Lebih Brutal dari Rian Jombang dan Robot Gedek, Selama 11 Tahun Pria Ini Minum Liur 72 Korbannya Sebelum Bunuh Mereka

Jumat, 22 Maret 2019 | 15:16
Tribun Jabar

Lebih Brutal dari Rian Jombang dan Robot Gedek, Pria Ini Minum Liur dan Bunuh Wanita Selama 11 Tahun

Suar.ID -Tahun 2008 silam, Indonesia digegerkan oleh kasus pembunuhan berantai Rian 'Jagal' Jombang.

Kasusnya membunuh dan memutilasi 11 korbannya membuat sosok Very Idham Henyansyah alias Rian Jombang menjadi sorotan penjuru Indonesia.

Selain membunuh dan memutilasi, ia juga mengubur sebagian tubuh korbannya di belakang rumahnya.

Sebelum itu publik tanah air sempat dibuat heboh juga pada tahun 1996 ketika Siswanto aliasRobot Gedekmembunuh dan memutilasi 12 orang anak dibawah umur yang sebelumnya disodomi oleh siRobot Gedek.

Sekarang Robot Gedek dan Ryan Jagal Jombang dicap sebagai pembunuh paling kejam di Indonesia.

Grid.ID
Grid.ID

Rian Jombang (kiri) dan Robot Gedek (kanan)

Namun sebelum 'era' mereka berdua ada satu orang pembunuh berantai yang dinobatkan benar-benar bengis di Indonesia, yakni Ahmad Suradji.

Baca Juga :Asyik Tidur Gadis 18 Tahun Ini Rasakan Sesuatu yang Lembut di Lehernya, Rupanya Ular Piton 3 Meter

Namanya terdengar asing ditelinga masyarakat Indonesia.

Ahmad Suradji lahir 10 Januari 1949, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Nama aslinya ialah Nasib dan kerap dipanggil Nasib Kelewang karena sering mencuri Lembu menggunakan Kelewang hingga akhirnya dipenjara.

Ketika bebas dari penjara baru Nasib menyandang nama Ahmad Suradji.

Dirinya kemudian mendapat julukkan baru 'Datuk' setelah ia menikahi tiga wanita kakak beradik kandung dan tinggal serumah dengan mereka hingga dikaruniai sembilan orang anak.

Kegilaannya dimulai pada tahun 1986.

Suatu malam saat Suradji tidur ia bermimpi didatangi mendiang ayahnya.

Dalam mimpi tersebut ayahnya yang dulu berprofesi sebagai dukun mewariskan sebuah ilmu sakti kepadanya.

Baca Juga :Keinginan Nenek 104 Tahun Ini Untuk Ditangkap Polisi Akhirnya Tercapai

Namun ada syarat untuk menguasai ilmu ini.

Suradji harus menumbalkan 72 nyawa wanita.

Bukan hanya itu, ia juga harus melakukan ritual meminum air liur korbannya yang hendak ditumbalkan.

Suradji yang sejak usia 12 tahun sangat terobsesi dengan ilmu perdukunan kemudian menggunakan kedok sebagai Dukun AS (Ahmad Suradji) untuk mempermulus aksinya.

Suradji kemudian segera melaksanakan syarat tersebut walau awalnya bimbang.

Satu persatu wanita ditumbalkan oleh Suradji, dibunuh secara keji.

Cara membunuhnya pun beragam tapi yang pasti ia selalu melakukan ritual menjijikkan sebelum menghabisi nyawa korbannya dengan meminum air liur dan mempreteli harta benda mereka.

Sebelas tahun sudah Suradji melakukan kegilaan biadab itu dan berhasil menyembunyikan segala perbuatannya dari masyarakat maupun pihak berwajib.

Hingga akhirnya tibalah suatu sore di tanggal 27 April 1997.

Desa Sei Semayang, Deli Serdang tempat Suradji tinggal mendadak gempar ketika ditemukan sosok mayat wanita tanpa busana di kebun tebu.

Warga kemudian berbondong-bondong datang untuk melihat mayat siapakah itu.

Baca Juga :Sedang Berpose Untuk Foto, Turis Wanita Ini Malah Tergulung Ombak di Nusa Lembongan, Bali

Keadaan semakin memanas ketika ada seorang wanita desa bernama Sri Kemala Dewi (21) hilang sejak tiga hari terakhir.

Benar saja, ternyata mayat itu adalah Sri Dewi.

Mendapati kasus tersebut, Kepolisian Mapolsek Sunggal segera menerjunkan para aparatnya untuk mengendus apa, siapa dan bagaimana mayat Dewi bisa sampai disitu.

Sebelum menghilang Dewi sempat dikabarkan bertengkar dengan suaminya, Tumin.

Orang tua Dewi dan warga menuding Tumin pelaku pembunuhan istrinya sendiri.

Polisi lantas menahan sementara Tumin untuk dimintai keterangan.

Polisi tidak serta merta langsung menetapkan Tumin sebagai tersangka dan masih melakukan penyelidikan karena beberapa tahun sebelumnya pernah ditemukan juga mayat wanita di ladang tebu.

Kasus sempat dihentikan karena tidak adanya bukti kuat.

Baca Juga :Diiming-imingi Mahar Tinggi, 7 Gadis Pontianak Rela Dinikahi Pria Asing dan Diboyong ke Luar Negeri, Tapi Tak Pernah Kembali

Akan tetapi secercah titik terang datang ketika seorang warga desa bernama Andreas berujar dirinya mengantarkan Dewi ke rumah dukun Ahmad Suradji untuk berkonsultasi dihari menghilangnya wanita itu.

Polisi kemudian menindaklanjuti laporan itu dan mendatangi rumah Suradji untuk menanyainya perihal Dewi.

Suradji mengakui bahwa Dewi memang datang ke rumahnya untuk berkonsultasi dan selepas maghrib wanita itu pulang ke rumahnya.

Tak cukup bukti untuk menangkap Suradji, kasus dihentikan.

Polisi tak menyerah, satu persatu laporan orang hilang mereka dalami beberapa tahun terakhir.

Nyatanya banyak orang dilaporkan hilang yang kebanyakan pasien Suradji.

Baca Juga :Seorang Gadis Mengklaim telah Diperkosa oleh 6 Teman Prianya saat 'Tidur'

Tak tunggu waktu lama polisi langsung menggerebek dan menggeldah rumah Suradji.

Disana mereka menemukan pakaian dan perhiasan wanita yang salah satunya milik Dewi.

Suradji dan ketiga istrinya kemudian dibekuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Grid.ID
Grid.ID

Ahmad Suradji ketika divonis hukuman mati

Lewat proses interogasi panjang, Suradji mengaku dirinya memang membunuh Dewi, didesak lagi oleh polisi ia mengakui sudah membunuh 16 wanita, didesak lagi Suradji berujar dia sudah menghabisi nyawa 42 orang wanita!

Dalam aksi koboinya membunuh para wanita itu, Suradji dibantu oleh salah satu istrinya yang bernama Tumini.

Dalam pengadilan, Suradji dijatuhi vonis hukuman mati dan Tumini divonis penjara seumur hidup.

10 Juli 2008 pukul 22.00, eksekusi mati dilakukan oleh pihak berwenang.

Tiga buah peluru dilesakkan ke dada Suradji, mengakhiri riwayat pembunuh paling bengis di Indonesia saat itu.(Seto Aji)

Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judulLebih Bengis dari Ryan Jombang dan Robot Gedek, Pria ini Jadi Pembunuh Berantai Selama 11 Tahun

Editor : Nieko Octavi Septiana

Baca Lainnya