Gara-gara Salah Hitung, 25 Siswa India Terlanjur Bunuh Diri Massal Setelah Dinyatakan Gagal Ujian

Sabtu, 04 Mei 2019 | 15:16
pixels.com

ilustrasi siswa India

SUAR.ID – Beberapa waktu lalu India dikejutkan dengan terjadinya bunuh diri massal yang dilakukan oleh siswa sekolah menengah.

Dilansir NDTVpada Selasa (30/4/2019), terjadi 25 kasus bunuh diri di negara bagian Telangana, India, dalam kurun waktu 10 hari yang menimbulkan kemarahan besar di negara bagian tersebut.

Dua puluh lima siswa tersebut melakukan bunuh diri dengan alasan merasa gagal dalam ujian dewan negara bagian setelah hasil ujian mereka dirilis pada 18 April 2019.

Hasil yang dirilis oleh Globarana, agen swasta yang dikontrak pemerintah untuk memberikan dukungan teknis ujian, menyatakan bahwa 33 persen siswa dinyatakan gagal.

Baca Juga : Seorang Wanita Berniat Melakukan Bunuh Diri karena Merasa Berdosa setelah Dipaksa Suami Lakukan Praktik Tukar Istri

ndtv.com
ndtv.com

Akrivis melakukan aksi

Setelah terdapat 25 siswa yang melakukan bunuh diri, barulah kemudian muncul fakta yang membuat geram dan menimbulkan sesal.

Ternyata, ada kesalahan perhitungan yang dilakukan oleh agen swasta tersebut.

Fakta lainnya, bahwa Globarana diduga tidak memenuhi kriteris tender, yang mencakup pengalaman dalam menangani dewan Negara bagian atau hasil ujian universitas.

Meski akhirnya diberikan hasil yang benar, seperti siswa yang diralat mendapat nilai 99 persen setelah sebelumnya mendapat nilai nol.

Namun, berita tersebut datang terlambat. Dua puluh lima siswa sudah terlanjur kehilangan nyawa.

Baca Juga : Mayat Tanpa Identitas Ditemukan Sedang Dimakan Biawak Di Bogor

Dua diantaranya adalah gadis Mahbubnagar, Hyderabad. Satu melakukan bunuh diri dengan membakar diri dan lainnya melakukannya dengan gantung diri.

Menunjukkan kemarahannya, politisi K Laxman yang merupakan kepala unit Negara BJP (Bharatiya Janata) melakukan mogok makan tanpa batas waktu untuk menunjut penyelidikan atas masalah tersebut.

Dia juga meminta pemindahan Menteri Pendidikan Guntakandla Jagdishwar Reddy dan meminta Sekretaris Dewan Pendidikan Menengah untuk dipecat.

Laxman menyebut bahwa kejadian tersebut merupakan penipuan,

Baca Juga : Pacar Teman Digoda Pelakor, Wanita Ini Bakar Hidup-Hidup Si Penggoda

NDTV
NDTV

“Kami menuntut penyelidikan yudisial terhadap hal ini. Atau bahkan oleh CBI. Ini bukan hanya salah urus. Ini adalah penipuan besar. Perusahaan yang diberi kontak untuk dukungan teknis end-to-end sama sekali tidak memenuhi syarat untuk menangani masa depan 9,7 lakh (970.000) anak-anak. ”

Di sisi lain, guru yang menandai kertas ujian salah mendapatkan hukuman. Yaitu denda sebesar INR5.000 setelah adanya laporan yang ditunjukkan kepadanya. Juga dipecat oleh administrasi sekolah.

Baca Juga : Digerebek Polisi Syariah, Pria Ini Terjun dari Lantai 3 Hotel, Nasib Teman Kencannya Tak Kalah Tragis

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber : NDTV, Worldbuzz

Baca Lainnya