Suar.ID - Budaya K-pop telah mendapatkan popularitas di seluruh dunia, tetapi di Chinasepertinya ditentang.
Budaya itu dianggap sebagai tren yang mengancam untuk menghancurkan masa depan bangsa, laporan Odditycentral.com (30/04/2019).
Untuk mengatasi ancaman ini, seorang mantan guru sekolah telah mendirikan "Real Man Training Club", sebuah kamp pelatihan anak-anak yang berjanji untuk mengubah anak laki-laki menjadi Alpha Males (laki-laki yang lebih tangguh daripadaBeta Males).
Real Man Training Club yang berbasis di Beijing menawarkan kepada para anggota berbagai kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kejantanan mereka.
Kegiatan ini seperti sepak bola Amerika, gulat dan tinju, serta pembinaan karakter melalui padang pasir dan gunung.
Pendiri Kamp, Tang Haiyan, memimpin anak-anak lelaki sambil meneriakkan slogan untuk membangun kepercayaan diri mereka dan membuat mereka mengenakan ikat kepala dengan kata-kata "Laki-laki Nyata".
Bahkan kemeja dan baju olahraga mereka menampilkan frasa bahasa Inggris seperti "Anything is Possible" atau "Power Leader".
Semua ini dimaksudkan untuk mengembangkan karakter macho anak laki-laki agar sesuai dengan persepsi Tang tentang kejantanan, dan membuat mereka kebal terhadap noda budaya K-pop.
Baca Juga : Gunakan Avengers: EndGame, China Permalukan Para Penunggak Utang
"Jika Anda mempromosikannilai-nilai banci, itu adalah malapetaka bagi negara kami," Tang Haiyan mengatakan kepada Los Angeles Times tentang kebangkitan K-pop di China.
Tang yakin bahwa laki-laki adalah pilar keluarga dan negara, tetapi ia khawatir generasi penerusChina tidak akan dapat memenuhi perannya karena pengaruh luar yang dipromosikan oleh media.
Idola pop yang terinspirasi oleh K-pop dengan kecantikannya yang lemah lembut, rambut yang diwarnai dan pakaian yang "sombong", menghancurkan pemuda-pemuda negara China, membuat mereka menjadipria yang "lembek".
Dan di situlah kamp pelatihan Alpha Males di China terbentuk.
Begitu mereka terdaftar di kamp pelatihan, anak laki-laki tidak lagi dapat mengandalkan orangtua mereka untuk semua hal.
Mereka tidak diizinkan melakukan panggilan telepon atau kunjungan keluarga selama satu minggu penuh, dan bila menangis hanya akan diabaikan.
Mereka terlibat dalam kegiatan fisik yang mungkin dianggap orangtua kasar, tetapi Tang bersikeras bahwaitu penting untuk membangun keberanian dan ketabahan anak laki-laki. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)