Perjuangan Rina Muharrami Selesaikan Skripsi, Sidang dalam Kondisi Sakit, Saat Wisuda Digantikan Sang Ayah

Minggu, 03 Maret 2019 | 10:04
(Capture Instagram UIN Ar-Raniry)

Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr Warul Walidin, memeluk ayahanda almarhumah Rina Muharrami, pada acara wisuda di kampus tersebut, Rabu (27/2/2019).

Suar.ID – Bukhari sempat mematung saat memasuki arena wisuda putrinya Rina Muharrami di Auditorium Prof Ali Hasjmy di Kampus UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, pada Rabu (27/2/2019) lalu.

Bukhari tak kuasa melihat teman-teman Rina begitu suka cita dengan pakaian terbaik mereka, dan didampingi oleh keluarganya.

Sementara putrinya, tak bisa menghadiri wisuda hasil jerih payahnya selama bertahun-tahun menimba ilmu untuk dapat gelar sarjana karena telah meninggal dunia.

Tetapi, akhirnya dengan langkah gontai, Bukhari maju ke atas panggung dan berjalan tegar untuk menerima ijazah almarhum anaknya.

Baca Juga : Reaksi Gading Marten dan Gisella Anastasia Saat Ditanya Seandainya Mantan Pasangan Menikah Lagi

Baca Juga : Sunarti Penderita Obesitas Berbobot 148 Kg Meninggal Dunia, Sebelumnya Sudah Lakukan Operasi Bedah Lambung

Cerita Bukhari yang menggantikan anaknya saat wisuda tersebut menjadi viral di media sosial menyentuh siapa hati siapa saja yang melihat videonya.

Di balik itu, Rina sang putri, rupanya juga menjalani perjuangan tak kalah berat ketika dalam keadaan sakit tetap bertekad untuk menyelesaikan skripsinya.

Berikut kisahnya seperti diulas dalam Kompas.com (2/3/2019).

Humas UIN - AR-RANIRY

BUKHARI (kiri), ayah almarhumah Rina Muharrami saat menerima ijazah anaknya dari Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Warul Walidin, pada wisuda lulusan universitas itu di Auditorium Prof Ali Hasjmy, Darussalam, Banda Aceh, Rabu (27/2).

Rina Muharrami, adalah mahasiswi Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Ia meninggal dunia setelah menyelesaikan tugas akhirnya karena sakit tifus.

Saat proses penelitian dan pembuatan skripsinya, putri sulung pasangan Nurbayaini (50) dan Bukhori (65) tersebut terserang gejala tifus.

Meski begitu, ia tetap bertekad menyelesaikan skripsinya.

“Mungkin dia ingin membuktikan keberhasilannya kepada kami orangtua yang telah susah payah membimbingnya sejak kecil. Walaupun dalam keadaan sakit dia tetap mengerjakan skripsi, kalau tidak sanggup dia bawa motor ke kampus. Dia ajak adiknya untuk antar,” ungkap Bukhori.

Sehari sebelum sidang skripsi pada Rabu (23/1/2019), Rina sempat meminta izin kepada dosen pembimbingnya melalui pesan WhatsApp tidak mengikuti sidang lantaran sakit.

“Rina minta maaf tidak dapat ikut sidang besok karena sakit, lalu saya balas kepada Rina mohon diusahakan kalau besok sehat agar dapat mengikuti sidang skripsi ke kampus. Yang penting datang saja dulu, nanti saya kondisikan dan beri tahu ke temanmu bahwa kamu sakit,” kata Dr. Sri Suyanta, M.Ag, dosen pembimbing Rina Muharrami saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/3/2019).

Dosen pembimbing tersebut baru mengetahui bahwa Rina sakit tifus sehari menjelang sidang skripsi yang telah ditentukan pihak fakultas pada Kamis 24 Januari.

Tetapi, Rina akhirnya memutuskan untuk datang pada sidang skripsi setelah pihak rumah sakit memberitahunya bahwa ia tak harus menjalani rawat inap.

Ia kemudian memberi tahu sang dosen bahwa tak harus menjalani rawat inap.

Saya tanya ke Rina bagaimana kondisi sakitnya. Rina bilang, tidak rawat inap dan hari ini juga bisa pulang karena sudah sembuh," ujar Sri.

"Nah 'berarti besok kamu bisa ikut sidang kan', saya tanya. Rina menjawab, 'Insya Allah Pak'. Lalu saya beri motivasi lagi agar Rina tetap semangat untuk mengikuti sidang besok,” kisah Sri.

Pada Kamis (24/1/2019), Rina pun datang satu jam lebih awal untuk menghadiri sidang skripsinya.

Selama sidang berlangsung, Rina sempat beberapa kali ditegur oleh dosen penguji lantaran pandangannya sering kosong.

“Karena tatapannya sering kosong, Rina sempat beberapa kali ditegur penguji, tapi saat ditanya dia mampu menjawab. Setelah dia ikut sidang, pukul 16.00 WIB, saya keluar. Saya lihat dia masih di depan ruangan menunggu kawannya yang lain selesai sidang," katanya Sri.

Meski begitu, menurut Sri Suyanta, Rina mampu mempresentasi laporan skripsi dan menjawab pertanyaan penguji dengan baik tanpa ada kendala.

Baca Juga : 10 Foto yang Menunjukkan Keberuntungan dalam Keadaan yang Membahayakan

Baca Juga : Begini Tanggapan Sandiaga Uno ketika Tahu Ada Keluarganya yang Malah Dukung Jokowi

Namun sayang, usai menjalai sidang skripsi, kondisi kesehatan Rina menurun drastis.

Pihak Rumah Sakit Meraxa di Banda Aceh menyatakan Rina Muharam meninggal dunia pada 5 Februari 2019.

(KOMPAS.com/RAJA UMAR)

Nurbayaini (50) dan Bukhari (65), orang tua almarhumah Rina Muharami mahasiswi UIN yang diwakili ayahnya saat mengikuti Wisuda di gedung Auditorium Ali Hasyimi, UIN Ar?Raniry Banda Aceh.

Alhasil, sang ayah lah yang menggantikan Rina untuk menerima ijazah hasil belajarnya selama empat tahun di UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.

Kesedihan tentu dirasakan oleh Bukhori dan Nurbayaini.

“Saat Rina meninggal saya hanya sedih saja, tapi kemarin saya tidak sanggup menahan air mata karena melihat suasana mahasiswa lain yang didampingi orang tua mereka," ujarnya saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Desa Cot Rumpun, Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar, Kamis (28/2/2019).

Meski begitu, Bukhori menggap prosesi wisuda putrinya yang ia gantikan adalah kebanggaan untuk Rina.

"Mungkin inilah kebanggaan yang terakhir dapat saya persembahkan untuk almarhumah untuk ikut menggantikan saat wisuda dan ijazahnya akan menjadi kenang-kenangan bagi kami keluarga untuk selamanya," tambahnya.

Baca Juga : Ditinggal Nikah Reino Barack, Luna Maya Dapat Kode Direstui Oleh Keluarga Faisal Nasimuddin Pengusaha Kaya Malaysia

Baca Juga : Transformasi Wajah Syahrini yang Tak Terduga, Sejak Masih Unyu-unyu Hingga Cantik Bak Princes

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum

Sumber : kompas, Serambi News

Baca Lainnya