Suar.ID -Belum lama ini perusahaan teknologi asal China, Huawei menjadi bulan-bulanan Amerika Serikat.
Melansir Kompas.com, Pemerintah AS memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam yang membuat perusahaan ini tidak bisa membeli segala macam komponen, baik software maupun hardware dari perusahaan AS tanpa seizin pemerintah setempat.
Tak sampai disitu, vendor ini juga didepak dari asosiasi Wi-Fi dan kartu SD.
Ditambah smarthphone keluaran terbaru Huawei tidak akan bisa memasang aplikasi perusahaan Mark Zuckerberg, seperti Facebook, WhatsApp, dan Instagram.
Baca Juga: Dihajar Habis-habisan Amerika, Huawei Nyatanya Bisa Pasang Iklan Spektakuler di Burj Khalifa
Setelah dihujani serangan bertubi-tubi kini ada kemungkinan Huawei akan menuntut balik sejumlah royalti kepada perusahaan-perusahaan AS atas penggunaan teknologi yang telah dipatenkan Huawei.
Melansir dari CNBC (20/6/2019), pekan lalu Reuters melaporkan bahwa Huawei telah meminta Verizon, salah satu perusahaan teknologi AS, untuk membayar royalti sebesar 1 miliar dolar AS atas 230 paten Huawei.
Wall Street Journal juga melaporkan bahwa paten yang terkait dengan Huawei diantaranya seperti peralatan jaringan inti hingga sebuah teknologi berupa peralatan yang dapat saling terhubung melalui jaringan internet.
Verizon mungkin bukan satu-satunya perusahaan yang akan dituntut Huawei masalah hak paten.
Baca Juga: Kerja di Perusahaan Huawei, Ketahuan Pakai iPhone Karyawan Tak Bakal Naik Jabatan
Ren Zhengfei, selaku CEO dan pendiri Huawei mengatakan bahwa minggu ini Huawei akan dapat menuntut lebih banyak royalti dari beberapa perusahaan.
"Selama beberapa tahun terakhir, kami tidak agresif mencari royalti Hak Kekayaan Intelektual (HKI) kepada perusahaan yang menggunakan teknologi kami - itu karena kami sibuk mengejar pertumbuhan bisnis kami."
"Setelah kami memiliki lebih banyak waktu istirahat, kami dapat mencoba untuk mendapatkan uang dari perusahaan-perusahaan yang menggunakan HKI kami," jelas Ren Zhengfei.
Ia juga menambahkan bahwa hak paten seharusnya tidak menjadi senjata penghambat perkembangan manusia.
Mengapa perusahaan AS masih menggunakan teknologi Huawei?
Huawei telah secara efektif dilarang menjual peralatan telekomunikasi di AS, tetapi teknologinya masih digunakan oleh perusahaan-perusahaan Amerika melalui pihak ketiga yang menggunakan teknologi yang dipatenkan oleh Huawei.
Ketika jaringan seluler generasi baru dibuat, seperti 4G atau 5G, standar global perlu disepakati.
Ini pada dasarnya adalah protokol untuk bagaimana teknologi akan bekerja secara global, sehingga ada koherensi sistemik yang memungkinkan smartphone untuk berkomunikasi dengan jaringan.
Disinilah apa yang disebut badan standar ditugaskan untuk melakukan ini.
Perusahaan seperti Huawei - serta para pesaing seperti Ericsson dan Nokia - akan berkontribusi untuk membangun arsitektur jaringan seluler melalui kelompok standar ini.
Dengan demikian, perusahaan-perusahaan ini merancang teknologi yang kemudian mereka patenkan. Paten, yang sangat penting untuk standar katakanlah 4G atau 5G, akan dianggap sebagai 'paten esensial standar' atau SEP.
Huawei telah memiliki lebih dari 69.000 paten secara global terkait segala hal mulai dari pengiriman data hingga manajemen lalu lintas jaringan, menurut data yang dikumpulkan untuk CNBC.
Lebih dari 57% berada di Cina, sementara hampir 18% berada di AS, pasar paten terbesar kedua Huawei.
Jadi meskipun peralatan jaringan Huawei tidak digunakan oleh pemain telekomunikasi besar di AS, vendor lain yang mereka beli produknya dapat menggunakan teknologi yang dipatenkan oleh Huawei.
Apa yang AS coba lakukan?
Tampaknya Senator Marco Rubio telah mengakui potensi Huawei untuk menggunakan paten terhadap perusahaan-perusahaan AS.
Pada hari Senin, ia mengajukan undang-undang yang akan memblokir Huawei dari melawan sengketa paten di pengadilan AS.
Di Twitter awal pekan ini, Rubio menuduh Huawei sebagai 'troll paten'.
CEO Huawei mengatakan kepada CNBC pada hari Rabu bahwa jika hukum Senator Rubio disahkan, itu akan merusak citra Amerika sebagai tempat yang sah.
Saat ini, Huawei akan dapat berperang melawan paten apa pun di pengadilan AS.
Baca Juga: Di China iPhone Jadi Ponselnya Orang Miskin, Orang Kaya Justru Pakai Huawei