Suar.ID - Para atlet telah membantu mengubah perspektif masyarakat Malaysia terhadap para penyandang disabilitas.
Atlet seperti Ridzuan Mohamad Puzi, Mohammad Ziyad Zolkefli, dan banyak lainnya telah berada di garis depan dari perubahan ini.
Memenangkan medali demi medali, para atlet Malaysia telah mendapatkan gelombang perhatian yang berfokus pada banyak keberhasilan mereka.
Tapi apakah semuakeberhasilan mereka dihargai?
Baca Juga : Ini Bukan Adegan dalam Film, Ada 'Spiderman' Selamatkan Korban Kecelakan di Malaysia
Menilik ke sebuah posting di Twitter, akun @ahmadough berbagi foto seorang atlet yang meminta sedekah dari publik pada Rabu (01/05/2019).
Dia menulis, "Bagaimana bisa jadi seperti ini? Di mana dana yang dijanjikan (dari pemerintah) yang pantas mereka terima?"
Kembali pada tahun 2016, baik Mohamad Ridzuan Mohd Puzi dan Abdul Latif Romly masing-masing diberi 100 ribu ringgit (Rp 343 juta) oleh pemerintah karena memenangkan emas di Rio Paralympic Games 2016.
Namun, banyak hal telah mereda sejak saat itu.
Citra atlet yang meminta sedekah tidak hanya menjadi viral dengan lebih dari 6 ribu retweet dan 3 ribu like, tetapi juga menarik perhatian Menteri Pemuda dan Olahraga, Syed Saddiq.
Menanggapi tweet itu, Syed Saddiq menulis, "Bisakah Anda memberi tahu bagaimana saya bisa menghubungi mereka?"
"Untuk pertama kalinya, Kementerian Olahraga dan Pemuda telah mengembangkan skema baru untuk atlet dan mantan atlet senilai 3 hingga 10 juta ringgit (Rp 10-34 miliar)."
"Yayasan Kebajikan Atlet Kebangsaan (YAKEB), yang menjaga kesejahteraan atlet, juga memiliki anggaran sebesar 3 juta ringgit."
"Dana ini dapat disesuaikan melalui saluran yang tepat. Tolong bantu."
Respon cepat pasti akan menjadi pemandangan yang disambut baik untuk para atlet.
Namun, masalahnya tidak berakhir di situ.
Tweet itu juga mendapat tanggapan dari para atlet, yang banyak di antaranya memiliki masalahserupa.
Salah satunya dari Asosiasi Olahraga Tuli Malaysia (MSDeaf) yang berjuang untuk masa depan mereka.
Baca Juga : Pengadilan Malaysia Bebaskan Majikan yang Siksa Adelina Lisao hingga Tewas
Asosiasi Olahraga Tuli Malaysia
"Kita menghadapi nasib yang sama,"tulisnya.
Beberapa warganet berkomentar:
"Saudaraku adalah seorang atlet untuk Kuala Lumpur. Hampir setiap akhir pekan dia diharuskan mengikuti pelatihan, namun dia tidak diberi uang saku sama sekali oleh pemerintah KL."
"Serius? Para atlet kami layak mendapatkan lebih dari ini."
"Menurut Malaysiakini, beberapa dari mereka bahkan tidak memiliki peralatan olahraga yang tepat karena pemerintah tidakmemfasilitasi mereka."(Adrie P. Saputra/Suar.ID)