Diduga Tak Kuat Dibully Teman-teman Sekolahnya, Gadis 9 Tahun Pengungsi Perang Suriah Bunuh Diri

Senin, 15 April 2019 | 08:30
globalnews.ca

Amal Alshteiwi (9) pengungsi Suriah yang diduga bunuh diri lantaran tak kuat dibully.

Suar.ID – Harapan keluarga pengungsi perang Suriah ini untuk kehidupan yang lebih baik di Kanada hancur seketika ketika mendapati putri mereka meninggal bunuh diri.

Pada 6 Maret 2019 lalu Aref Alshteiwi ayah korban, pulang ke rumahnya dan mendapati putrinya Amal Alshteiwi yang masih berusia 9 tahun sudah menjadi mayat di kamar tidurnya.

Saat ini, keluarga mereka tinggal 8 orang dan masih terpukul atas kematian putrinya.

Diwartakan globalnews.ca (13/4/2019), keluarga tersebut datang ke Kanada sebagai pengungsi yang disponsori oleh pemerintah tiga tahun lalu.

Baca Juga : Diduga Cabuli 14 Siswi dalam Ruangannya, Kepsek di Soppeng Diciduk Polisi

Baca Juga : 2 Turis Wanita Mengklaim Telah Dilecehkan Instrukturnya saat Menyelam, Bagian Intimnya Dipegang Berulang Kali

Mereka melarikan diri dari perang Suriah di mana bom telah menghancurkan rumah mereka.

Namun kedamaian yang mereka temukan di Kanada kini telah digantikan dengan lebih banyak trauma.

Keluarga itu mengatakan Amal biasa pulang dari sekolahnya dengan putus asa memberitahukan bahwa dirinya telah mendapatkan bullying dari teman-temannya.

"Mereka menggertaknya sepanjang waktu di sana, mengatakan kepadanya, 'Kamu jelek, kamu tidak cantik,'" ujar Aref.

“Dua minggu sebelum dia pindah dari sekolah itu ke sekolah lain, anak-anak mendatanginya dan berkata, 'Bahkan jika kamu pindah ke sekolah lain, mereka tidak akan mencintaimu. Anak-anak atau guru. Kemanapun kamu pergi, lebih baik pergi dan bunuh diri saja, '” tambah Nasra Abdulrahman ibu Amal.

Polisi mendatangi rumah Aref pada saat Amal ditemukan meninggal dunia namun mengatakan tidak cukup bukti untuk memulai penyelidikan terhadap tuduhan intimidasi pada Amal.

Pasangan itu mengatakan hal tersebut menimbulkan kekhawatiran pada sekolah Amal di Calgary, di mana ia tak pernah mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Global News, Dewan Pendidikan Calgary mengatakan "menemukan tidak ada indikasi intimidasi atau kekhawatiran yang diajukan ke sekolah," setelah penyelidikan.

“Kantor wilayah telah bekerja sama dengan kepala sekolah untuk mengumpulkan informasi dari guru, staf, dan siswa untuk mencoba memahami jika ada masalah, kata CBE.

Baca Juga : (Voting) Bantu Ilmuan untuk Memilih Nama Planet Kerdil Ini: Gonggong, Holle atau Vili

Baca Juga : Tragis, Gadis Kecil Ini Tewas setelah Secara Tidak Sengaja Ditembak oleh Adiknya Sendiri

Sementara aktivis pendukung para imigran prihatin dengan kasus ini.

"Saya bahkan tidak bisa membayangkan tragedi yang mereka rasakan," kata CEO Immigration Services Calgary, Hyder Hassan.

"Perjalanan pengungsi mereka ke negara baru dan kemudian untuk mewujudkannya, saya bahkan tidak punya kata-kata untuk menggambarkannya," tambahnya.

Ada ratusan program yang tersedia untuk pendatang baru di Calgary, termasuk banyak untuk anak-anak.

Tetapi hanya sekitar setengah dari mereka yang memenuhi syarat untuk mengaksesnya atau bahkan tahu program itu ada, menurut survei tahun 2017 yang didanai oleh pemerintah federal.

Orangtua Amal juga tidak menjangkau organisasi mana pun bagi pendatang baru untuk mendapatkan bantuan bagi putri mereka.

Hassan mengatakan Layanan Imigrasi Calgary sedang mencoba mencari tahu penyebab gadis kecil itu bunuh diri.

Tidak mudah memang bagi anak-anak imigran bersosialisasi dengan lingkungannya karena hambatan seperti bahasa dan menyesuaikan diri dengan budaya baru.

Sementara keluarga Amal kini tengah menjalani konseling seminggu sekali usai kematian putri mereka.

Baca Juga : Cerita Warga Sekitar Warung Milik Pelaku Mutilasi Guru Honorer di Kediri, Pelaku Menjerit Ketakutan Tengah Malam

Baca Juga : 2 Turis Wanita Mengklaim Telah Dilecehkan Instrukturnya saat Menyelam, Bagian Intimnya Dipegang Berulang Kali

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum

Baca Lainnya