Kurang-kurangilah Mulai Sekarang, Ini 3 Jenis Makanan yang Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Paru

Senin, 08 Juli 2019 | 09:19

Kolase Sutopo dan Kanker Paru

Suar.ID -Hari ini, Senin (8/7), Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dimakamkan di tanah kelahirannya, Boyolali, Jawa Tengah.

Hadir pula dalam pemakaman itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Kita tahu, Pak Topo--begitu dia biasa disapa--meniggal pada Minggu (7/7/2019) dini hari di Guangzhou, China.

Sehari sebelumnya, dia sempat mengunggah video di Instagram, menjelaskan bahwa keberangkatannya ke China memang untuk berobat.

Baca Juga: Fakta Terbaru Terungkap, dari Hasil Autopsi Ternyata Bukan Terpeleset yang Menjadi Penyebab Tewasnya Thoriq di Gunung Piramid

Sutopo bercerita jika kanker paru yang dideritanya telah menyebar ke tulang serta organ lainnya.

Kanker paru stadium 4B yang diderita Sutopo itu akhirnya merenggut nyawa pria asal Boyolali, Jawa Tengah tersebut.

Banyak yang bertanya-tanya, bagaimana kanker paru bisa menyerang Pak Topo yang bukan perokok?

Terlepas dari pertanyaan itu, harap kita ketahui, ada beberapa jenis makanan yang memang bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru.

Apa saja jenis makanan itu?

1. Makanan berlemak jenuh

Siapa yang tak menyukai kentang goreng, olahan daging, atau makanan cepat saji?

Selain praktis, makanan-makanan ini memang banyak disukai, tetapi kita perlu mengetahui jika makanan-makanan ini masuk kategori makanan dengan lemak jenuh.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Kisah Audrey Yu Jia Hui, Anak Ajaib Super Cerdas dari Surabaya yang Justru Pernah Dibawa ke Dokter Jiwa karena Dianggap Gila

Sebuah studi yang diterbitkan pada Juli 2017 di Journal of Clinical Oncology mengaitkan asupan lemak jenuh dengan peningkatan risiko kanker paru-paru pada perokok dan mereka yang baru saja berhenti merokok.

Penulis studi ini menggabungkan data dari 10 studi sebelumnya termasuk total 1,4 juta orang dan lebih dari 18 ribu pasien kanker paru-paru.

Mereka menemukan jika orang-orang yang mengonsumsi makan lemak jenuh paling banyak memiliki risiko kanker paru-paru yang lebih tinggi.

2. Karbohidrat olahan

Roti, makanan dari tepung terigu, jajanan-jajanan yang kerap kita konsumsi, sebaiknya mulai kita perhatikan konsumsinya.

Bahkan nasi putih yang jadi bahan makanan utama orang Indonesia ternyata masuk dalam kategori karbohidrat olahan.

Jenis makanan ini punya kemungkinan meningkatkan kanker paru lo.

Gula sederhana dalam karbohidrat olahan dapat meningkatkan kadar gula darah tubuh dan dapat menyebabkan perubahan hormon yang dapat memicu peradangan kronis.

Baca Juga: Official Trailer Film 'Bumi Manusia' Jadi Trending Youtube Nomor 1, Iqbal Ramadhan Tampil Beda dengan Kumis Tipis

Seiring waktu, peradangan kronis dalam bentuk apa pun dapat meningkatkan risiko kanker.

Faktanya, sebuah penelitian di Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention pada bulan Maret 2016 menemukan mereka yang mengkonsumsi banyak gula memiliki risiko kanker paru-paru lebih tinggi.

Namun, tidak semua gula dan karbohidrat buruk.

Ketika memilih karbohidrat, pilihlah karbohidrat kompleks seperti roti gandum, beras merah, dan buah-buahan dan sayuran.

Jenis karbohidrat ini mengandung serat yang dapat membantu menurunkan kolesterol dan mengandung sedikit atau tanpa tambahan gula.

3. Daging bakar

Tak bisa dipungkiri beberapa jenis makanan terasa lebih lezat jika dimasak dengan cara dibakar.

Sate, ayam bakar, kambing guling, semua terdengar lezat bahkan membayangkannya saja sudah membuat kita lapar.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini 8 Juli 2019, Libra Tahu yang Terbaik untuk Dirinya, Leo Perlu Lebih Terbuka

Walau konsumsi makanan yang dibakar cenderung meningkatkan kanker pankreas dan payudara, tetapi kita sebaiknya tetap waspada mengonsumsi makanan jenis ini jika tak mau meningkatkan risiko kanker paru.

Proses memanggang atau membakar makanan menghasilkan karsinogen yang dilepaskan ketika lemak daging dibakar.

Saat membakar makanan, hidrokarbon polisiklik bisa masuk ke dalam makanan dan mungkin dapat meningkatkan risiko kanker paru.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya