Hidup Bergelimang Harta Sejak Kecil hingga Habiskan Rp5 Miliar per Tahun, Kenapa Julia Stakhiva Justru Tertekan?

Sabtu, 23 Maret 2019 | 14:33
Instagram/Julia Stakhiva

Julia Stakhiva.

Suar.ID -Ini adalah kisah tentang Julia Stakhiva, seorang perempuan berdarah Rusia yang hidup bergelimang harta sejak kecil.

Persoalannya, hidup kaya raya sejak kecil justru tidak membuatnya bahagia. Apa sebabnya?

Julia, yang kini 25 tahun, adalah perempuan yang sudah kaya sejak dia lahir.

Ayahnya adalah miliarder dengan bisnis besar di Rusia.

Baca Juga : Perjuangan TNI: Tidur di Ranting Pohon Hutan Papua untuk Hindari Binatang Buas

Dia membesarkan Julia dengan fasilitas mewah serta jatah uang bulanan yang tanpa batas.

Kabarnya, Julia sudah mulai memakai tas desainer terkenal sejak usianya baru 9 tahun.

Tak hanya itu, dia juga memiliki lemari fashion yang dipenuhi pakaian dari merek-merek mahal.

Jika ditotal, mengutip Daily Mail, nilai semua koleksi fashion Julia itu mencapai puluhan miliar.

Tak heran, Julia mengoleksi ratusan tas Louis Vouitton yang terkenal mahal.

Sejak lahir hingga kuliah, Julia menjalani gaya hidup jet-set tanpa rasa aneh.

Dia tidak sadar bahwa tak semua orang hidup beruntung seperti dirinya.

Memasuki masa kuliah, Julia hijrah ke London, Inggris. Di sana mengambil jurusan bisnis di sebuah universitas bergengsi di sana.

Untuk memenuhi hasrat belanjanya, di London di menyewa sebuah rumah mewah yang letaknya bersebelahan dengan toko fashion terkenal, Harrods.

Setelah kuliah, Julia baru menyadari bahwa dirinya beruntung dan istimewa karena kemampuan finansialnya adalah yang terbaik di kampus.

Baca Juga : BREAKING NEWS: Pasukan Demokratik Suriah Nyatakan ISIS Kalah!

Dia bisa dengan mudah membeli barang apa saja yang dia inginkan, mengendarai mobil terbaik dan berlibur ke negara-negara lain.

“Saya suka bepergian dan saya juga harus menginap di hotel terbaik yang ada di kota itu,”kata Julia.

“Orangtua saya tentu khawatir kalau saya menginap di hotel bintang tiga sementara harga pakaian dan jam tangan saya ratusan juta.”

Ini membuatnya mulai demam popularitas dan ingin hidup lebih mewah lagi.

Julia juga mulai kecanduan melakukan suntikan bibir, filler wajah, operasi pengecilan pipi, ekstensi bulu mata dan botoks.

Dia bahkan menjalani perawatan rambut yang menyakitkan dengan menyuntikkan produk di kulit kepala agar rambutnya terus berkilau.

Julia melakukannya setiap tahun dan telah menghabiskan lebih dari Rp5 miliar untuk semua itu.

Untuk memotong rambut saja, Julia akan terbang setiap bulan dari London ke Moskow.

Menurutnya, taka da salon yang sebaik salon favoritnya di Rusia itu.

“Setiap bulan, saya harus ke Moskow untuk merapikan rambut saya atau perawatan,” katanya.

Baca Juga : Seorang Guru Olahraga Mencabuli 7 Siswi SD saat Sedang Ganti Baju

“Saya akan memesan salon itu sehari penuh, semua pegawainya hanya melayani saya dan itu menyenangkan,” lanjutnya.

Julia juga merasa dia terlalu cantik untuk bekerja. Semua kebutuhan hidup mewahnya dibayar oleh orangtuanya.

Tapi bukan berarti Julia tidak merasa tertekan.

Ternyata dia juga merasakan banyak tekanan dalam hidup.

"Orang-orang banyak yang membenci saya. Mereka tidak suka karena saya terlahir kaya dan punya uang tanpa melakukan apa pun,” katanya.

Wanita ini juga menambahkan bahwa permintaan orangtuanya juga menjadi salah satu tekanan terbesar dalam hidupnya.

"Orangtuaku adalah pemberi tekanan terbesar di hidupku,” katanya, memprotes.

“Di satu sisi, mereka tidak berhenti menghujaniku dengan uang dan kekayaan. Di sisi lain, mereka punya banyak tuntutan untukku.”

Julia mengatakan bahwa orangtuanya mengharapkan dia untuk bisa melebihi mereka.

Mereka ingin Julia menjadi wanita yang cerdas, terlepajar, anggun dan sempurna.

Baca Juga : Wacana Fatwa Haram PUBG, MUI: Kalau Jadika Seseorang Pembunuh, Tentu Dilarang

"Aku akan mengambil bisnis keluarga suatu hari nanti dan akan penting bagiku untuk mempertahankan bisnis itu dan bisa melanjutkan keberhasilannya," pungkasnya.

Meski merasa tertekan, saat ini Julia sedang belajar untuk membuka lini bisnisnya sendiri di bidang desain kreatif dan pemasaran. (Intisari/Grid/Metro)

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad