Suar.ID – Titik terang perlahan-lahan mulai diperoleh polisi dalam pengungkapan kasus pembunuhan dan mutilasi seorang guru honorer bernama Budi Hartanto (21) warga Kota Kediri, Jawa Timur.
Hingga kini, tersangka pembunuhan dan mutilasi memang belum tertangkap tetapi polisi menduga pelaku adalah orang dekat dan sangat mengena korban.
Dikutip dari Surya.co.id (6/4/2019), kedekatan yang terjadi antara korban dan pelaku lantaran mereka dalam lingkungan sosial dan komunitas yang sama.
"Pelaku diperkirakan sangat dekat dan sangat mengenal korban," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera, Sabtu (6/4/2019).
Baca Juga : Bekerja Terlalu Serius Belum Tentu Bagus, Malah Bisa Bikin Gendut
Baca Juga : Seolah Ejek Donald Trump, Angela Merkel Beri Sambutan Hangat ke Barack Obama
"Karena berhubungan juga dengan lingkungan atau komunitas yang sedang digeluti oleh korban," lanjutnya.
Polisi juga menduga, pelaku pembunuhan dan mutilasi bukan hanya satu orang saja.
"Jadi bukan pelaku tunggal. Artinya pembunuhan itu ada yang membantu atau memperlancar," ujarnya.
Sampai saat ini, polisi telah memeriksa sebanyak 16 orang saksi.
Terdapat dua orang yang saat ini masih diburu diluar 16 saksi tersebut yang diduga kuat sebagai pelaku.
"Saat ini kami sedang lakukan pengejaran terhadap 2 orang itu," tandasnya.
Motif asmara menguat
Motif pembunuhan dan mutilasi guru Budi Hartanto hingga kini pun masih dalam pendalaman pihak kepolisian.
Sempat muncul beberapa dugaan motif kasus ini seperti perampokan namun hal tersebut tidak trbukti.
Baca Juga : Tips Menyetrika Super Rapi Ala Binatu Langganan Pangeran Charles
Baca Juga : Seolah Ejek Donald Trump, Angela Merkel Beri Sambutan Hangat ke Barack Obama
Mengutip Kompas.com, polisi menduga kuat motif pembunuhan adalah karena masalah asmara.
"Namun, belakangan menguat motifnya adalah asmara, motif perampokan tidak terbukti," kata Frans, Jumat (5/4/2019).
Motif asmara diduga berada di balik kasus pembunuhan ini setelah penyidik terus memeriksa saksi dari orang-orang terdekat korban.
Belakangan, berkembang juga informasi di masyarakat meyebut bahwa korban adalah LGBT.
Namun, Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono enggan menanggapi hal tersebut.
Mesi begitu, Heri juga tidak menampik adanya informasi itu yang berkembang di masyarakat.
Menurut Heri, rata-rata saksi yang diperiksa yang merupakan teman korban adalah laki-laki bertingkah gemulai.
"Info yang berkembang (di luar) memang seperti itu, kebetulan rekan-rekan korban kebanyakan seperti itu. Namun kami tetap sesuai fakta. Karena hasil otopsi dari forensik juga belum keluar," ujar Heri dikutip dari Surya.co.id.
Sedangkan sosok korban sendiri juga dikenal sebagai pria yang berperilaku seperti perempuan atau gemulai.
"Budi (korban) mbanceni (gemulai), tapi orangnya baik, ramah dengan warga, supel bergaul dan baik dengan orang tua," kata Surahmat kerabat korban.
Polisi hingga kini masih terus melakukan penyelidikan dan masih menelusuri bagian tubuh korban yang hilang.
Diberitakan sebelumnya, Budi Hartanto (21) ditemukan jazadnya pada Rabu (3/4/2019) dalam keadaan tanpa kepala di dalam koper.
Koper tersebut ditemukan seorang warga di pinggir sungai bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Jawa Timur.
Baca Juga : Nasib Polisi Gendut di Thailand, Dimasukkan ke Kamp 'Konsentrasi' Agar Kurus Lagi