Suar.ID – Kita megenal oasis sebagai daerah subur di tengah gurun pasir panas dan gersang yang mengelilingi suatu sumber air.
Oasis, memang ada di tengah gurun pasir di belahan bumi ini.
Salah satunya adalah oasis danau air asin di gurun Ubari, yang tereletak di Fezzan, sekitar 30 km utara Germa, Libya.
Melansir Amusing Planet, daerah itu 200 ribu tahun yang lalu adalah daerah basah dan subur dengan banyak curah hujan dan sungai-sungai yang mengalir.
Baca Juga : Rekaman Detik-detik Ambulans Tertabrak Kereta Karena Nekat Terobos Palang, Seorang Dokter Tewas
Baca Juga : Sebelum Mendaki Gunung Arjuno, Faiqus Syamsi Pamit ke Ibunya dan Bilang Akan Bikin 'Heboh'
Sungai-sungai tersebut bermuara pada danau luas seukuran Republik Ceko, di lembah Fezzan, yang disebut sebagai Danau Megafezzan.
Selama periode basah, danau tersebut pernah mencapai ukuran maksimum 120 ribu meter persegi.
Perubahan iklim lantas menyebabkan bagian dari gurun Sahara tersebut secara bertahap mengering, sekitar 3.000 hingga 5.000 tahun yang lalu. Air danau, menguap ke udara.
Jejak danau besar tersebut masih dapat kita lihat hingga saat ini dalam bentuk danau yang lebih kecil, tersebar di antara bukit pasir.
Setidaknya, hingga kini masih ada 20 danau di gurun pasir Ubari.
Danau-danau tersebut membentuk oasis indah dengan pohon-pohon di pinggirnya yang tampak seperti anomali di lingkungan gurun yang keras.
Di antara 20 danau tersebut, ada beberapa yang paling indah, yakni Gaberoun dan Umm al-Maa (ibu air).
Terletak dekat reruntuhan desa tua, Gaberoun menjadi danau yang paling sering dikunjungi oleh turis. Ada kamp wisata di sana, pondokan, hingga toko souvenir.
Terdapat dua danau lagi yang tak kalah indah, yakni Umm al-H'isan (ibu kuda) yang terletak di utara Gaberoun, dan satu lagi di Tarhouna, sekitar 11 km dari Umm al-H'isan.
Baca Juga : Setiap Tahun, 1.000 Warga di Desa Ini Gotong Royong Bangun Jembatan Gantung dari Anyaman Jerami
Baca Juga : 5 Tahun Tak Bisa Bertelur, Ayam Ini Ternyata Menyimpan Harta Karun Senilai 4 Miliar
Berada di tengah gurun pasir yang panas dan gersang dan melihat oasis seperti itu tentu akan memabukkan mata kita.
Dalam keadaan tersebut, kita mungkin akan berpikiran untuk terjun langsung dan bahkan meminum air danau-danau itu untuk membunuh rasa haus.
Namun, hal itu bukan pilihan yang baik. Danau-danau di gurun Ubari, menyimpan bahaya dibalik pesonanya yang menyihir mata.
Meminum air danau tersebut akan menimbulkan masalah bagi Anda lantaran danau-danau tersebut memiliki air yang sangatlah asin.
Danau-danau itu terus menguap dan tidak memiliki sungai yang mengaliri mereka, menyebabkan mineral terlarut di perairan danau menjadi terkonsentrasi.
Beberapa danau bahkan memiliki air yang lima kali lebih asin daripada air laut.
Beberapa danau juga berwarna merah darah karena keberadaan ganggang yang toleran garam.
Kedalaman danau-danau di gurun Ubari ini juga tak dangkal, mulai dari 7 hingga 32 meter.
Anda mungkin akan berpikir dua kali untuk berenang di sana bukan?
Sementara itu, masih terdapat juga air di lapisan akuifer bawah tanah Sahara yang mengendap puluhan ribu tahun yang lalu.
Air tersebut juga sudah menurun ketersediannya lantaran meningkatnya penggunaan air akuifer oleh populasi manusia yang terus bertambah.
Sekitar tiga dekade lalu, pemerintah Libya melakukan proyek ambisius bernama Great Man-Made River, yang bertujuan mengambil air dari akuifer di bawah wilayah Fezzan melalui jaringan pipa bawah tanah untuk membuat padang pasir berbunga.
Proyek ini, jika berhasil, akan mengalirkan cadangan air tawar yang sangat besar dalam 50 hingga 100 tahun.
Baca Juga : Tips Menyetrika Super Rapi Ala Binatu Langganan Pangeran Charles
Baca Juga : Setiap Tahun, 1.000 Warga di Desa Ini Gotong Royong Bangun Jembatan Gantung dari Anyaman Jerami