Terungkap, Nadiem Makarim yang Disebut Jadi Calon Menteri Jokowi Ternyata Cucu Tokoh Kemerdekaan RI

Kamis, 04 Juli 2019 | 16:40
kompas.com

CEO Go-Jek Nadiem Makarim.

Suar.ID -Nadiem Makarim disebut sebagai salah satu sosok muda yang digadang-gadang akan masuk kabinet Presiden Jokowi di perideo keduanya nanti.

Selain Nadiem, nama anak muda lainnya ada Grace Natalie, Tsamara Amany, Emir Dardak, dan lain sebagainya.

Kembali ke Nadiem, rasanya tidak ada yang meragukan sepak terjang bos Go-Jek ini.

Baca Juga: Dijuluki Punggung Naga, Inilah Penampakan Jalur Ekstrim Menuju Puncak Gunung Piramid Lokasi Thoriq Hilang

Kesuksesannya mengelola perusahaan transportasi online yang sekarang begitu populer itu menjadi daya tarik tersendiri di mata publik.

Sosoknya juga telah menjadi banyak panutan orang dalam berbisnis.

Ada beberapa fakta mengejutkan yang rasanya perlu kita ketahui tentang latar belakang pemuda inspiratif ini.

1. Lahir di Singapura

Pria bernama lengkap Nadiem Anwar Makarim ini lahir di Singapura 4 Juli 1984.

Usianya sekarang menginjak 35 tahun.

Baca Juga: Sekelompok Goweser Sesak Nafas Setelah Makan Durian Hingga Ada yang Meninggal, Apa Sih Bahaya Terlalu Banyak Makan Buah Durian?

2. Punya darah pejuang kemerdekaan RI

Putra dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri anak bungsu dari tiga bersaudara.

Ayahnya merupakan seorang aktivis dan pengacara.

Sedangkan ibunya bekerja sebagai penulis lepas dan merupakan putri dari salah satu tokoh perintis kemerdekaan Indonesia, Hamid Algadri.

Nama Hamid Algadri rasanya tidak asing bagi para pembaca sejarah.

Dia adalah seorang pejuang perintis kemerdekaan Indonesia keturunan Arab yang berjasa dalam perundingan Linggarjati, perundingan Renville, dan Konferensi Meja Bundar.

Dia juga jadi salah satu anggota parlemen pada masa awal berdirinya negara Republik Indonesia.

Pada 2014, Nadiem pun menikah dengan wanita bernama Franka Franklin.

Baca Juga: Pengakuan Ibu Barbie Kumalasari Setahun yang Lalu, Anaknya Suka Berkata Kotor dan Ngasih Uang Bulanan Cuma Rp500 Ribu

3. Pendidikan

Nadiem mengenyam pendidikan dasar dan menegah pertamanya di Jakarta.

Ketika melanjutkan ke pendidikan SMA, Nadiem pindah bersekolah di Singapura.

Lulus SMA, Nadiem pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di jurusan International Relations di Brown University, Amerika Serikat.

Ia mengenyam pendidikan di Brown University dari tahun 2002 hingga 2006.

3 tahun kemudian, ia pun melanjutkan pendidikan pasca-sarjana di Harvard Business School dan mendapatkan gelar Master of Business Administration (MBA).

4. Pernah bekerja di Zalora

Nadiem merintis karirnya dengan bergabung bersama perusahaan Mckinsey & Company yang berbasis di Jakarta pada tahun 2006.

Ia direkrut perusahaan tersebut sebagai konsultan manajemen selama tiga tahun.

Nadiem juga bekerja di Zalora Indonesia sebagai Co-Founder serta Managing Editor.

Ia kemudian memutuskan keluar dari Zalora dan bekerja di Kartuku sebagai Chief Innovation Officer.

Baca Juga: Video Viral, Make Up Artist Gunakan Ular sebagai Model Produk Foundation, Aksinya Tua Kecaman Netizen

5. Mendirikan Gojek

Di tahun 2011, Nadiem Makarim mulai merintis perusahaannya yang kemudian dikenal dengan Go-Jek.

Go-Jek merupakan aplikasi pesan ojek online yang telah berkembang besar di Indonesia.

Perusahaan itu disebut memperoleh pendanaan sebesar 550 juta dolar AS atau setara dengan Rp7,2 triliun pada 2016 lalu.

Go-Jek pun tak hanya menyediakan jasa pesan ojek online saja, namun juga jasa antar barang (Go-Send), makanan (Go-Food), kebersihan, massage, dan lain-lain.

Kini, aplikasi Go-Jek bahkan telah beroperasi di 50 kota di negara-negara Asia Tenggara.

Berdasarkan riset terbaru yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Gojek disebut telah berkontribusi sebesar Rp9,9 triliun per tahun kepada perekonomian Indonesia.

Artikel ini sudah tayang di Grid Hot dengan judul Lahir dan Besar di Singapura, Siapa Sangka Nadiem Makariem yang Kini Digadang Jadi Calon Mentri Ternyata Cucu Tokoh Kemerdekaan Indonesia

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya