Disinggung Saat Debat Capres, Begini Perbandingan antara Kapal Selam Indonesia dan Singapura

Minggu, 31 Maret 2019 | 16:18
IST

Perbandingan kapal selam Indonesia dan kapal selam Singapura.

Suar.ID -Salah satu hal yang disinggung-singgung dalam debat calon presiden keempat pada Sabtu (30/3) malam adalah perihal alutsista.

Nah, salah satu alutsista yang disebut oleh kapal selam.

Menurut Prabowo, Singapura dia nilai memiliki kapal selam lebih canggih dibandingkan dengan Indonesia.

"Kita beli kapal selam oke dari Korea. Kapal selam itu adalah tipe 209, kemampuannya sangat terbatas dengan yang dibeli Singapura, dia punya tipenya sudah 218 yang bisa luncurkan peluru kendali dari bawah laut," kata Prabowo dalam debat keempat Pilpres 2019, Sabtu (30/3/2019).

Mengutip Kompas.com dan Janes, Minggu (31/3/2019), sebelum membahas mengenai spesifikasi dari kedua kapal selam, kita bisa tarik jauh ke belakang mengenai perihal pengalaman dalam pengoperasian kapal selam kedua negara.

Indonesia boleh berbangga hati karena di Asia Tenggara negara ini adalah pengoperasi pertama kapal selam.

Demi merebut Irian Barat, Soekarno melakukan pembelian besar-besaran alutsista dari Uni Soviet tahun 1960-an.

12 Kapal Selam kelas Whiskey jadi momok menakutkan bagi Belanda di Irian Barat.

Hingga masa bakti Whiskey dinyatakan berakhir dan Orde Baru memilih kapal selam type U-209 sebagai penerus penjaga laut bagian bawah Indonesia.

Pengalaman pengoperasian di berbagai misi tempur baik saat Trikora, Dwikora hingga latihan antar negara menjadi nilai plus bagi awak kapal Satuan Kapal Selam Korps Hiu Kencana TNI AL dalam mengoperasikan kapal selam.

Sedangkan Singapura baru mengakuisisi kapal selam kelas Vastergotland pada tahun 1986.

Awak kapal selam Singapura juga belum pernah melakukan misi tempur sesungguhnya dan hanya latihan perang antar negara.

Untuk kapal selam TNI AL sendiri yakni KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402 keduanya adalah Type U-209 yang sudah menjalani serangkaian upgrade kemampuan walau usianya sudah sepuh yakni 38 tahun bertugas.

Sedangkan KRI Nagapasa 403, KRI Ardadedali 404 dan KRI Alugoro 405 (akan diluncurkan) dari Korea Selatan adalah Type Chang Bogo Class, identik dengan U-209 namun Indonesia memesan dengan alih teknologi Improved Chang Bogo Class.

Kemampuan Improved Chang Bogo Class ialah dapat melaju 11 knots diatas permukaan laut dan 21.5 knots dibawah permukaan laut.

Dapat bertahan 50 hari di lautan dengan radius operasional 20.000 km dengan berlayar di permukaan, 15.000 km (kedalaman periskop), 740 km (menyelam) dan dapat menyelam sedalam 500 meter.

Untuk persenjataan Improved Chang Bogo Class dilengkapi 8 tabung peluncur torpedo ukuran 533 mm hingga Surface And Underwater Torpedos (SUT) sebanyak 14 buah.

Uniknya dalam keterangan, Improved Chang Bogo bisa diinstal Land Attack Missile UGM-84 Harpoon. Namun entah apakah kapal selam pesanan Indonesia dipasang rudal mengerikan ini.

Perlu diingat, Indonesia sengaja mengakuisisi Chang Bogo Class karena pihak DSME Korea Selatan bakal memberikan asistensinya dan mengajari PT.PAL Indonesia dalam pembuatan kapal selam secara mandiri.

Sedangkan Singapura memesan kapal selam U-218SG, kapal selam type terbaru lansiran ThyssenKrupp Marine Systems (TKMS) Jerman.

Sudah barang tentu kapal selam ini canggih, namun perlu diketahui saat Singapura mengakuisisi U-218, kapal selam itu masih berupa konsep diatas kertas alias belum ada yang dibuat.

Baru satu yang dibuat dan dilabeli nama Invicible Class milik Royal Singapore Navy.

Kemampuannya pun masih belum jelas (atau dirahasiakan) namun satu hal yang pasti U-218SG sudah memiliki Air Independent Propulsion (AIP) yang membuat kapal selam tak perlu muncul ke permukaan untuk mengisi daya baterai sebagai tenaga gerak ketika menyelam yang tak dimiliki kapal selam Indonesia. (Seto Aji/Gridhot.ID )

Artikel ini sudah tayang di Grid Hot

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya