Bangsawan Tercantik di Eropa Ini Punya Rutinitas Kecantikan yang Sangat Rumit

Rabu, 03 April 2019 | 17:34
Thoughtco

Ratu ELisabeth dari Austraia, bangsawan tercantik Eropa yang punya rutinitas kecantikan luar biasa,

SUAR.ID- Ratu Elisabeth (1837-1898) dari Austria sering disebut-sebut sebagai bangsawan wanita tercantik di Eropa dalam sejarah.

Kala itu kecantikannya begitu mempesona rakyat Eropa.

Pada umur 16 tahun, dia menikah dengan Kaisar Franz Joseph dari Austria yang berumur 23 tahun.

Selama perayaan pernikahan mereka, ribuan orang berbaris di jalan-jalan di Wina, berharap dapat melihat pasangan ini.

Baca Juga : Ketika ayam Jago Berkokok di Malam Hari, Inilah yang Bakal Terjadi di Sekitar Anda

Tentu saja, sebagian besar oranhg berharap bisa melihat langsung kecantikan wanita yang terkenal dengan sebutan Sisi tersebut.

Dalam menjaga kecantikan dan kemolekannya, Sisi mempunyaisebuah rutinitas legendaris yang melibatkan daging sapi muda dan susu kambing.

Saking uniknya, istana Austria memutuskan untuk mencatatnya dalam rekor istana.

Ritual harian ratu tercantik di Eropa ini mulai saat matahari terbit.

Dia akan mandi air dingin dan melakukan 90 menit olahraga di gym pribadi yang telah dibangun dalam kamar.

Kemudian, tata rambut dimulai dan berlangsung selama dua jam.

Penata rambut pribadi sang ratu mengepang satu per satu rambutnya yang sepanjang mata kaki.

Saking panjangnya, mencuci rambut Sisi membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua hari.

History.com
History.com

Ratu Elisabeth

Baca Juga : Brunei Terapkan Hukuman Rajam Hingga Tewas Terhadap Homoseksual, Begini Reaksi Kaum Gay

Sisi juga sering menggunakan masker khusus dengan selusin telur dan sebotol brandy untuk menjaga kelembaban dan sinar rambutnya.

Lalu, pada sore hari, setelah berkuda, Sisi akan mandi susu kambing. Kebutuhan ini memaksanya untuk membawa sekumpulan kambing setiap kali sang ratu berlibur.

Selain susu kambing, pilihan lainnya adalah minyak zaitun panas untuk mengurangi kepenatan.

Malam pun datang dan Sisi selalu tidur dengan menggunakan stroberi yang sudah ditumbuk menjadi masker wajah.

Ketika stroberi sedang tidak musim, lapisan masker diganti dengan daging sapi muda.

Dalam berbusana pun Sisi punya ritus istimewa.Dia akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk berdandan.

Tiga jam menata rambut dan satu jam untuk memasang ‘korset’ yang membentuk pinggang berukuran 19,5 inci miliknya.

Sayang, nasib Sisi tak secantik paras eloknya.

Pada 1880, diketahui bahwa Sisi sendiri mengidap gangguan mental yang cukup serius.

Marie Valerie, anak Sisi yang dimanjakannya, mengatakan bahwa sang ibu sering tertawa histeris di kamar mandi. Ia juga sering berbicara tentang bunuh diri yang membuat Franz Joseph takut.

Keadaan Sisi semakin parah ketika putranya, Rudolf, ditemukan tewas bersama simpanannya yang berusia 17 tahun, Mary Vetsera.

Rudolf menembak Vetsera dan dirinya sendiri sebagai upaya bunuh diri. Kenyataan ini memperdalam kesedihan Sisi.

Tak kuat menanggung kesedihan, Sisi pun berkelana.

Dengan berat badannya yang semakin merosot dan selalu mengenakan pakaian hitam tanda berkabung, Sisi bepergian tanpa tujuan melintasi benua Eropa dan Afrika Utara.

Ia menolak perlindungan dari polisi dan mencari kematian.

Hidupnya berakhir pada 10 September 1889, ketika permaisuri ini mengunjungi Jenewa dengan nama palsu.

Di kota tersebut, ada anarkis Italia, Luigi Lucheni, yang datang ke Swiss untuk membunuh Pangeran Henri dari Orleans sebagai aksi protes kepada penguasa.

Saat identitas Sisi terkuak, Lucheni mengetahui bahwa kedatangan pangeran telah ditunda.

Sebagai gantinya, ia mengincar Sisi yang sedang berjalan di sepanjang dermaga menuju kapal, dan menyerangnya.

Baca Juga : Makeup Pernikahannya Amburadul, Pengantin ini Dirias Ulang oleh Seorang Fotografer dan Hasilnya 'Pecah'!

Tag

Editor : Yoyok Prima Maulana

Sumber Kompas.com, National Geographic