang sugar dadsy berusia sekitar 35. Saya menemaninya dalam perjalanan bisnis, tinggal di sebuah hotel mewah dan menerima sejumlah besar uang pengeluaran," tuturnya.
Sementara beberapa hadiah yang pernah ia terima, seperti tas desainer, sepatu, jam tangan, pakaian, dan perhiasan.
"Saya telah menerima perhiasan Tiffany dan Swarovski, senilai sepatu desainer seharga 800 poundsterling, AirPods, tas tangan Christian la croix dan buku teks universitas dengan nilai 200 poundsterling," katanya.
Selain karena uang jumlah besar yang dia terima, Chloe juga merasa dengan menjadi sugar baby membuatnya lebih banyak waktu untuk belajar, sementara kehidupannya tetap nyaman sebagai mahasiswa.
Dia tak perlu lagi bekerja paruh waktu yang membuat jadwal belajarnya berantakan.
"Itu telah sangat memikat hidupku sebagai seorang siswa, dari menjadi buku teks mahal yang berbakat sampai tidak lagi harus bekerja dalam shift kerja yang panjang dan berat, yang akan merusak studi saya," kata Chloe.
Meski baginya, bagian terbaik dari profesinya adalah kebebasan finansial, bukan berarti tak ada sisi buruknya.
Menurutnya, bagian buruk dari pekerjaannya adalah menerima penilaian dari teman dan keluarga yang tidak sepenuhnya memahami konsep sugar date.
Dia mengaku bahwa hubungannya dengan sugar daddy hanya didasarkan pada persahabatan semata.
Bahkan, Chloe pun ingin memiliki hubungan 'biasa' dengan seorang pria suatu saat nanti.
"Semua pengaturan saya sepenuhnya platonis dan hanya didasarkan pada persahabatan. Di masa depan saya ingin hubungan, tetapi tidak dengan sugar daddy", katanya.
Selain itu, Chloe juga sangat waspada dalam hal keamanan.
Untuk menjamin keamanannya, dia selalu memastikan bahwa teman dekatnya tahu di mana lokasi dia berada, karena dengan begitu teman-temannya bisa melacak keberadaannya.
"Aku juga selalu mengatur pertemuan dengan Sugar Daddies-ku di tempat umum," tambahnya.
Baca Juga: Lee Jong Suk dan Kwon Nara Dikabarkan Berpacaran, Begini Tanggapan Agensi
Chloe juga membagikan pengalamannya bertemu dengan 'salt daddy', istilah yang digunakannya untuk seorang pria yang tidak memiliki niat untuk memasuki hubungan yang 'saling menguntungkan'.
Namun, Chloe punya cara tersendiri untuk menghindari pria seperti itu.
"Menurut pendapat saya, cara terbaik untuk menghindari Salt Daddies adalah bersabar," katanya.
Kemudian, dia memilih untuk berbicara melalui pesan teks atau telpon dengan pria semacam itu sebelum bertemu.
Karena menurutnya, pria yang tak bisa bersepakat dengan peraturannya, akhirnya akan menjauh dengan sendirinya.