SUAR.ID -Hubungan antara Indonesia dengan Vietnam sedang memanas.
Diawali oleh penangkapan kapal penangkap ikan milik Vietnam oleh TNI AL karena kapal tersebut masuk ke perairan Indonesia.
Kapal penjaga laut atau Coast Guard Vietnam yang tidak terima berusaha memprovokasi dengan menabrakkan kapal mereka ke lambung kapal Tjiptadi-381 milik TNI AL.
Kejadian ini berbuntut panjang, setelah video kejadian itu viral. Pemerintah RI melayangkan protes kepada pemerintah Vietnam.
Baca Juga : Ketika 3 Kapal Patroli Vietnam Ditenggelamkan TNI AL karena Langgar Kedaulatan NKRI
Tak hanya pemerintah, netizen kedua negara pun terlibat "konfrontasi" di media sosial.
Awalnya beredar video yang diunggah akun YouTube milik seorang YouTuber Vietnam, Nguyen Minh Tue.
Dalam video yang diunggah pada 28 April 2019 itu, terdapat keterangan yang berbanding terbalik dengan apa yang beredar di indonesia.
"Seperti biasa, orang-orang Indonesia memainkan trik kotor dengan menyelinap ke perairan Vietnam, kemudian menangkap nelayan kami dan menarik mereka ke perairannya untuk ditangkap.
Kali ini, dua kapal KN-213 dan KN-264 datang untuk menyelamatkan kapal-kapal penangkap ikan kami, kapal KN-213 mengambil tindakan langsung dan bertabrakan, menuntut agar kapal Indonesia jauh dan meninggalkan perairan Vietnam.
Pada akhirnya Anda dapat mendengar pelaut di atas kapal Indonesia memberi tahu mereka bahwa mereka akan kembali ke laut Indonesia, dan meminta kapal kami untuk tidak mengikuti.
Baca Juga : TNI AL Lebih Pilih Keluarkan Umpatan Daripada Tembak Kapal Vietnam Ketika Ditabrak, Ternyata Ada Alasannya
Memang benar mereka berdua dirampok dan berteriak."
Menanggapi itu, netizen Indonesia tidak tinggal diam. Tagar #StopVietnamIllegalFishing menggema di Twitter. Tagar tersebut viral oleh netizen Indonesia yang mengkritisi pencurian ikan oleh Vietnam.
Selain di Twitter, netizen Indonesia juga melakukan "serangan" secara sporadis di Instagram. Akun-akun Vietnam menjadi korban. Satu di antaranya adalah akun Maskapai Vietnam Air.
Para netizen Indonesia terlihat "menghiasi" kolom komentar salah satu postingan akun tersebut dengan berbagai komentar pedas.
Hal ini seharusnya tidak perlu dilakukan karena akun VietnamAirlines sama sekali tidak terkait dengan peristiwa di Natuna.
Bukan yang pertama
Insiden Kapal Pengawas Perikanan Vietnam vs KRI Tjiptadi-381 menambah daftar catatan insiden yang terjadi antara kapal Vietnam dengan KRI atau Kapal Republik Indonesia.
Insiden Kapal Pengawas Perikanan Vietnam vs KRI Tjiptadi-381 tersebut terjadi pada Sabtu, 27 April 2019 di Peraian Indonesia tepatnya di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau.
Dalam keterangan tertulis seperti yang ditulis oleh Grid ID, Laksamana Muda TNI Yudo Margono menjelaskan kejadian itu bermula saat KRI Tjiptadi-381 melaksanakan penegakan hukum dan kedaulatan di laut Natuna Utara terhadap Kapal Ikan Asing (KIA) Vietnam BD 979 yang sedang melaksanakan Illegal Fishing.
KRI mencoba menangkap KIA tersebut.
Namun KIA itu dikawal oleh Kapal Pengawas Perikanan Vietnam.
Kapal Pengawas Perikanan Vietnam berusaha menghalangi proses penegakan hukum dan kedaulatan yang dilakukan oleh KRI Tjiptadi-381.
Kapal Pengawas Perikanan Vietnam memprovokasi dengan mengganggu proses penegakan hukum dan kedaulatan dengan cara menabrakkan kapalnya ke KRI Tjiptadi-381.
Akibat dari kejadian itu, kapal nelayan Vietnam bocor dan sebanyak 12 ABK kapal ikan Vietnam berhasil diamankan ke KRI Tjiptadi-381.
Menanggapi kejadian tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti lantas berjanji akan segera menenggelamkan 51 Kapal Ikan Asing (KIA) dalam waktu dekat.
Kapal paling banyak berasal dari Vietnam.
Sebagaimana diwartakan oleh Kompas.com, hal itu disampaikan Susi saat membalas kicauan mantan Menteri Kehutanan MS Kaban di Twitter soal insiden ditabraknya KRI TNI AL kapal pengawas perikanan Vietnam di Natuna.
"Noted. Kemlu telah memanggil Dubes Vietnam. Tgl 4 kita akan melakukan penenggelaman 51 kapal, KIA terbanyak dari Vietnam!" tulis Susi dalam akun twitter pribadinya, Jakarta, Senin (29/4/2019).
Noted. Kemlu telah memanggil Dubes Vietnam. Tgl 4 kita akan melakukan Penenggelaman 51 Kapal KIA terbanyak dari Vietnam!— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) April 29, 2019
Menteri nyentrik asal Pangandaran itu tidak merinci berapa banyak kapal ikan Vietnem yang akan ditenggelamkan pada 4 Mei 2019.
Namun Plt Direktur Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan Perikanan, Agus Suherman sempat mengatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap 38 kapal pencuri ikan di berbagai daerah sepanjang kuartal I-2019.
"Sebanyak 18 di antaranya kapal asing yakni 15 asal Vietnam dan 13 kapal asal Malaysia," ujar Plt Direktur Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan Perikanan KKP, Agus Suherman, Jakarta, Kamis (11/4/2019).
Insiden yang terjadi pada Sabtu lalu itu rupanya bukan yang pertama kali terjadi antara kapal Vietnam dengan KRI.
Semenjak ketatnya perbatasan Indonesia di Natuna, kapal-kapal nelayan Vietnam justru semakin berani.
Dikawal kapal pengawas perikanannya, nelayan Vietnam berani berlayar memasuki perairan ZEE Indonesia.
Seperti yang diberitakan oleh NET Yogyakarta, kapal Vietnam yang masuk ke dalam ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Indonesia sudah terjadi beberapa kali pada 2019.
KM Baladewa Mabes Polri vs Nelayan Vietnam
Pada pertengahan April 2019, KM Baladewa Mabes Polri sedang melakukan upaya penangkapan pada nelayan Vietnam yang terbukti mencari ikan di Natuna.
Saat hendak ditangkap, Kapal Dinas Perikanan Vietnam justru menghalangi patroli.
Beragam intimidasi dilakukan Vietnam.
Karena awak kapal KM Baladewa tidak gentar, Vietnam akhirnya memilih untuk menghindar.
Dua kapal ikan Vietnam serta ikan hasil curian seberat 1 ton berhasil diamankan.
Sementara itu, 15 ABK ditangkap dan dibawa ke Dermaga Batuampar, Batam, Kepri.
KRI Bung Tomo Kejar 4 Kapal Nelayan Vietnam
Pada Maret 2019, insiden serupa terjadi di Perairan Natuna.
KRI Bung Tomo 357 terlihat kejar-mengejar dengan 4 kapal nelayan pencuri ikan di Natuna.
Situasi makin dramatis saat dua kapal pengawas perikanan Vietnam nekat mengintervensi penangkapan itu.
Bahkan, manuver-manuver yang dilakukan kapal pengawas perikanan Vietnam kian membahayakan.
Melalui sambungan radio, komandan patroli gugusan tempur laut atau Guspurla Koarmada I TNI AL, memeringatkan agar kapal Vietnam menyerah.
Karena tidak digubris, KRI Bung Tomo lalu memberikan tembakan peringatan.
Penyergapan usia saat kapal dinas perikanan Vietnam mundur.
Akhirnya, 4 kapal yang membawa 12 ton ikan curian disita.
Beragam upaya penghalangan yang dilakukan kapal pengawas perikanan Vietnam ini sebelumnya sempat dikritik.
Sebab, tindakan tersebut telah menghalangi proses hukum.
Kapal Pengawas Vietnam telah melanggar International Regulations for Preventing Collisions at Sea tahun 1972 dan merupakan bentuk obstruction of justice atau merintangi proses hukum.
Menurut Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti, surat protes yang dilayangkan ke pemerintah Vietnam dinilainya harus dipertegas, agar nelayan maupun pemerintah Vietnam jera.
Nelayan Vietnam Gagal Memancing Emosi Petugas
Dari berbagai provokasi, Vietnam termasuk gagal memancing emosi TNI maupun patroli tim gabungan Indonesia.
TNI, Polri, dan pemerintah sadar, jika melakukan tembakan lurus kepada Vietnam, maka beresiko bisa dituduh menyatakan perang terhadap Vietnam.
Selain itu, Indonesia juga terancam kehilangan klaim ZEE-nya.
Sejak tahun 2014 hingga maret 2019, Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama TNI dan POLRI, sudah menindak tegas pencurikan ikan di perairan Indonesia.
Lebih dari 488 kapal telah ditenggelamkan, dan kapal ikan Vietnamlah, yang paling banyak melanggar terirorial Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia. (Malvyandie Haryadi)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Perang Netizen Indonesia Vs Vietnam di Medsos, Akun Instagram Maskapai Ini Jadi Korban
Baca Juga : Berani Tabrak Kapal TNI AL di Laut Natuna, Menteri Susi Bakal Tenggelamkan Banyak Kapal Vietnam!