Diperkosa Pacar Neneknya hingga Hamil, Gadis 11 Tahun Ditolak Lakukan Aborsi

Minggu, 03 Maret 2019 | 10:40
Tribunnews.com

Ilustrasi Pemerkosaan

Suar.ID – Seorang gadis berusia 11 tahun yang hamil di Argentina harus menjalani operasi caesar setelah permintaanya untuk melakukan aborsi ditolak.

Gadis yang tidak disebutkan namanya ini harus menunggu selama lima minggu sebelumnya untuk menunggu kepastian atas janin yang dikandungnya.

Akhirnya, dokter melakukan oeprasi caesar dengan alasan terlalu berisiko untuk melakukan aborsi.

Dikutip dari BBC (28/2/2019), gadis tersebut hamil setelah diperkosa oleh pria tua berusia 65 tahun yang merupakan pacar neneknya.

Baca Juga : Perjuangan Rina Muharrami Selesaikan Skripsi, Sidang dalam Kondisi Sakit, Saat Wisuda Digantikan Sang Ayah

Baca Juga : Reaksi Gading Marten dan Gisella Anastasia Saat Ditanya Seandainya Mantan Pasangan Menikah Lagi

Media setempat melaporkan, gadis itu sejak awal ingin mengakhiri kehamilanya.

"Saya ingin benda yang diletakkan pria tua itu di perut saya dikeluarkan," katanya kepada para pejabat setempat seperti dikutip dari BBC.

Aborsi sendiri memang legal di Argentina dalam kasus pemerkosaan atau jika kesehatan ibu dalam bahaya.

Guilherme Yagui/Flickr

Ilustrasi pemerkosaan

Tetapi, dalam kasus gadis 11 tahun tersebut ketidakjelasan siapa yang menjadi wali hukumnya membuatnya kesulitan.

Baca Juga : Membaca Karakter Reino Barack Lewat Tulisan Tangan, Luna Maya Disebut Beruntung Tak Jadi Nikah Dengannya

Ibu kandung gadis itu sendiri setuju dengan keputusan aborsi, tetapi karena gadis itu tinggal dan dirawat oleh neneknya, persetujuan sang ibu dinilai tidak cukup.

Masalah lain muncul karena sang nenek telah hilang hak perwaliannya atas gadis itu lantaran tinggal bersama pemerkosa.

Persetujuan untuk melakukan aborsi dari sang nenek, dianggap juga tidak sah.

Ketika masalah itu akhirnya selesai, usia kehamilan gadis itu telah memasuki minggu ke-23.

Hal tersebut diperumit ketika sejumlah dokter di rumah sakit setempat menolak untuk melakukan prosedur aborsi.

Otoritas kesehatan di negara bagian utara Tucuman, Argentina, menginstruksikan direktur rumah sakit untuk mengikuti keputusan hakim keluarga dan untuk melaksanakan "prosedur yang diperlukan guna menyelamatkan kedua nyawa."

Para dokter yang melakukan bedah caesar mengatakan mereka melakukannya bukan karena instruksi untuk "menyelamatkan kedua nyawa" tetapi karena aborsi akan terlalu berisiko.

Tetapi kelompok hak asasi manusia Andhes menyalahkan otoritas kesehatan negara bagian Tucuman, dan kelompok pro-pilihan, dengan mengatakan bahwa apa yang terjadi pada gadis itu sama dengan "penyiksaan".

Mereka telah berkampanye untuk melonggarkan undang-undang anti-aborsi selama bertahun-tahun.

Baca Juga : Membaca Karakter Reino Barack Lewat Tulisan Tangan, Luna Maya Disebut Beruntung Tak Jadi Nikah Dengannya

Baca Juga : Beredar Petisi yang Mengecam 'Harimau vs Manusia', Pemilik Kebun Binatang Malah Berkata 'Harimau Suka'

Tag

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum

Sumber BBC