Kisah 'Kegendengan' Mbah Sadiman Asal Wonogiri, Selama 20 tahun Tanam Ribuan Pohon hingga Terkenal di Mancanegara

Sabtu, 30 Maret 2019 | 19:24
Facebook/ZINC

Mbah Sadiman selama 20 tahun telah menanam ribuan pohon.

Suar.ID – Ia tak lagi muda, umurnya sudah menginjak 68 tahun, raganya pun tidak tegak dan gagah, keriput sudah mulai menghiasi wajahnya.

Tetapi, yang membuat kita kaum muda malu mungkin, adalah kegigihannya naik-turun bukit menelusuri daerah di lereng gunung sembari membawa bibit pohon.

Namanya Mbah Sadiman, ia akan menanam bibit-bibit pohon itu.

Kisahnya sempat diangkat media asing Zinc asal London, Inggris, dalam sebuah postingan video di Facebook berjudul "This Indonesian man single-handedly saved his village from starvation".

Baca Juga : Suami Ibu yang Dorong Anaknya dari Mobil Ungkap Perlakuan Istrinya Selama Ini pada Anak-anaknya

Baca Juga : Setelah 4 Tahun Nganggur, Sarjana Ini Akhirnya Jualan Jamur Tiram, Kisahnya Menginspirasi Banyak Orang

Video itu pun sudah dilihat lebih dari 7 juta kali dan dibagikan ratusan ribu kali serta dikomentari ribuan orang.

Mbah Sadiman tinggal di Dusun Dali, Desa Geneng, Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri, sekitar 100 KM dari Kota Solo.

Selama 20 tahun lebih sejak tahun 1996 Mbah Sadiman telah memulai dedikasinya untuk keberlangsungan hidup warga desanya dengan menanam pohon.

Setidaknya lahan seluas 250 acre di Bukit Gendol dan Bukit Ampyang lereng Gunung Lawu telah ia tanami lebih dari 11 ribu.

Ini bermula dari keresahannya akibat penebangan dan penjerahan hutan yang dilakukan warga dan berimbas pada kehidupan warganya sendiri.

Kebakaran hebat pernah melanda, kekeringan saat musim kemarau, banjir saat musim hujan, petani tidak cukup mendapat air untuk tanamannya, dan warga kesulitan mendapatkan air.

Lelaki tua itu melakukan semuanya sendiri, tanpa bayaran dan tidak mengharapkan imbalan.

Pohon yang ia tanam adalah pohon beringin, ini karena beringin memeiliki kelebihan sebagai tanaman pencegah erosi.

Ia memebeli bibit, memberi pupuk, menyulami semua dari kantongnya sendiri. Bahkan ia mengorbankan hanya memakai baju bekas di keseharian daripada membelinya.

Baca Juga : Hendak Berfoto di Tempat Wisata Paling Populer, Seorang Turis Terjatuh dari Ketinggian 1000 Kaki

Baca Juga : Idap Mutasi Genetik Langka Membuat Wanita Ini Tak Pernah Merasakan Rasa Sakit

Mbah Sadiman usaha penyemaian bibit jati dan cengkeh di pekarangan rumahnya, ia melakukan itu karena akan menukarkan 2 bibit cengkeh dengan 1 bibit beringin kepada warga untuk ditanam.

"Orang-orang menyebut saya edan, gendeng, karena menukar bibit cengkeh dengan bibit beringin yang tidak menghasilkan keuntungan berupa materi" ujarnya dalam bahasa jawa di postingan tersebut.

Tapi memang bukan itu yang Mbah Sadiman cari, ia menanam beringin karena dapat menyediakan sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh warga desa.

Kini, warga desa merasakan hasil perjuangan Mbah Sadiman, petani tidak kesulitan air, Dusun Dali juga tidak mengalami kesulitan air lagi di saat daerah lain mengalami kekeringan saat musim kemarau.

"Seorang Mbah Sadiman bagi kami adalah pahlawan, orang yang sangat kita butuhkan, karena sudah tua di berani terjun ke hutan untuk melakukan reboisasi" kata seorang warga.

Sadiman masih berencana menaman 20 ribu lebih pohon lagi untuk juga dapat membantu desa lain.

"Pokoknya sampai kemampuan saya, kalau saya masih mampu tanam, ya tanam" itulah keinginan sederhana Mbah Sadiman namun aka sangat berarti besar bagi warga sekitar.

Baca Juga : Muzdalifah Baru Saja Dilamar Brondong, Nassar KDI: Alhamdulillah, Atuh

Baca Juga : Hendak Berfoto di Tempat Wisata Paling Populer, Seorang Turis Terjatuh dari Ketinggian 1000 Kaki

Tag

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum