5 Fakta Pengeroyokan Siswi SMP oleh 12 Murid SMA di Pontianak, Korban Depresi dan Trauma Berat

Selasa, 09 April 2019 | 17:30
Twitter/Ziana Fazura

Kasus pengeroyokan siswi SMP oleh 12 murid SMA.

Suar.ID – Dunia pendidikan tanah air kembali tercoreng oleh aksi pengeroyokan siswi SMP yang dilakukan tak tanggung-tanggung oleh 12 murid SMA.

Kasus tersebut menjadi viral salah satunya setelah diunggah oleh akun Twitter @zianafazura yang mengunggah sebuah postingan pada 8 April 2019.

Tagar bertajuk #JusticeForAudrey pun digalakkan di media sosial twitter hingga menjadi trending.

"Audrey seorang pelajar SMP di Pontianak dikeroyok 12 perempuan berstatus pelajar SMA terbaring di rumah sakit.

Baca Juga : Belum 24 Menikah, Fatin Harus Meninggalkan Suaminya karena Tuhan Lebih Mencintainya

Baca Juga : 4 Fakta John Juanda, Raja Judi Asal Medan yang Disegani di Meja Poker, Dalam Semalam Bisa Dapat 19 Miliar

Salah satu pelaku mencolok kemaluannya untuk membuat korban tidak perawan lagi dan saat ini menimbulkan pembengkakkan di area kewanitaan korban

#JusticeForAudrey,"tulis akun @zianafazura dalam postingannya.

Unggahan tersebut lalu menjadi viral dengan dibagikan lebih dari 22 ribu kali melalui retweet dan disukai lebih dari 7 ribu pengguna Twitter

Sementara itu, dikutip dari Tribun Pontianak, Siswi SMP berinisial AU tersebut kini harus dirawat di rumah sakit, setelah menjadi korban pengeroyokan 12 murid SMA.

Siswi yang baru berumur 14 tahun ini harus menjalani rontgen untuk memeriksa tengkoran kepala karena dibenturkan ke aspal dan trauma bagian dada akibat mengalami penganiayaan.

Tribun Pontianak menghimpun fakta-fakta yang terkuak setelah kasus ini ditangani aparat kepolisian dan didampingi KPPAD.

1. Berawal dari Saling Komentar di Medsos

Penganiayaan terhadap AU terjadi Jumat (29/3/2019) di Jalan Sulawesi dan Taman Akcaya.

Dari informasi yang dihimpun Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah Kalbar, kejadian ini bermula dari saling komentar di media sosial.

Korban AU sejatinya bukanlah target utama dari 12 pelaku, tapi kakak sepupu korban.

"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info, kakak sepupu korban merupakan mantan pacar dari pelaku penganiayaan ini," kata Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu.

Namun antara pelaku dan korban saling berbalas komentar di media sosial.

HIngga akhirnya pelaku merencanakan penjemputan dan penganiayaan terhadap korban.

2. Dijemput di Rumah dan 2 Tempat Penganiayaan

Ada tiga aktor utama terkait penganiayaan terhadap korban AU.

Sementara sembilan orang lainnya, membantu pelaku dalam melancarkan aksinya.

Korban dijemput di rumahnya dengan alasan ada yang ingin disampaikan.

Alasan itu membuat korban menuruti ajakan pelaku lalu ikut ke Jalan Sulawesi.

Pada saat penjemputan korban tidak menyadari, dirinya akan dianiaya.

"Ketika dibawa ke Jalan Sulawesi korban diinterogasi dan dianiaya secara brutal oleh pelaku utama tiga orang dan rekannya yang membantu ada 9 orang sehingga total ada 12 orang," kata Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu.

Korban dianiaya di dua lokasi, selain di Jalan Sulawesi, korban juga dianiaya di Taman Akcaya.

Saat di lokasi inilah korban dianiaya. Bahkan menurut informasi yang didapat, kepala korban dibenturkan ke aspal.

3. Korban Takut Melapor

Setelah mengalami penganiayaan, korban takut melaporkan ke orangtuanya.

Bahkan masalah ini baru disampaikan ke orangtuanya dan dilaporkan Jumat (5/4/2019) ke Polsek Pontianak Selatan.

Setelah dilaporkan ke pihak kepolisian, langsung dilakukan proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan.

Sementara proses sidiknya terhadap pelaku masih berjalan.

Kanit PPA Polresta Pontianak, Iptu Inayatun Nurhasanah mengatakan, pihaknya baru saja menerima limpahan berkas dari Polsek Selatan.

"Kita baru saja mendapatkan limpahan berkasnya," ucap Nurhasah saat diwawancarai, Senin (8/4/2019).

Lanjut disampaikannya dalam proses pengembangan kasus ini akan memanggil pihak orangtua korban.

"Kita akan panggil orangtua korban," pungkas Inayatun.

4. Wali Kota Turun Tangan

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono turun tangan atas pengeroyokan yang terjadi terhadap AU.

Edi bahkan sudah mendatangi langsung korban di rumah sakit.

Menurutnya, aksi penganiyaan yang dilakukan oknum pelajar SMA terhadap AU sangat brutal.

"Gejala-gejala yang dilakukan pelajar ini dapat memberikan dampak negatif, terutama korban," katanya.

"Kita harapkan tidak terulang lagi kasus ini, mereka juga merupakan anak dibawah umur, maka perlu investigasi secepatnya agar dapat diambil langkah dalam memberikan pembinaan," lanjutnya.

Edi menegaskan pelaku harus diberikan efek jera dan edukasi, agar tidak terulang kembali kejadian semacam ini di Pontianak.

5. Kondisi korban pasca pengeroyokan

Seorang keluarga mengatakan korban sekarang semakin depresi, tertekan dan trauma.

Bahkan korban yang mengidap penyakit asma ini juga kerap mengigau seolah-olah masih dalam penganiayaan, akibat tingkat trauma yang tinggi.

Keluarga bersikukuh akan tetap melanjutkan permasalahan ini ke jalur hukum, untuk memberikan efek jera bagi para pelaku.

Keluarga korban juga menolak upaya mediasi yang ingin dilakukan oleh para oknum.

“Saya maafkan dia, anak-anaknya. Tapi untuk proses hukum harus berlanjut,” ujar keluarga korban.(*)

(Dewi Lusmawati/GridHot)

Artikel ini telah tayang di GridHot.ID dengan judul Viral Pengeroyokan Siswi SMP oleh 12 Siswi SMA di Pontianak Hingga Korban Trauma, Saling Komentar di Media Sosial Disebut Jadi Pemicunya

Baca Juga : Menurut Ratna Listy, Suami Rey Utami Sakit karena Terkena Santet Berwujud 'Siluman Nenek-nenek'

Baca Juga : Kisah Pendiri Perusahaan Raksasa Adidas dan Puma, Berawal dari Saudara Berakhir Mati Sebagai Musuh

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum

Sumber : GridHot.ID

Baca Lainnya