Suar.ID – Seorang wanita yang tidak disebutkan namanya mengalami kondisi serius dan harus dilarikan ke rumah sakit setelah melakukan hubungan seks dengan suaminya.
Perempuan berusia 31 tahun ini didiagnosis menderita anafilaksis, yakni alergi tubuh yang parah yang dapat mengancam jiwa.
Padahal, sebelumnya perempuan itu tidak minum obat apa pun dan belum makan makanan tidak biasa yang mungkin memicu reaksi.
Tetapi ketika ditelusuri, pasangannya ternyata baru saja mengonsumsi antibiotik amoksisilin untuk infeksi telinga. Amoksisilin berhubungan dengan penisilin, dan perempuan itu kemudian memberi tahu dokter bahwa dia menderita alergi penisilin.
Baca Juga : Meletus Lagi, Gunung Agung di Bali Semburkan Asap hingga 1.000 Meter
Baca Juga : Gisella Anastasia Minder Karena Berstatus Janda Saat Bertemu Ibunda Wijin, Ternyata Begini Responnya
Dalam laporannya di jurnal BMJ Case Reports, para penulis mengatakan kemungkinan reaksi alergi perempuan itu dipicu oleh amoksisilin yang terkonsentrasi di air mani pasangannya, yang terpapar padanya selama seks oral.
Susana Almenara, co-author laporan itu, mengatakan itu adalah pertama kalinya pihaknya berurusan dengan kasus alergi akibat hubungan seksual.
Beberapa hari kemudian, ketika perempuan yang tidak disebutkan namanya ini berbicara dengan dokter keluarganya, para dokter menyatukan bahwa reaksi itu terkait dengan hubungan seksual, kata Almenara.
Ketika wanita itu datang ke rumah sakit, dia hanya dirawat karena reaksi alergi. Alergi terhadap cairan semen (cairan yang membawa sperma) jarang terjadi, tetapi telah dilaporkan sebelumnya.
Dalam beberapa kasus, orang alergi terhadap protein dalam air mani pria. Tetapi dalam kasus lain, mereka tampaknya alergi terhadap obat yang dikonsumsi pria yang telah menemukan jalan mereka ke dalam cairan mani pria itu.
Ada beberapa penelitian tentang berapa banyak obat terakumulasi dalam air mani pria. Tapi, secara teori, amoksisilin dapat menjadi sangat terkonsentrasi dalam air mani, menurut penulis.
Ini adalah kasus anafilaksis yang pertama kali dilaporkan kemungkinan dipicu oleh amoksisilin dalam air mani pasangan, kata mereka.
Perempuan itu diberi obat untuk mengobati reaksi alergi, termasuk epinefrin. Masalah pernapasannya berangsur membaik dalam 6 jam.
Satu minggu kemudian, perempuan tersebut pulih sepenuhnya, kata laporan itu.
Baca Juga : Seperti Ini Penampakan Ketua Umum PPP Romahurmuziy Usai Ditangkap KPK
Baca Juga : Hari Terkelam di Selandia Baru, Korban Tewas Penembakan Massal di Masjid Kota Christchurch Jadi 49 Orang
Wanita itu dijadwalkan untuk janji temu lanjut untuk menyelidiki reaksi alergi lebih lanjut. Sayangnya, dia tidak datang untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Hal ini membuat pera penulis tidak dapat membuktikan secara definitif bahwa air mani yang mengandung amoksisilin adalah penyebab reaksinya. Meski begitu, hingga saat ini, itu merupakan satu-satunya alasan yang tampaknya paling mungkin.
Lebih lanjut, para penulis juga menemukan beberapa diskusi di forum internet yang membicarakan kekhawatiran tentang alergi serupa. Banyak orang berpikir mereka mungkin memiliki reaksi alergi terhadap obat-obatan dalam air mani pasangan mereka.
"Kami berpikir bahwa sebagai dokter, penting untuk mewaspadai fenomena ini ... untuk menginformasikan dan mencegah kemungkinan reaksi serius pada pasien yang peka," catat para penulis dikutip dari Live Science, Selasa (12/03/2019).
Untuk mencegah reaksi alergi, para penulis juga merekomendasikan penggunaan kondom saat berhubungan seks. Apalagi jika salah satu pasangan menggunakan obat yang merupakan alergen pasangannya.
(Resa Eka Ayu Sartika/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alergi Air Mani, Wanita Ini Kesulitan Bernapas Setelah Hubungan Seks
Baca Juga : Kondisi Seniman Asal Padang dan Anaknya yang Turut Jadi Korban Aksi Penembakan di Masjid di Selandia Baru
Baca Juga : Gisella Anastasia Minder Karena Berstatus Janda Saat Bertemu Ibunda Wijin, Ternyata Begini Responnya