134 Penduduk Sipil Dibantai Suku Pemburu Dogon di Mali, Dibakar Hidup-hidup di Rumah Mereka

Selasa, 26 Maret 2019 | 14:44
Tangkap layar ctvnews.ca

Desa Ogossagou Fulani, Mali.

Suar.ID – Jumlah korban tewas akibat pembantaian di sebuah desa di Fulani, Mali, pada Sabtu (23/3/2019) meningkat menjadi 134 orang menurut PBB.

Dikutip dari ctvnews.ca (24/3/2019), sebuah video yang baru muncul memperlihatkan para korban tergeletak di tanah di tengah sisa-sisa pembakaran rumah mereka.

Adalah suku pemburu Dogon yang dipersalahkan atas pembantaian tersebut.

Mengutip Kompas.com, pemburu Dogon merupakan kelompok etnis tradisional di Mali, Afrika Barat, yang dikenal dengan tarian topeng tradisional mereka.

Baca Juga : Lagi Asyik di Pinggir Pantai, Pasutri Diciduk Petugas Gara-gara Pegangan Tangan

Baca Juga : Taufik, Sang Penyelamat 22 Turis Malaysia dari Longsor Air Terjun Tiu Kelep Ini Seorang Tulang Punggung Keluarga Sejak Kecil

Selama satu tahun terakhir, pemburu Dogon telah menyerang etnis Peuhl tersebut.

Di antara para korban di desa Ogossagou adalah wanita hamil, anak-anak kecil, dan orangtua.

Video grafis yang diperoleh The Associated Press menunjukkan pada serangan hari Sabtu, banyak korban yang dibakar di rumah mereka.

Tubuh anak kecil ditutupi dengan selembar kain, dan pada satu titik kartu ID ditunjukkan berlumuran darah.

Di ibukota Bamako, Presiden Dewan Keamanan PBB Francois Delattre yang berkunjung, mengutuk pembantaian itu.

Sebelum serangan pada Sabtu lalu, ada 50 orang yang dilaporkan tewas.

Pihak berwenang memperingatkan jumlah korban bisa meningkat karena banyak yang belum terhitung.

Sementara itu di New York, sekretaris jenderal PBB mengutuk serangan itu dan menyerukan pemerintah Mali untuk segera menyelidikinya dan membawa para pelaku ke pengadilan.

Ekstremis Islam diusir dari pusat-pusat kota di Mali utara selama operasi militer yang dipimpin Perancis tahun 2013.

Baca Juga : Lihat Video Luna Maya Ketemu Ariel Noah, Melaney Ricardo Bahagia

Baca Juga : Disejajarkan dengan Sri Mulyani hingga Puji Astuti, Inilah Silvia Halim Sosok di Balik Konstruksi MRT Jakarta

Para jihadis tersebar di seluruh daerah pedesaan, berkumpul kembali dan mulai melancarkan berbagai serangan terhadap militer Mali dan misi PBB.

Sejak 2015, ekstremisme telah beringsut jauh ke Mali tengah di mana telah memperburuk ketegangan antara kelompok Dogon dan Peuhl.

Para anggota kelompok Dogon menuduh Peulhs mendukung para jihadis yang terkait dengan kelompok-kelompok kekerasan di Mali utara dan luar negeri.

Pada bulan Desember, Human Rights Watch telah memperingatkan bahwa "pembunuhan milisi terhadap warga sipil di Mali tengah dan utara sedang di luar kendali."

Kelompok itu mengatakan milisi etnik Dogon yang dikenal sebagai Dan Na Ambassagou dan pemimpinnya telah dikaitkan dengan banyak kekejaman dan menyerukan pemerintah Mali untuk menuntut para pelaku.

Baca Juga : Wanita Manis yang Terlihat Lemah Lembut Ini Mempunyai Pekerjaan yang Tak Terduga

Baca Juga : Taufik, Sang Penyelamat 22 Turis Malaysia dari Longsor Air Terjun Tiu Kelep Ini Seorang Tulang Punggung Keluarga Sejak Kecil

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum

Baca Lainnya