Kisah Awal Mula Bagaimana Ganesha Sang Dewa Pengetahuan Hidup Kembali dengan Kepala Gajah

Jumat, 12 April 2019 | 11:30
Ancient Origins

Kisah Awal Mula Bagaimana Ganesha Sang Dewa Pengetahuan Hidup Kembali dengan Kepala Gajah

Suar.ID – Nama Ganesha tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, nama Ganesha tak pernah luput disebut dalam pelajaran sejarah.

Kita semua tahu, Ganesha adalah salah satu dewa yang sangat terkenal dan digambarkan memiliki kepala gajah.

Namun bagaimana awal mula Ganesha, dewa yang memiliki kekuatan tinggi dan diasosiasikan dengan ilmu pengetahuan ini memiliki kepala gajah?

Ganesha, juga dikenal sebagai Ganapati, Vinayaka dan Binaya, adalah salah satu dewa yang paling terkenal dan populer di Pantheon Hindu.

Baca Juga : Eit Jangan Tertipu, Begini Cara Membedakan Payudara Asli dan Payudara Hasil Operasi Menurut Ahli

Tak hanya di agama Hindu, Ganesha sangat populer bahkan dipuja dan disebut sebagai ‘dewa semua orang’ karena dianggap sebagai dewa permulaan dan kesuksesan baru, serta penghilang rintangan.

Ganesha mudah dikenali karena ia digambarkan sebagai dewa bertubuh manusia dengan kepala gajah. Serta mengenakan sejumlah atribut lain yang terkait.

Nama Ganesha adalah kombinasi dari kata Sansekertagana, yang dapat diartikan sebagai 'sekelompok dewa yang lebih rendah' danisha, yang berarti 'tuan'.

Ganesha dianggap sebagai putra dari Dewa Siwa dan Dewi Parwati.

Ganesha juga memiliki satu saudara, yaitu Kartikeya, dewa perang.

Menurut salah satu versi dari kisah kelahirannya, Ganesha ‘diciptakan’ oleh Parvati dari kotoran di tubuhnya saat dia mandi.

Public Domain via Ancient Origins
Public Domain via Ancient Origins

Dewa Siwa dan Dewi Parvati memandikan Ganesha

Dalam versi lain, disebutkan Ganesha diciptakan ibunya dengan membentuk beberapa bumi membentuk anak laki-laki.

Versi lain lagi mengatakan Ganesha diciptakan Parvati ketika ia tengah ditinggal Siwa dan merasa kesepian, lantas mengumpulkan kotoran dari tubuhnya ketika mandi dan mencampurnya dengan tanah untuk dibentuk satu patung kecil. Parvati bermeditasi dan hiduplah patung itu menjadi Ganesha.

Dalam beberapa versi mitos, Ganesha dilahirkan dengan kepala gajah, meskipun sebagian besar cerita menyatakan bahwa ia awalnya dilahirkan dengan kepala manusia.

Baca Juga : Benar-benar Sakti, Perempuan Ini Lolos dari 3 Kecelakaan Kapal Maut, Salah Satunya Kapal Titanic

Bagaimana Ganesha memiliki kepala gajah?

Seperti kisah kelahirannya, ada juga berbagai versi kisah yang berkaitan dengan bagaimana Ganesha berakhir dengan kepala seekor gajah.

Versi yang paling terkenal menyebutkan Ganesha diinstruksikan oleh ibunya untuk menjaga pintu masuk kamar mandinya dan tidak membiarkan siapa pun masuk, sementara dia membersihkan diri.

Seperti kisah yang diyakini sebelumnya, Ganesha diciptakan Parvati ketika ia ditinggal Siwa, sehingga Siwa tak mengetahui perihal bahwa Ganesha adalah anaknya.

Siwa kemudian pulang dan ingin melihat Parvati. Namun ia dihalangi oleh Ganseha yang menjalankan perintah Parvati.

Ketika Ganesha menghalangi jalannya, Siwa murka dan memenggal kepala bocah itu.

Parvati mendengar keributan di luar kamar mandi dan pergi untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Melihat bahwa putranya telah dibunuh oleh suaminya, Parvati merasa sedih.

Untuk menenangkan istrinya, Siwa berjanji untuk mengembalikan Ganesha ke kehidupan.Sayangnya, kepalanya terlempar begitu jauh sehingga tidak dapat ditemukan.

Versi lain dari kisah tersebut menyatakan bahwa Siwa mengirim antek-anteknya untuk berperang dengan Ganesha.

Baca Juga : Ini Dia Katie Bouman, Sosok Ilmuwan Muda dan Cantik di Balik Foto Black Hole alias Lubang Hitam yang Viral

Bocah itu mampu bertahan, dan pada akhirnya Wisnu harus turun tangan dengan berwujud Maya.

Sementara Ganesha terganggu dan lengah oleh kecantikan Maya (yang sebenarnya dewa Wisnu), Siwa sendiri memenggal kepala bocah itu.

Sebuah kesimpulan yang populer untuk versi penghidupan kembali Ganesha mengatakan jika Siwa disarankan untuk mengambil kepala makhluk hidup pertama yang dia temukan tidur dengan kepalanya menghadap ke utara.

Makhluk pertama yang ditemukan dewa dalam posisi demikian adalah seekor gajah, dan karena itu kepalanya diambil untuk menggantikan Ganesha.

Versi lain mengatakan pada awalnya Siwa harus mencari kepala balita untuk menggantikan kepala Ganesha, namun syaratnya balita itu harus diculik ketika sedang tidak berada dalam pelukan ibunya ketika tidur.

Karena tak ada bayi yang tidur terpisah dari ibunya, dicarilah hewan sebagai penggantinya. Namun semua anak hewan pun tidur bersama atau dalam pengawasan induknya.

Satu-satunya hewan yang saling membelakangi atau beradu punggung adalah gajah, sehingga dipenggalah anak gajah itu dan kepalanya disatukan dengan tubuh Ganesha.

Ganesha kemudian hidup kembali dan sejak itu juga diyakini sebagai dewa keselamatan.

Baca Juga : Seorang Mahasiswa Diduga Menaruh Pemutih di Mesin Kopi untuk Meracuni Teman di Asrama Bahkan Sudah Meneliti Jumlah yang Tepat untuk Digunakan

Ciri-ciri Ganesha

Public Domain via Ancient Origins
Public Domain via Ancient Origins

Ganesha mengendarai tikus India atau bandicoot.

Selain dari kepala gajahnya, Ganesha juga dapat dikenali oleh atribut lainnya.

Salah satunya adalahvahana atau tunggangannya yang merupakan tikus.

Tikus yang digambarkan sebagai tumpangan Ganseha adalah tikus India atau bandicoot.

Menurut satu interpretasi, tikus mewakili kebijaksanaan dan kecerdasan, sifat-sifat yang juga berhubungan dengan Ganesha.

Interpretasi lain mengklaim bahwa tikus mewakili ego dan kebanggaan.

Karena itu, ketika Ganesha mengendarai tikus, dianggap telah menaklukkan sifat-sifat negatif ini.

Atribut lain dari Ganesha adalah semangkuk manisan favoritnya, laddu yang dipegang di salah satu dari empat tangannya.

Public Domain via Ancient Origins
Public Domain via Ancient Origins

Ganesha atau dikenal dengan Kangiten dalam penggambaran sekte Buddha di Jepang

Ganesha terkenal karena cintanya pada hal yang manis, dan ini sering ditawarkan kepada dewa oleh para penyembahnya untuk menenangkannya.

Barang-barang lain yang dipegang oleh dewa termasuk gading gajah yang rusak (yang, menurut mitos, digunakan untuk menulisMahabharata), tongkat gajah, dan kapak.

Menariknya, Ganesha tidak hanya disembah oleh umat Hindu, tetapi ia juga memiliki penggemar dari penganut agama Buddha dan Jain.

Penyembahan Ganesha, misalnya, dapat dilihat dalam Buddhisme Shingon, sebuah sekte Buddha di Jepang, di mana dewa berkepala gajah ini dikenal secara populer dengan nama Kangiten.

Editor : Nieko Octavi Septiana

Sumber : ancient origins

Baca Lainnya