Uang Mahar Rp 50 Juta Kurang, Ayah Mertua Bacok Ayah Menantu dan Minta Uang Tambahan Rp 300 Juta

Kamis, 04 Juli 2019 | 08:41
Facebook Yuni Rusmini

Samalisa dibacok ayah mertua anaknya.

Suar.ID - Tali Asa Zai, tega menikam ayah menantunya, Samalisa Laia, demi mendapatkan mahar tambahan Rp 300 juta atas pernikahan anak perempuannya.

Zai menikam Samalisa di rumah Sekretaris Desa (Sekdes) di Desa Amandaya, Kecamatan Amandaya, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara pada Minggu (23/6/2019).

Samalisadibacok dengan senjata tajam hingga mengalami kritis dan dilarikan ke Rumah Sakit Viktor Gunung Sitoli, Nias.

Bazowa’a Laia (30), yang merupakan anak Samalisa menceritakan, kalau Zai adalah ayah mertuanya yang sejak awal tidak merestui pernikahan mereka.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Pria Berjimat di Cianjur, Kebal Dibacok dan Ditusuk Pisau Namun Tewas Dihantam Batu

Bazo menceritakan, keluarganya dan paman kandung sering menemui Zai untuk minta doa restu.

Namun, hal itu tak pernah dikabulkan oleh Zai.

"Kami hampir 6 tahun pacaran, kami saling menyukai, tapi ayah mertua istri saya tidak setuju kami menikah," ungkap Bazo, saat berkonsultasi kepada Sofumboro Laia, SH, Advokat di Batam, Rabu (3/7/2019) mengutip dari Facebook Yuni Rusmini.

Ia mengatakan, sewaktu istri Bazo kuliah di Medan, dirinya merantau ke Batam, namun ia dan istrinya tetap berkomunikasi via telepon, begitu juga dengan orangtua di kampung.

Baca Juga: Ternyata Gegara Hal Inilah Hori Gadaikan Istri Rp250 Juta dan Berujung Salah Bacok

"Akhirnya saya dan istri saya memutuskan untuk bersama di Medan," kata Bazo.

Ia mengatakan, setelah beberapa bulan di Medan, ia dan istrinya pulang kampung dengan tujuan mengadakan acara resepsi pernikahan secara adat.

"Saat itu mertua saya masih berat menerima saya sebagai menantunya, dia terus marah, tapi keluarga dengan sikap merendah terus memohon agar hubungan kami direstui," kata Bazo menceritakan.

Kala itu, Zai meminta bowo atau mahar sebesar Rp 50 juta kepada Samalisa agar hubungan Bazo dan istrinya di restui.

"Yang minta Bowo ayah istri saya, kami penuhi permintaan keluarga perempuan dan kami serahkan mahar itu, akhirnya mertua saya terima dan itu disaksikan keluarga terdekat," jelasnya.

Tiba-tiba, beberapa minggu kemudian Zai mendatangi rumah Bazo membawa sebilah pisau.

Zai datang dan marah-marah mencari anak perempuannya atau istri Bazo.

Dirumah Bazo, ia mengancam ayah Bazo agar memberikan tambahan mahar sebesar Rp 300 juta.

Baca Juga: Diduga Akibat Siaran Langsung di Facebook, 3 Pria Mengalami Luka Sobek karena Saling Bacok

"Ayah saya diam saja di ancam sama dia (Zai), kami ketakutan dan akhirnya saya dan istri pergi ke Medan," kata Bazo.

Mengetahui Bazo dan istrinya tak di kampung, Zai kembali mendatangi rumah Samalisa dengan membawa 2 bilah pisau di pinggangnya. Zai dengan emosinya kembali mengancam Samalisa.

"Dimana anak perempuan saya, segera pulangkan dia kerumah," ucap Bazo menirukan perkataan pelaku yang ia dengar dari ayahnya via telepon.

Karena ketakutan, Samalisa pun mengadukan ancaman tersebut kerumah Sekdes.

Saat dirumah Sekdes, ayah Bazo menceritakan kejadian itu, tiba-tiba Zai menghampiri dan mendekati ayah Bazo.

"Ayah sama mertua perang mulut, tak lama mertua mengayunkan pisau di pinggang dan menikam dada depan ayah saya, bagian dagu dan tangan," ungkap Bazo.

Melihat kejadian itu, Sekdes mencoba melerai pelaku.

Namun ayah Bazo sudah tergeletak ditanah bersimbah darah.

Warga pun berkerumunan, namun Zai langsung melarikan diri.

Baca Juga: CCTV: Bawa Bendera Hitam, Geng Motor di Jakarta Selatan Bacok Remaja Sahur On The Road Sampai Tewas

Samalisa yang menjadi korban kesadisan Zai dilarikan ke RS Viktor, sementara pihak keluarga Bazo melaporkan penikaman itu ke kantor polisi.

"Pelaku sudah diamankan polisi, tapi ayah saya masih kritis pendarahan," kata Bazo.

Meski sudah diamankan, Zai yang berada dalam tahanan malah melapor balik ke polisi, seolah-olah dirinya dikeroyok Sekdes yang merupakan adik korban atau ayah Bazo.

Akibatnya, 2 adik kandung Samalisa dijadikan tersangka oleh polisi atas kasus dugaan pengeroyokan.

Saat ini mereka mendekam di tahanan Polsek Teluk Dalam.

"Ini hukum macam apa ya, tidak adil, kami ini korban, tapi malah dijadikan tersangka, kami kecewa dengan pihak kepolisian yang menangani perkara seperti ini," ungkap Bazo dengan nada kesal.

Menanggapi kasus tersebut, Sofu Laia miris atas penikaman yang menimpa korban dan keluarganya.

Sofu meminta Polres Nias Selatan agar profesional dan amanah serta objektif dalam menangani kasus tersebut.

Baca Juga: Tragis! Suami Tega Bacok Istri hingga Tewas karena Menolak Ajakan Hubungan Intim

"Kita meminta aparat kepolisian jernih melihat perkara ini, agar terwujudnya kepastian hukum, demi kebenaran dan keadilan bagi korban dan kedua adik korban," kata Sofu.

"Jangan sampai korban sudah kritis tapi kasus tidak di usut," sambungnya.

Sofu juga mengingatkan, jangan ada korban rekayasa pada penanganan perkara oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

Ia mengatakan kasus ini harus tuntas dan pelakunya dijerat dengan pasal pembunuhan berencana untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Kasus ini cukup atensi, dan kita percaya, Polres Nias Selatan tetap profesional, amanah, transparan, sigap dan jujur," kata Sofu.

Tag

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber Facebook